Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Setya Utama memaparkan penjelasan terkait kesiapan venue, rangkaian acara, dan kesiapan transportasi yang akan digunakan selama KTT ke-43 ASEAN berlangsung pada 5 hingga 7 September 2023 mendatang.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Kemensetneg dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) Road to KTT ASEAN yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di Ruang Serbaguna, Gedung Utama, Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat pada Jumat (25/8).
Pada perbincangan yang disiarkan secara live melalui Youtube FMB9, mengusung tema "Persiapan Transportasi dan Venue Rangkaian KTT ke-43 ASEAN". Seskemensetneg menyebutkan, selain acara utama, akan ada rangkaian acara lainnya yang akan diadakan sebelum dan sesudah acara utama berlangsung.
Lebih lanjut ia merinci rangkaian acara, yaitu The 23rd ASEAN Economic Community Council Meeting akan digelar pada 2 - 3 September, ASEAN Senior Officials' Meeting/SOM pada 3 September, ASEAN Foreign Ministers' Meeting/APSC Council Meeting/ASEAN Coordinating Council Meeting pada 4 September, kemudian ada juga flagship dan side event lainnya, hingga program untuk para pasangan yang mendampingi para pemimpin ASEAN yang hadir.
Mengenai persiapan venue, Setya menyampaikan bahwa persiapan infrastruktur pendukung sudah dimulai ketika Indonesia memegang Keketuaan ASEAN sejak Oktober 2022. Persiapan ini meliputi berbagai detail mulai dari aspek teknis hingga estetika.
“Lokasi utama KTT akan berfokus di Jakarta Convention Center (JCC), dengan dua lokasi utama lainnya yakni Hutan Kota GBK untuk acara Gala Dinner pada 6 September. Selain itu, ada program untuk para pasangan delegasi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII),” ujat Setya Utama.
Sebagai bagian dari persiapan ini, Indonesia juga akan menunjukkan kemajuan teknologinya dalam bidang transportasi dengan menyiapkan kendaraan-kendaraan listrik yang akan digunakan oleh para pemimpin dari delegasi negara maupun organisasi yang akan hadir.
"Kita akan menggunakan sejumlah mobil listrik untuk para pemimpin dan delegasi lainnya. Ini adalah langkah penting dalam menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia tidak hanya memiliki infrastruktur yang canggih tapi juga berkomitmen pada transformasi kendaraan berkelanjutan,” kata Setya Utama.
Namun, transformasi ini tidak hanya terbatas pada mobil listrik. Indonesia juga mengintegrasikan Mass Rapid Transit/Moda Raya Terpadu (MRT) dalam mobilitas delegasi.
“Delegasi juga akan menggunakan MRT untuk mengakses lokasi penting seperti kantor ASEAN dan GBK, itu menggambarkan pentingnya kerja sama regional yang mengakar pada kebutuhan sehari-hari,” kata Sekretaris Kemensetneg.
Dalam forum yang sama, Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati menyebutkan, penggunaan MRT tentu akan tetap memberikan aksesibilitas yang nyaman dan efisien bagi delegasi. “MRT, sebagai simbol teknologi tinggi dan pelayanan terbaik, akan tetap tersedia untuk masyarakat umum. Namun, akan ada pengaturan khusus untuk delegasi pada jam-jam tertentu,” jelasnya.
Di sisi lain, dalam rangka memberikan pengalaman yang lancar dan efisien bagi para delegasi, Adita menjelaskan bahwa serangkaian persiapan telah dilakukan. Pertama, penerapan langkah pengaturan di bandara. Selanjutnya, peraturan ganjil genap dan rekayasa lalu lintas juga akan diterapkan untuk mengatur mobilitas dan konektivitas para delegasi. Terakhir, solusi WFH (work for home) juga akan diperkenalkan sebagai upaya untuk mengurangi mobilitas di beberapa sektor.
Adita berharap dengan kerja sama antara pemerintah, operator transportasi, dan masyarakat, Keketuaan Indonesia dapat mencapai KTT ASEAN yang sukses dalam segi substansi dan penyelenggaraan, sambil memberikan dampak positif pada lingkungan dan masyarakat. (SAR/DEW-Humas Kemensetneg)