Kemensetneg, BMKG, dan Colombo Plan Selenggarakan Program Pelatihan Internasional tentang Perubahan Iklim
Dalam rangka Kerja Sama Teknik Selatan dan Triangular (KSST), Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri (KTLN), Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Colombo Plan Secretariat menyelenggarakan pelatihan internasional bertajuk “Training of Trainers on Climate Field School (CFS 2021)” pada tanggal 23 s.d 27 Agustus 2021 secara virtual. Pelatihan dihadiri oleh 39 peserta yang berasal dari Bangladesh, Filipina, Indonesia, Nepal, Sri Lanka, dan Vietnam.
Program ini bertujuan berbagi pengalaman dan pengetahuan Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim serta memitigasi dampak perubahan iklim pada pertanian. Dengan berpartisipasi dalam program ini, diharapkan peserta dapat saling berdiskusi dan menemukan solusi untuk isu perubahan iklim yang dihadapi negaranya masing-masing.
Hadir memberikan sambutan Kepala Biro KTLN Kemensetneg, Samidi Fahrudin yang dilanjutkan Sekretaris Jenderal Colombo Plan, Dr. Phan Kieu Thu dan Pelaksana Tugas Deputi Bidang Klimatologi, BMKG Dr. Urip Haryoko, sekaligus secara resmi membuka kegiatan pelatihan.
Dalam sambutannya, Samidi menyampaikan bahwa program ini merupakan wadah bagi para peserta untuk meningkatkan pengetahuan terkait perubahan iklim dan dampaknya terhadap pertanian. Samidi menambahkan bahwa setiap negara harus membangun kesadaran bersama mengenai perubahan iklim sebagai tantangan bersama. “Covid-19 muncul dan menyebabkan ketidakpastian, bahkan memaksa kita beradaptasi dengan apa yang disebut sebagai “new normal”, tetapi perubahan iklim telah menajdi tantangan kita bersama lebih dari satu dekade dan kita dapat menanganinya dengan mulai bertindak,” ujar Samidi.
Dr. Phan Kieu Thu menyampaikan apresiasi kepada Indonesia atas terselenggaranya program virtual ini dan menggarisbawahi pentingnya pertanian sebagai salah satu sumber penghidupan utama sebagian besar negara anggota Colombo Plan. “Program Climate Field School dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan petani tentang dampak perubahan iklim terhadap pertanian sehingga para petani dapat menghindari gagal panen,” kata Dr. Phan Kieu Thu.
Lebih lanjut, Dr. Urip Haryoko dalam sambutannya menjelaskan bahwa tujuan utama dari pelaksanaan program Climate Field School adalah untuk meningkatkan kemampuan petani dalam beradaptasi terhadap resiko cuaca buruk dan perubahan iklim. “Program ini memiliki peranan yang penting terhadap ketahanan pangan. Lebih dari 13.000 peserta telah mengikuti program Climate Field School sejak program pertama kali dilaksanakan,” tambahnya.
Pada akhir pelatihan ini, para peserta dipersiapkan untuk dapat mempresentasikan sebuah rencana aksi yang nantinya akan diimplementasikan di negara masing-masing. Para peserta juga diharapkan dapat membagikan pengetahuan yang telah mereka dapatkan dari pelatihan kepada para petani di negara masing-masing agar dapat menerapkannya pada kegiatan pertanian.
Melalui KSST, Kemensetneg mengharapkan terciptanya solidaritas antar negara berkembang sekaligus menguatkan kemitraan strategis dalam rangka menuju kemandirian bersama dan mempercepat pembangunan yang dapat menjadi solusi permasalahan global. KSST juga menjadi kesempatan yang baik bagi Indonesia untuk belajar dari pengalaman pembangunan bangsa lain. (BKTLN-Humas Kemensetneg)