Gali Potensi Diri, Pusdiklat Kemensetneg Adakan Serial Lecture Bertema Coaching

 
bagikan berita ke :

Kamis, 01 Agustus 2019
Di baca 8060 kali

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Sekretariat Negara (Pusdiklat Kemensetneg) kembali menyelenggarakan serial lecture bertajuk “Leader as a Coach” bersama Al Falaq Arsendatama dari Coaching Indonesia, Kamis (1/8).

Serial lecture diselenggarakan di Aula Serbaguna Gedung Kemensetneg, Ahmad Taufik selaku moderator membuka serial lecture ke enam belas ini dilanjut dengan sambutan dari Kepala Pusdiklat Kemensetneg, Samidi Fahrudin.

“Bapak Ibu sekalian pada pagi hari ini kita undang narasumber yang luar biasa beserta timnya, nanti tidak hanya bagaimana seseorang itu menjadi coach tapi juga ada beberapa praktek yang juga kira-kira bisa diterapkan oleh Bapak Ibu ketika nanti kembali ke unit kerja, menjadi pimpinan itu tidak mudah sehingga kepemimpinan kita dalam kondisi apapun, dalam kondisi tertekan, dalam kondisi sedih pun kita harus tetap memberikan semangat kepada bawahannya untuk berkinerja,” ujar Samidi membuka acara.

Al Falaq memulai serial lecture dengan menjelaskan apa arti coaching itu sendiri. “ICF (International Coach Federation) mendefinisikan coaching sebagai hubungan kemitraan melalui komunikasi kreatif yang ditujukan untuk memaksimalkan potensi seseorang dalam proses pencapaian tujuan,” ujar Al, sapaan akrabnya.


Al kembali menjelaskan mengapa coaching dibutuhkan. “Coaching dilakukan bukan ketika ada masalah saja, tapi fokusnya pada pencapaian goal serta membuka ruang untuk memunculkan ide-ide baru yang melibatkan proses bertahap, monitoring, dan feedback untuk mencapai suatu hasil,” lanjut Al.

Disela acara, Al kerap mengajak rekannya untuk menghibur dengan memberikan aksi ilusi dan sulap sebelum memulai kembali paparan dengan memberikan penjelasan tentang perbedaan Coaching, Directing, Mentoring dan Consulting. “Directing itu memberikan arahan atau petunjuk secara jelas, directing diberikan untuk menyelesaikan masalah darurat yang membutuhkan keputusan cepat serta memberi petunjuk untuk penyelesaian tugas yang sifatnya baru sehingga menetapkan arahan bisnis atau organisasi,” imbuh Al.


Beda lagi dengan mentoring, jika directing memberikan arahan, mentoring diberikan ketika mendampingi seseorang yang sedang mempelajari pengetahuan dan skill baru serta berbagi pengalaman dan best practice dan memberikan saran atau feedback untuk pembelajaran. “Jadi mentoring itu mengajari sedangkan coaching itu memfasilitasi karena coaching diberikan untuk mengembangkan potensi orang lain, mengidentifikasi peluang baru, memfasilitasi perubahan perilaku, menyelesaikan masalah yang membutuhkan eksplorasi sampai dengan membuat strategi bersama,” terang Al.

Tidak butuh lama seseorang melakukan coaching, Al menjelaskan sekitar 30 sampai 40 menit percakapan ketika coaching. “Dalam coaching mengenal iGrow, yaitu intention, goal, reality, options and will or way forward, alur iGrow ialah intensi coaching untuk membantu coachee berkembang, sehingga ada sesi coaching yang obyektif untuk mempetakan realita saat ini dengan kondisi ideal yang membuka ruang untuk memunculkan ide-ide perubahan yang menghasilkan action plan,” ujar Al.

Serial lecture ini berjalan sangat interaktif dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan audiens serta latihan dengan melakukan percakapan coaching antar audiens dan ditutup dengan tarian iGrow yang dipandu oleh rekan sejawat Al. (ART, Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0