Kemensetneg dan KOICA Perkuat Kerja Sama melalui Program Sukarelawan di Indonesia

 
bagikan berita ke :

Rabu, 04 Desember 2024
Di baca 481 kali

Kementerian Sekretariat Negara melalui Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri (KTLN) bekerja sama dengan Korea International Cooperation Agency (KOICA) menyelenggarakan Joint Coordinating Committee World Friends KOICA (JCC WFK) yang bertempat di Legian Room Hotel Gran Melia, Jakarta, Rabu (4/12).

Pertemuan ini merupakan pertemuan tahunan sebagai amanat MoU kerja sama antara Kemensetneg dan KOICA untuk World Friends KOICA Program. Program kerja sama tersebut adalah upaya Pemerintah Indonesia dan KOICA untuk meningkatkan kapasitas Instansi Pemerintah melalui kerja sama terkait penugasan Tenaga Sukarela WFK dan Penasehat WFK sebagai bentuk dukungan terhadap pembangunan di Indonesia.

Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri Kementerian Sekretariat Negara, Noviyanti, dalam presentasinya menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah Indonesia dan KOICA. “Program ini bukan hanya tentang memberikan dukungan, tetapi juga memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan Korea Selatan,” tegasnya. Novianti juga menyampaikan kerangka kerja baru untuk memastikan program selaras dengan rencana pembangunan nasional, termasuk dalam memanfaatkan teknologi digital dan meningkatkan dampak sukarelawan di tingkat lokal.

Country Director KOICA Indonesia, Kim Hyo-Jin, mengungkapkan bahwa program WFK bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pertukaran budaya dan pengetahuan. “Melalui interaksi langsung dengan masyarakat Indonesia, para sukarelawan dapat berkontribusi nyata, terutama di bidang pendidikan, kesehatan, dan teknologi,” ujarnya.

Dari perspektif diplomatik, Perwakilan Direktorat Fasilitas Diplomatik Kementerian Luar Negeri, Wirasti Nur Aini, menyampaikan pembaruan layanan konsuler. Ia menjelaskan pentingnya sinkronisasi antara berbagai instansi pemerintah untuk memfasilitasi peran sukarelawan asing. “Kolaborasi ini menjadi kunci dalam mendukung keberlanjutan program sukarelawan internasional,” tuturnya.

Sementara itu, Perwakilan Direktorat Jenderal Imigrasi Oscar Angandrowa Fotaroma Zebua menjelaskan mekanisme perizinan dan fasilitas keimigrasian bagi para sukarelawan. “Kami berkomitmen memberikan kemudahan administrasi, termasuk pengurusan visa dan izin tinggal, untuk memastikan kelancaran kegiatan para sukarelawan KOICA di Indonesia,” katanya.

Hingga 2023, KOICA telah mengirimkan lebih dari 3.600 sukarelawan ke Indonesia. Untuk 2024, KOICA berencana melanjutkan program ini dengan 13 sukarelawan baru yang akan ditempatkan di berbagai daerah, termasuk Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Selain itu, diskusi juga menyoroti potensi perluasan wilayah penempatan sukarelawan ke daerah-daerah yang belum tersentuh, seperti Sulawesi dan Papua.

Forum ini juga menjadi ajang evaluasi, dengan masukan dari host organization seperti SMK, dan universitas. Salah satu isu utama yang dibahas adalah efektivitas program pelatihan lokal bagi para sukarelawan untuk membantu mereka beradaptasi dengan budaya Indonesia.

Dengan adanya JCC ini, diharapkan program WFK tidak hanya mempererat hubungan kedua negara tetapi juga membawa dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Indonesia, terutama di bidang pendidikan, pengembangan keterampilan, dan pemberdayaan masyarakat lokal.

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0