Saat Mahasiswa Melihat Negara Dari Sisi Berbeda
“Seringkali kita melihat keadaan negeri ini dalam pandangan sebagai rakyat. Sesekali boleh juga kita mencoba melihat keadaan negeri ini dalam pandangan sebagai orang pemerintahan.” Ujar Rasyid AlFaqih, Mahasiswa Manajemen Informasi dan Komunikasi, Sekolah Tinggi MMTC Yogyakarta dalam Studi Banding di Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, Selasa (20/2). Rasyid melihat kegiatan ini dapat memberikan perpektif baru bagi mahasiswa yang merupakan jembatan antara Pemerintah dan mayarakat,“Untuk menjadi penengah antara negara dan rakyat. Untuk menjadi agen perubahan di negara ini. Karena itu merupakan sedikit dari tugas mahasiswa untuk mengabdi pada masyarakat dan negara,” tambahnya.
Ini merupakan kali kedua MMTC mengunjungi Kemensetneg dalam dua tahun terakhir. Kali ini sekolah tinggi yang berlokasi di Jalan Magelang tersebut mengirimkan 67 orang perwakilan dan diterima langsung oleh Asisten Deputi Humas (Asdep Humas) Kemensetneg, Masrokhan. Kunjungan delegasi yang dilaksanakan di Gedung III Kemensetneg tersebut membahas strategi kehumasan yang di terapkan oleh Asisten Deputi Humas dan strategi komunikasi yang akan dilakukan pada Asean Games 2018. Pembahasan ini dimoderatori oleh Faisal Fahmi dan dua narasumber Masrokhan selaku Asisten Deputi Masyarakat dan Bertho Darmo Poedjo Asmanto selaku Direktur Umum Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno.
Mahasiswa yang menghadiri diskusi tersebut terlihat antusias dengan melontarkan beberapa pertanyaan yang menurut moderator “berat untuk di jawab” salah satunya Debra Zwan, menyinggung tentang Kemensetneg dalam menanggapi isu pemeritahan. Menurut Masrokhan dalam menanggapi isu pemerintahan GPR (Government Public Relation) yang berpusat di Kominfo berkolaborasi dengan Kemensetneg dan Tim Komunikasi Presiden. ”Jika isu sudah meluas ke tingkat nasional, tugas Setneg mensuport dengan data dan informasi,” Masrokhan juga menjelaskan tentang apa perbedaan sekretariat negara dengan sekretariat kabinet di hadapan mahasiswa. Urusan kenegaraan yang bersifat lebih luas akan ditangani oleh kesekrariat negara. “Kalau sekretariat kabinet lebih banyak ke urusan pemerintahan. Seperti sidang kabinet yang mengelola adalah deputi setkab,” Ujar Musrokhan.
Atarik Riski, mahasiswa yang hadir pada saat itu juga menanyakan gerakan pemerintah untuk membuat birokrasi connected governance. Menurut Riski, saat ini Indonesia masih menggunakan e-commerce, dimana 34 kementerian masih memiliki situs dan data base terpisah. “Kapan pemerintah membuat Connected Governence? satu link portal pemerintah untuk satu birokrasi karena itu sangat dibutuhkkan,” kata Riski. Dalam menanggapi pertanyaan tersebut, Masrokhan berdalih ini suatu pemikiran cerdas. Namun, menurut Masrokhan Indonesia sendiri sudah memiliki website yang di dalamnya terdapat beberapa link kementerian yang saling terkoneksi. “Saat ini sudah ada Indonesia.go.id yang memiliki data-data resmi yang dikelola oleh Kominfo namun beberapa aspek Setneg masih ikut berkontribusi,” kata Masrokhman. “Connected Government bukan hal menghilangkan media sosial kementerian-kementerian yang lama dengan satu link yang baru, tetapi bagaimana membuat satu link sebagai pintu atau jembatan dimana semua website kementerian terkoneksi dalam satu link tersebut sehingga memunculkan data-data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah,” tambah Faisal.
Pertanyaan terakhir tertuju pada Muhammad Hamzah yang menanyakan keefektifan dari sebuah pesan di media “Pesan akan kena apabila kita pahami stakeholder terlebih dahulu, kita akan bisa membuat konsep pesan yang akan di sampaikan. Intinya kita ga bisa ngasih obat disegala berbagai macam penyakit, pahami stakeholder terlebih dahulu,” kata Faisal.
Setelah diskusi usai, para mahasiswa diberikan beberapa intermezzo yang berupa pemberian souvenir untuk pengunggah komentar terbaik dan penanya-jawab pertanyaan terbaik. Acara ini diakhiri dengan pertukaran cinderamata antara Kemensetneg dan Sekolah Tinggi MMTC Yogyakarta dan ditutup dengan melakukan foto bersama di tengah-tengah ruangan. (YUA-Humas Kemensetneg)