Kemensetneg Gelar Webinar Big Data, Artificial Intelligence, dan Social Media Analytics
Pada era digital seperti saat ini, ketika semua terhubung dengan internet dan penggunaan media sosial yang masif sebagai sebuah kebutuhan telah menghasilkan data dalam jumlah yang besar (Big Data), semakin menuntut untuk lebih memahami dalam menemukan cara terbaik menyaring, mengolah, dan memanfaatkan data tersebut guna memudahkan kerja-kerja ASN. Melalui peran Artificial Intelligence (AI) dapat menjadi solusi dalam pengolahan dan pemanfaatan Big Data guna mendukung pengambilan keputusan serta merancang strategi komunikasi pemerintah secara yang lebih cepat, tepat, dan akurat.
Kamis (17/12), Asisten Deputi Hubungan Masyarakat menggelar NGUPAS (Ngobrol Kupas Cerdas) dengan tema “Mengoptimalkan Pemanfaatan Big Data, Artificial Intelligence, dan Social Media Analytics dalam Meningkatkan Kinerja Aparatur Sipil Negara di Era Disrupsi”. Diskusi dikemas dalam format webinar (web seminar) melalui aplikasi Zoom.
Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan, Dadan Wildan mengapresiasi inisiasi Asdep Humas dalam mengadakan webinar yang menghadirkan para pakar di bidang analisis dan monitoring media berbasis Artificial Intelligence dan Big Data.
“Ya, sesuai dengan arahan dari Pak Menteri Sekretaris Negara, bahwa Kementerian Sekretariat Negara menuju smart governance guna melaksanakan tugasnya secara professional, transparan, dan akuntabel, perlu terus mengembangkan inovasi yang berkelanjutan melalui perbaikan bisnis proses, mengoptimalkan teknologi digitalisasi dan analisis Big Data dengan tetap mengedepankan prinsip zero mistakes”.
Lebih lanjut Dadan menyampaikan, dengan terus mengembangkan inovasi yang telah mendapatkan penghargaan dari instansi lain, Kemensetneg harus terus mengoptimalkan pemanfaatan Big Data, untuk diolah melalui kecerdasan buatan agar mempermudah pekerjaan kita, output lebih akurat, efektif, dan efisien. Itulah mengapa kita harus lebih meningkatkan pemahaman tentang Big Data, Artificial Intelligence, dan analisis media sosial.
Ismail Fahmi sebagai Founder Media Kernels Indonesia dan Drone Emprit menjadi narasumber pertama pada NGUPAS edisi kali ini. Pria yang biasa dipanggil Fahmi ini menjelaskan tentang peran Artificial Intelligence dan Big Data dalam membantu kerja ASN, utamanya dalam perumusan kebijakan publik.
“Kita sekarang dalam fase Networked Society sehingga penyerapan partisipasi publik menjadi semakin penting dengan pemanfaatan teknologi, khususnya Big Data, Artificial Intelligence, kita akan dapat menangkap informasi dan opini penting dari publik secara lebih cepat dan akurat, dengan memisahkan sinyal dari noise sehingga akan bermanfaat dalam membantu pengambilan kebijakan”, jelas Fahmi.
Fahmi menerangkan perkembangan pesat penggunaan media sosial di Indonesia, seperti pengguna media sosial Twitter yang terus meningkat dari tahun 2018.
“Pengguna media sosial Twitter di Indonesia cukup meningkat, di tahun 2018 pengguna Twitter 27 persen dan di tahun 2020 sudah mencapai 56 persen. Itu pun terjadi pada pengguna aplikasi TikTok yang meningkat dari 20 persen di bulan Januari 2020. Sekarang sekitar 40 persen sampai saat ini dan didominasi dengan generasi milenial yang menggunakan media sosial di Indonesia,” terang Fahmi.
Senada dengan Fahmi, Aqsath Rasyid Naradipha, narasumber kedua yang sehari-hari sebagai CEO NoLimit Indonesia mengatakan hal serupa. Dalam paparannya, ia menjelaskan tahun 2000 ke atas banyak informasi yang berlebihan dan tantangannya adalah bagaimana menyaring informasi dari sumber yang terpercaya.
"Karena di tahun 2000 ke atas masyarakat mulai menggunakan media sosial dan generasi saat ini berinteraksi dengan media sosial dan menggunakannya sebagai bentuk utama mereka dalam berkomunikasi," ujar Aqsath.
Pria kelahiran 1990 ini juga menjelaskan bahwa dalam mendengarkan opini publik harus menyusun strategi serta melakukan pemantauan atas isu yang sedang berkembang.
"Ketika kita melihat opini publik, di situ bisa terlihat behaviour dan karakteristik seperti apa yang publik butuhkan sehingga bisa menentukan kebijakan, pemerintah harus dapat meningkatkan keterlibatannya kepada publik, sehingga publik percaya terhadap kebijakan-kebijakan yang diciptakan oleh pemerintah. Oleh karena itu, pahami audiens, kelola konten dengan baik sehingga kita dapat menanggapi setiap respons yang masuk," pungkas Aqsath.
Sebagai narasumber terakhir, Asdep Humas, Eddy Cahyono Sugiarto mengharapkan pemanfaatan media sosial akan mampu mendorong keterlibatan masyarakat pada setiap kebijakan publik sehingga terbangun peningkatan transparansi dan partisipasi semua pemangku kepentingan.
“Pemanfaatan Artificial Intelligence, Big Data, dan Media Sosial perlu terus ditingkatkan di kalangan ASN, utamanya untuk mengetahui manfaat dan menyerap aspirasi masyakarat terhadap program dan kegiatan pemerintah. Di samping itu juga dapat dijadikan dasar dalam merancang strategi komunikasi pemerintah melalui penyampaian pesan kepada khalayak secara cepat dan tepat,” Pungkas Eddy.
Kegiatan webinar diakhiri dengan sesi tanya jawab yang berlangsung secara antusias, ditandai dengan beragamnya pertanyaan yang disampaikan oleh para peserta, baik yang berasal dari satuan organisasi Kemensetneg, perwakilan humas kementerian/lembaga yang mengharapkan kegiatan sejenis dapat terus diselenggarakan oleh Kemensetneg. (ART-Humas Kemensetneg)