Proses seleksi penerimaan CPNS Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) RI telah selesai diselenggarakan. Selama bulan Agustus sampai Desember 2017, Biro Sumber Daya Manusia, Deputi Administrasi Aparatur, Kemensetneg telah berhasil menyeleksi 175 CPNS dari 8000 lebih pelamar. Proses seleksi melalui beberapa tahap, di antaranya tahap verifikasi administrasi, tes kompetensi dasar, dan tes kemampuan bidang (bahasa Inggris dan wawancara).
Melihat proses seleksi CPNS Kemensetneg tahun lalu, Andri Kurniawan, Kepala Biro Sumber Daya Manusia (SDM), Deputi Bidang Administrasi Aparatur, mengatakan bahwa ada beberapa inovasi dalam penerimaan CPNS Kemensetneg.
“Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan CAT (Computer Assisted Test) kali ini sudah dilakukan secara mandiri. Tidak lagi bergantung pada pelaksanaan CAT Badan Kepegawaian Negara (BKN)”, jelas Andri. Andri juga menilai Kemensetneg sudah siap dengan sarana dan prasarana yang diperlukan. Dengan bekerja sama dengan BKN dan pihak internal, Biro Informasi dan Teknologi dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), Kemensetneg berhasil menyelenggarakan tes CAT selama kurang lebih sembilan hari. Sinergi ini meliputi pengelolaan soal tes, pengadaan alat dan teknologi, dan pemantauan jaringan saat tes berlangsung.
175 CPNS Kemensetneg kini dalam proses masa prajabatan. Selama satu tahun kedepan, CPNS Kemensetneg akan menjalani serangkaian pendidikan dan pelatihan sebelum diangkat sepenuhnya menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Selama satu tahun, adik-adik baru kita ini akan diberikan diklat yang terintegrasi, memadukan substansi materi dan metodologi yang mendorong mereka untuk lebih aktif dalam berinovasi,” tutur Muharromi, Kepala Subbagian Mutasi Jabatan, Biro SDM Kemensetneg. Metodologi yang digunakan dipastikan dapat menciptakan situasi belajar two ways communication dan menjadikan para CPNS menjadi active learner. Saat acara penyerahan Surat Keputusan (SK) pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Selasa 27 Februari 2017 lalu, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, memberikan arahan agar CPNS Kemensetneg 2018 mempersiapkan dirinya untuk lebih kompetitif dengan terus belajar.
Di masa prajabatan ini, para CPNS 2018 akan dibekali materi seperti wawasan kebangsaan dan peningkatan kompetensi teknis bidang. “Walaupun masa prajabatan ini hanya satu tahun, pihak SDM berusaha untuk memfasilitasi CPNS dalam mengembangkan diri”, Romi menjelaskan.
Berbeda dengan prajabatan sebelumnya, CPNS Kemensetneg untuk pertama kali mendapatkan Program On Boarding. Program Pengenalan Kelembagaan ini didesain untuk memfasilitasi CPNS agar dapat mengenal Kemensetneg secara keseluruhan, mulai dari tugas dan fungsi kementerian, fasilitas, sampai dengan prosedur surat menyurat.
Selain itu, CPNS 2018 juga akan diikutsertakan dalam ujian kompetensi bahasa Inggris berbasis pemerintahan atau yang dikenal sebagai EPTIGO (English Profiency Test in Government Organization). EPTIGO sendiri merupakan ujian bahasa Inggris yang disusun oleh Pusdiklat Kemensetneg RI untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris kandidat dalam konteks pemerintahan.
Dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0, Andri Kurniawan juga menyebutkan bahwa CPNS 2018 menghadapi beberapa tantangan. “Berbeda dari tahun sebelumnya, CPNS saat ini harus mampu berinovasi dan bekerja dinamis. Prinsip kerja business as usual harus segera ditinggal,” tutur Andri. Dengan kata lain, CPNS Kemensetneg sekarang dituntut untuk mengembangkan potensi lebih jauh lagi dan memiliki pola pikir yang progresif.
Dengan inovasi-inovasi pelatihan pada masa prajabatan, CPNS Kemensetneg diminta menjadi ASN yang smart dalam membuat terobosan baru, bukan hanya sebatas bekerja keras saja. “Mengingat tujuan nasional Smart ASN yang disampaikan Mensesneg, adik-adik CPNS dituntut untuk berinovasi, berkolaborasi dalam kerja tim, memiliki jaringan yang luas, dan mampu beradaptasi dalam perkembangan dunia digital dan informasi,” jelas Andri. Oleh sebab itu, CPNS 2018 dapat menjadi agen perubahan di lingkungan Kemensetneg RI dan dapat menularkan semangat pembaharuan kepada ASN yang sudah ada. (WKA/SLR-Humas Kemensetneg)