Kaya dengan Nilai Persatuan, Kearifan Lokal Mampu Selesaikan Konflik Sosial

 
bagikan berita ke :

Kamis, 26 Januari 2023
Di baca 1397 kali

Kebudayaan nasional dibentuk dari bermacam-macam kearifan lokal yang berakar pada budaya tiap daerah. Kearifan lokal tersebut dapat menjaga ketahanan dan ketangguhan bangsa dalam semangat Bhineka Tunggal Ika karena terdapat nilai-nilai luhur yang meninggikan kemanusiaan dan persaudaraan.

 

Untuk itu, nilai-nilai persaudaraan sebangsa yang terkandung dalam kearifan lokal harus terus dihidupkan di tengah masyarakat.

 

“Budaya lokal ini perlu kita kembangkan sebagai bagian dari budaya nasional karena banyak nilai kearifan lokal yang sangat baik, dalam membangun semangat dan memajukan negara serta menjaga kerukunan nasional kita,” ujar Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin saat meresmikan Pembukaan Pra Kongres Kebudayaan Minahasa, di Gedung IASTH, Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (26/01/2023).

 

Lebih lanjut, Wapres menyampaikan bahwa prinsip persatuan bangsa melalui nilai-nilai tradisional yang terkandung di dalamnya dapat kita temukan di berbagai daerah.

 

“Di Minahasa [kita mengenal] ”Torang Samoa Basodara”, di kebudayaan Batak “Dalihan Na Tolu”, Dayak “Rumah Betang”, artinya membangun persaudaraan,” ucapnya.

 

Bahkan, menurut Wapres, banyak konflik yang dapat diselesaikan melalui bingkai kearifan lokal yang sebelumnya tidak sampai di titik temu.

 

“Kearifan lokal ini sering kali dapat menyelesaikan konflik yang tidak bisa diselesaikan melalui bingkai politis dan yuridis, seperti di Papua, sejumlah masalah diselesaikan melalui [tradisi] Bakar Batu,” kata Wapres memberikan contoh.

 

Dalam kesempatan yang sama, Wapres juga menekankan bahwa kearifan lokal seperti ini tidak hanya harus dilestarikan, tetapi juga dilakukan berbagai upaya pengembangan nilai-nilai kebudayaan agar dapat lebih memberikan manfaat bagi masyarakat.

 

“[Kebudayaan] tidak hanya dilestarikan tapi dikembangkan, serta juga dirawat bahkan nilai-nilainya juga diaplikasikan di tengah masyarakat, bukan hanya di daerah tapi juga nasional. Sebab kalau hanya melestarikan, hanya akan menjadi fosil, tidak memberikan pengaruh,” pungkasnya.

 

Hadir dalam acara tersebut Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro, Ketua Dewan Pembina YPKM Theo L. Sambuaga, dan masyarakat Minahasa yang tergabung dalam YPKM.

 

Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Suprayoga Hadi, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, serta Tim Ahli Wapres Saleh Husin dan Farhat Brachma. (SM/SK– BPMI, Setwapres)

Kategori :
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
1           2           0           0           0