Belakangan
ini kita mungkin sudah terbiasa bila melihat Presiden Joko Widodo
membagikan sepeda kepada para hadirin yang mampu menjawab pertanyaan
kuisnya di setiap kunjungan kerja ke daerah. Namun, apa jadinya bila
"ritual" bagi-bagi sepeda tersebut kini ikut menghiasi Peringatan
Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka?
Pagi
itu, sebagaimana dalam rilis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media
Sekretariat Presiden, Bey Machmudin disebutkan bahwa saat para tamu
undangan menikmati suguhan pagelaran kesenian sambil menunggu upacara
dimulai, Kepala Negara beranjak sejenak dari tempat duduknya untuk
sekadar melihat dan menyapa para tamu undangan. Langkahnya yang tegap
dengan hanya didampingi oleh sedikit penjagaan yang bersahabat namun
tetap waspada sukses mencuri perhatian para tamu undangan.
Namun siapa sangka, saat itulah Presiden Joko Widodo sedang menjalankan perannya selaku juri dari sebuah kontes kecil yang disiapkannya. Presiden saat berjalan ke tribun tamu undangan sebenarnya hendak mencari siapa di antara mereka yang mampu tampil beda dengan busana adat yang dikenakan.
Rupanya, Presiden merasa tertarik dengan sejumlah penampilan dan pakaian daerah yang dikenakan sejumlah tamu undangan. Memang, sebagai salah satu inovasi dalam peringatan kemerdekaan tahun ini, para tamu undangan sebelumnya diharapkan untuk dapat mengenakan pakaian daerahnya masing-masing saat menghadiri peringatan kemerdekaan ini.
Hingga akhirnya setelah upacara peringatan kemerdekaan selesai dilakukan, Presiden Joko Widodo naik ke atas mimbar kehormatan dan memberikan suatu pengumuman. Ia menyebut lima nama yang menurutnya berhasil memukau para juri.
Untuk diketahui, bertindak sebagai juri dalam kontes kecil tersebut ialah Presiden Joko Widodo sendiri, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Ketiganya melakukan penilaian dengan tanpa diketahui sebelumnya.
Kelima nama yang diminta maju ke hadapan Presiden ialah Yasonna Laoly, Oesman Sapta Odang, Syarif Muhammad Fitriansyah, Tri Suswati Karnavian dan Agathi Suli Mahyudin.
"Saya telah menyiapkan lima sepeda," ujar Presiden setelah memanggil kelimanya yang langsung disambut tawa.
Pembagian sepeda pun langsung dilakukan saat itu juga. Syarif dan Yasonna Laoly bahkan terlihat mencoba untuk mengayuh sepeda tersebut di sekitar halaman Istana Merdeka.
Kini, kita dapat mengatakan bahwa bagi-bagi sepeda tak lagi menjadi pemanis dalam setiap kunjungan kerja Presiden. Sebab, dalam beberapa acara resmi di lingkungan Istana Kepresidenan pun, para hadirin memiliki kesempatan yang sama untuk dapat memperoleh hadiah spesial dari Presiden Joko Widodo.
Para Presiden Indonesia Kompak Hadir
Perayaan ulang tahun Indonesia ke-72 ini memang meriah dan penuh warna. Selain karena para tamu undangan yang datang berbondong-bondong mengenakan pakaian adat, jajaran Presiden Republik Indonesia terdahulu juga kompak hadir.
Presiden Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, tampak hadir dengan mengenakan pakaian adat Palembang. Ia tidak datang sendiri, Ani Yudhoyono turut mendampinginya dengan mengenakan kebaya merah.
Sementara Presiden Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri, datang bersama dengan putrinya Puan Maharani. Megawati sendiri terlihat mengenakan kebaya emas dengan warna kecokelatan.
Adapun Presiden Indonesia ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie, tampak datang dengan disertai cucunya. Sama halnya dengan tamu undangan lain, Bapak Teknologi Indonesia itu juga tampak mengenakan pakaian adat. Saat itu, dirinya terlihat mengenakan pakaian adat bugis lengkap dengan senjata adatnya.
Berkumpulnya para Presiden Republik Indonesia dalam Peringatan Kemerdekaan ke-72 ini seakan turut menjadi hadiah istimewa bagi Indonesia. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?