Sepuluh tahun bukanlah waktu yang cukup panjang mengurai berbagai permasalahan bangsa. Dalam pidato Presiden Joko Widodo menyadari bahwa sebagai pribadi yang jauh dari sempurna, sangat mungkin ada kealpaan dari langkah dan kebijakan yang diputuskan.
“Saya dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin mohon maaf. Mohon maaf untuk setiap hati yang mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang mungkin belum bisa terwujud, untuk setiap cita-cita yang mungkin belum bisa tergapai. Sekali lagi, kami mohon maaf. Ini adalah yang terbaik yang bisa kami upayakan bagi rakyat Indonesia, bagi bangsa dan negara Indonesia,” ucap Presiden Jokowi.
Mengenai hasil yang dicapai pemerintah hingga saat ini, belum sepenuhnya tuntas pada hasil akhir dan belum sepenuhnya sesuai dengan harapan bersama. Namun, Presiden yakin dan percaya dengan persatuan dan kerja sama yang dilakukan serta dengan keberlanjutan yang terjaga, Indonesia sebagai negara yang kuat akan mampu melompat dan menggapai cita-cita Indonesia Emas 2045.
Sebelum mengakhiri pidatonya, pada 20 Oktober 2024 mendatang, Presiden Joko Widodo meminta izin akan menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan dan menyerahkan harapan serta cita-cita masyarakat Indonesia, kepada Presiden Indonesia Terpilih Prabowo Subianto untuk dilanjutkan.
“Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa memberikan petunjuk dan kemudahan bagi bangsa Indonesia dalam kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto pada pemerintahan periode mendatang,” pungkas Presiden RI Joko Widodo. (Humas Kemensetneg)