Asisten Deputi Hubungan Kemasyarakatan Kementerian Sekretariat Negara (Asdep Humas Kemensetneg) dan jajarannya mengunjungi Kantor Harian Kompas yang berlokasi di Menara Kompas Jalan Palmerah, Jakarta Pusat, Kamis (7/11). Kunjungan Asdep Humas Kemensetneg kali ini dilakukan untuk sharing knowledge dan wawasan mengenai cara pengelolaan berita yang disajikan secara cetak maupun online.
Kunjungan dari Kemensetneg ini diterima oleh Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas, Tri Agung Kristanto; Wartawan Senior, Hartono; dan Sekretaris Redaksi, Subur Tjahjono.
Asdep Humas Kemensetneg , Eddy Cahyono Sugiarto menyampaikan bahwa tujuan dari kunjungan ke Kantor Kompas kali ini adalah untuk melanjutkan kemitraan strategis antara Kemensetneg dan Kompas untuk berperan serta membantu pemerintah mewujudkan well informed society melalui penyebarluasan informasi yang dapat membangun optimisme.
Eddy juga mengharapkan adanya transfer knowledge antara keduanya dari kunjungan ini, utamanya best practise dari transformasi digital yang dilakukan Koran Kompas dalam pemberitaannya.
“Kami berharap dari diskusi kita hari ini dapat menjadi pengetahuan yang lebih teknis dan tentunya dapat membawa manfaat bagi Kompas dan Kemensetneg dalam berperan sebagai clearing house of information yang dapat mengedukasi masyarakat dengan diseminasi informasi yang didukung fakta dan data,” ujar Eddy.
Dalam pertemuan tersebut, Agung menjelaskan bahwa Harian Kompas terus melakukan pembaruan dalam menyajikan informasi kepada masyarakat. Untuk mengelola berita yang akan masuk ke media cetak, wartawan harus memasukan dua narasumber yang terkonfirmasi beserta minimal tiga buah foto yang berkualitas. Setelah itu, Agung menjelaskan alur proses editing yang dilakukan oleh editor sampai dengan sebuah berita dinilai layak untuk dipublikasi.
Sejak tahun 2017, Kompas mendirikan portal online yaitu kompas.id yang merupakan perpanjangan tangan dari Harian Kompas. Beberapa fitur menarik dari kompas.id ditampilkan dihadapan jajaran Asdep Humas Kemensetneg. “Media itu sekarang tidak bisa lagi hidup hanya mengandalkan dari iklan dan sirkulasi jadi dia juga harus mengembangkan banyak bidang untuk menopang jurnalismenya,” ungkap Agung.
Kompas juga mengembangkan unit baru yang bernama Kompas Institute, sebuah lembaga yang disiapkan untuk memberikan pelatihan jurnalistik kepada masyarakat. Kompas Institute sudah bekerja sama dan berdiskusi dengan beberapa instansi seperti Perhimpunan Advokat Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan Mahkamah Agung.
Di akhir pertemuan, Asdep Humas Kemensetneg dan jajarannya diajak berkeliling ruang redaksi Koran Kompas untuk melihat pengelolaan newsroom yang ditutup dengan bertukar cindera mata dan foto bersama. (ACM/10-Humas Kemensetneg)