“Kalau anda bisa memanfaatkan native digital anda, be creative, be innovative, you have the freedom to think, you have the freedom to design apa yang lebih baik untuk kami, untuk kita. Mari ciptakan lompatan besar di Kementerian ini. Kami semua bekerja dan berusaha keras untuk memberikan ruang belajar ke anda,” ucap Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno setelah melantik 116 Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) dan Sekretariat Kabinet (Setkab) di Aula Serbaguna Gedung III Kemensetneg, Rabu (5/2). Para PNS baru tersebut merupakan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Tahun Pengadaan 2018 dan telah menjalani Pelatihan Dasar (Latsar) selama kurang lebih setahun.
Berjanji untuk mengabdi kepada bangsa dan negara, sebanyak 82 PNS Kemensetneg dan 34 PNS Setkab didampingi Rohaniwan mengucap sumpah PNS dengan khidmat dilanjutkan dengan penandatanganan Berita Acara Sumpah PNS yang diwakili Felicia Joe sebagai PNS Kemensetneg dan Faqih Addien Al-Haq sebagai PNS Setkab. Sesuai Keputusan Mensesneg Nomor 20 Tahun 2020, terhitung mulai tanggal 1 Februari 2020, PNS baru berhak atas penghasilan yang sah berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Ibu kota baru merupakan jawaban terhadap transformasi cara kerja baru sekaligus solusi terhadap fenomena kemacetan Jakarta sehari-hari, Pratikno menjamin di ibu kota baru nanti tidak akan ditemui kemacetan. Dengan mengupayakan sistem pembangunan yang baik, Mensesneg menyampaikan upaya pemerintah menciptakan working distance dengan mengatur jarak dan waktu yang cukup singkat berkendara menuju tempat kerja. Selain itu pemerintah juga menargetkan zero accident tanpa cross traffic dan zero emission yang mendukung udara selalu bersih di ibu kota baru nantinya.
Mensesneg menekankan ibu kota baru bukan semata-mata memindahkan kantor pemerintahan. Ibu kota baru adalah transformasi besar-besaran dan transformasi cara hidup. “Karena kita ingin menjadikan ini soul. Soul sebuah kultur baru, soul sebuah teknologi baru, soul sebuah cara kerja baru for the world. Jadi, kita ingin ibu kota baru itu menjawab permasalahan dunia dan kita ingin menjadi tren. Sebuah kerja yang sangat tren yang tentu saja bukan hanya sebuah kota baru yang kita bangun tetapi cara baru untuk membangun kota itu. Bukan hanya cara baru untuk membangun kota tetapi juga cara baru kita bekerja,” ujarnya.
Selain itu, Pratikno menyampaikan bahwa ibu kota baru nantinya diharapkan dapat membawa transformasi ekonomi dengan tidak lagi melanjutkan ekonomi berbasis komoditi melainkan membangun ekonomi berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, innovation, creativity. Hal tersebut ia tegaskan sesuai arahan Presiden, bahwa kepindahan ibu kota tidak hanya pindah lokasi tetapi pindah cara kerja yang lebih baik, pindah kultur hidup yang lebih baik, pindah cara hidup yang lebih baik, yang lebih sehat, dan lebih happy.
Mengembangkan cara kerja baru, Mensesneg menghimbau kembali agar pegawai berupaya menyederhanakan cara kerja dengan menerapkan deregulasi, debirokratisasi, dan automatisasi berbasis teknologi dan artificial intelligence. Ia berpesan kepada para PNS baru sebagai native digital generation dan tamu undangan yang hadir bahwa indikator kehebatan bekerja harus diubah karena creativity tidak akan tercipta tanpa happiness.
“Yang membuat kita survive menghadapi tantangan zaman bukan karena kita menguasai konten tetapi karena kita punya karakter dan tools untuk belajar,” pungkas Pratikno. (DEW-Humas Kemensetneg)