Jaga Kerukunan Bangsa dengan Moderasi Beragama

 
bagikan berita ke :

Kamis, 25 Februari 2021
Di baca 773 kali

Jakarta, wapresri.go.id – Keberagaman  yang dimiliki Indonesia menjadi sebuah kekayaan budaya yang menjadi kekuatan bangsa. Namun, tidak jarang terdapat sejumlah upaya untuk memecah belah persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia. Untuk itu, pemerintah menggunakan moderasi beragama sebagai langkah dalam menjaga kerukunan bangsa.

 

“Saya menganggap bahwa model kita Indonesia itu model yang terbaik di dunia dan bisa menjadi contoh. Kita sudah mempunyai modal kerukunan yang dibangun oleh para pendiri bangsa melalui suatu kesepakatan nasional,” ucap Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin ketika diwawancara dalam program “KBR Prime” melalui konferensi video di Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro No. 2 Jakarta Pusat, Kamis (25/02/2021).

 

Lebih jauh Wapres menjelaskan, pemerintah mengupayakan Islam moderat bagi semua kalangan sebagai langkah strategis untuk mendorong narasi kerukunan, khususnya bagi kaum muda.

 

“Kita terus menggaungkan Islam moderat itu atau Islam wasathiyah itu, yang sekarang semua sedang mengembangkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” ungkap Wapres

 

Selain itu, Wapres menambahkan, pemerintah juga berupaya untuk terus menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), khususnya menjaga harmonisasi di dalam kerukunan antar umat beragama.

 

“Menurut saya kita sudah sepakat bahwa kita ini bersama-sama dalam NKRI dasarnya Pancasila, karena itu kita harus menjaga harmoni. Harmoni itu dijaga,” kata Wapres.

 

Di sisi lain, Wapres mengungkapkan bahwa adanya Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dibuat untuk mengawal keberlangsungan kehidupan masyarakat di tengah keberagaman.

 

“Sehingga setiap kemungkinan terjadinya konflik agama, baik di tingkat provinsi maupun di tingkat kabupaten/kota sudah bisa dicegah, diantisipasi sedini mungkin oleh forum ini,” pesan Wapres.

 

Lebih lanjut, Wapres berpendapat bahwa masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan kerukunan dalam keberagaman. Hal ini itunjukkan dengan keberadaan suku Baduy di Banten dan Candi Borobudur sebagai tempat ibadah umat Budha di Magelang, Jawa Tengah, yang hidup berdampingan dengan damai bersama mayoritas masyarakat muslim di sekitarnya.

 

“Di dalam tatanan kehidupan masyarakat kita melihat masyarakat itu juga sudah menjalankan upaya kerukunan. Ini perilaku masyarakat sendiri. Nah, ini terjaga dengan baik dan mereka tidak terganggu. Ini yang kita miliki selama ini,” jelas Wapres.

 

Namun, Wapres tidak memungkiri kalau terdapat beberapa oknum yang terpapar paham radikalisme yang mencoba untuk memberikan pengaruh. Tetapi pemerintah berusaha menangkal hal tersebut melalui pendekatan yang humanis.

 

“Tidak bisa dipungkiri ada kelompok-kelompok kecil yang terpengaruh oleh paham radikalisme yang dari luar yang mencoba mempengaruhi di sini. Itulah yang kemudian kita tangkal itu, dengan cara kita mengembangkan kontra radikalisme untuk mencegah dan juga deradikalisasi,” ujar Wapres.

 

Wapres meyakini Indonesia merupakan negara dengan tingkat toleransi paling tinggi dibandingkan negara lain karena adanya nilai Pancasila sebagai landasan yang kuat untuk berkehidupan, berbangsa, dan bernegara.

 

“Kekayaan kita, pranata kita, perilaku masyarakat, landasan kenegaraan yang kuat ini modal dasar yang kita miliki dalam kehidupan kita,” ucap Wapres. (DAS/SK – BPMI, Setwapres)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           1