Foto: BPMI Setpres
Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Bhayangkara menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara berbagai lembaga pemerintah dan masyarakat dalam rangka menciptakan Indonesia yang aman dan tertib. Pemerintah memainkan peran penting dalam mendukung Kepolisian Republik Indonesia (Polri) melalui berbagai program dan inisiatif yang berfokus pada keamanan dan ketertiban, termasuk edukasi tentang polisi ramah anak sejak dini. Hal ini tentu saja sejalan dengan visi dan misi Presiden Jokowi untuk menjadikan generasi emas 2045 sebagai sosok generasi masa depan Indonesia yang memiliki kecerdasan yang komprehensif, yakni produktif, inovatif, serta generasi yang selalu damai dalam interaksi sosialnya, dan berkarakter yang kuat.
Dalam konteks perayaan HUT Bhayangkara, Pemerintah mendukung Polri melalui (1) Koordinasi dan Kolaborasi, kerja sama Polri dan lembaga terkait lainnya untuk memastikan pelaksanaan program dan kegiatan perayaan berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Ini termasuk perencanaan acara, pengaturan logistik, dan penyebaran informasi kepada Masyarakat; (2) Penyediaan Sumber Daya, Pemerintah membantu dalam pengalokasian sumber daya yang diperlukan untuk berbagai kegiatan yang diadakan selama perayaan HUT Bhayangkara. Ini mencakup dukungan finansial, material, dan personel yang terlibat dalam pelaksanaan acara; (3) Promosi dan Publikasi, melalui berbagai saluran komunikasi, Pemerintah turut serta dalam mempromosikan perayaan HUT Bhayangkara kepada masyarakat luas. Kampanye media yang dilakukan membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran polisi dan perayaan HUT Bhayangkara melalui kanal komunikasi yang dimiliki masing-masing kementerian dan lembaga.
Peringatan HUT ke-78 Bhayangkara menjadi momentum yang tepat untuk memperkuat komitmen Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam membangun generasi yang cinta polisi dan ramah anak. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengedukasi anak-anak sejak dini tentang pentingnya peran polisi dalam masyarakat serta memperkenalkan nilai-nilai keamanan, ketertiban, dan kepedulian. Melalui berbagai program edukasi sejak dini, Polri berupaya menciptakan hubungan yang harmonis antara anak-anak dan aparat kepolisian. Memperkenalkan polisi sebagai sahabat dan pelindung dari usia dini membantu menumbuhkan rasa aman, kepercayaan, dan penghormatan terhadap hukum.
Edukasi sejak dini mengenai peran polisi yang ramah anak memiliki dampak positif yang signifikan dalam membentuk pandangan dan perilaku anak-anak terhadap aparat penegak hukum. Edukasi dini juga memberikan beberapa manfaat penting antara lain:
- Menghilangkan Rasa Takut terhadap Polisi. Banyak anak-anak yang merasa takut atau cemas saat melihat polisi, sering kali karena cerita atau pengalaman negatif yang didengar dari lingkungan sekitar. Edukasi sejak dini membantu menghilangkan ketakutan ini dengan memperkenalkan polisi dalam konteks yang positif dan ramah. Melalui kegiatan interaktif dan penyuluhan, anak-anak dapat memahami bahwa polisi adalah teman yang siap membantu dan melindungi mereka.
- Meningkatkan Kesadaran akan Keamanan dan Ketertiban. Dengan memahami peran polisi, anak-anak belajar tentang pentingnya keamanan dan ketertiban dalam masyarakat. Mereka diajarkan untuk menghargai aturan, memahami rambu-rambu lalu lintas, dan mengenali situasi berbahaya. Pengetahuan ini tidak hanya membuat mereka lebih waspada tetapi juga membantu mereka berperilaku lebih aman dalam kehidupan sehari-hari.
- Mendorong Sikap Hormat dan Kepedulian terhadap Hukum. Edukasi mengenai peran polisi juga menanamkan nilai-nilai penghormatan terhadap hukum. Anak-anak belajar bahwa hukum ada untuk melindungi dan mengatur masyarakat agar hidup dalam harmoni. Sikap hormat ini diharapkan akan terbawa hingga dewasa, membentuk individu yang patuh hukum dan bertanggung jawab.
- Membentuk Karakter yang Baik. Polisi sering kali menjadi panutan dalam hal keberanian, kejujuran, dan tanggung jawab. Dengan mengenal polisi yang ramah anak, anak-anak dapat mengambil teladan dari sifat-sifat positif ini. Edukasi sejak dini tentang peran polisi membantu membentuk karakter anak yang berani, jujur, dan bertanggung jawab.
- Mempererat Hubungan antara Polisi dan Masyarakat. Ketika anak-anak tumbuh dengan pandangan positif terhadap polisi, mereka cenderung memiliki hubungan yang lebih baik dengan aparat penegak hukum di masa depan. Ini membantu dalam membangun kepercayaan dan kerja sama antara polisi dan masyarakat. Hubungan yang baik ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan harmonis.
- Meningkatkan Kemampuan Menghadapi Situasi Darurat. Edukasi sejak dini juga mencakup pelajaran tentang bagaimana berperilaku dalam situasi darurat, seperti bencana alam atau kejadian kriminal. Anak-anak diajarkan untuk tetap tenang, mencari bantuan dari polisi, dan mengetahui cara menghubungi layanan darurat. Pengetahuan ini sangat berharga dan dapat menyelamatkan nyawa dalam situasi kritis.
- Mengajarkan Keterampilan Sosial dan Komunikasi. Melalui interaksi dengan polisi, anak-anak belajar keterampilan sosial dan komunikasi yang penting. Mereka belajar cara berinteraksi dengan orang dewasa dengan rasa hormat, cara mengajukan pertanyaan, dan cara meminta bantuan. Keterampilan ini bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupan mereka, baik di sekolah maupun dalam hubungan sehari-hari.
Foto: BPMI Setpres
Dengan mengenalkan polisi sebagai sahabat dan pelindung, diharapkan anak-anak akan tumbuh dengan rasa hormat dan kepercayaan terhadap aparat penegak hukum. Selain itu, edukasi ini juga bertujuan untuk menghilangkan stigma negatif dan ketakutan yang sering kali dikaitkan dengan sosok polisi. Menciptakan generasi yang cinta polisi dan ramah anak adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk guru dan orangtua. Edukasi yang baik dan benar sejak dini tentang peran polisi dalam masyarakat sangat penting untuk membentuk pandangan positif anak-anak terhadap aparat penegak hukum.
Guru dapat berperan untuk mengenalkan peran polisi pada anak melalui:
- Mengintegrasikan Materi ke dalam Kurikulum
Dalam hal ini guru memiliki kesempatan untuk memasukkan materi tentang peran polisi ke dalam berbagai mata pelajaran, seperti Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Pancasila. Melalui pendekatan ini, anak-anak dapat memahami pentingnya tugas polisi dalam menjaga ketertiban dan keamanan;
- Kegiatan Interaktif di Sekolah
Guru dapat mengundang polisi untuk memberikan penyuluhan di sekolah. Kegiatan seperti ini memungkinkan anak-anak untuk berinteraksi langsung dengan polisi, memahami tugas mereka, dan mengajukan pertanyaan. Program "Polisi Sahabat Anak" sering kali menjadi platform yang efektif untuk kegiatan semacam ini;
- Simulasi dan Permainan Edukatif
Guru bisa mengadakan simulasi dan permainan yang melibatkan peran polisi. Misalnya, permainan yang mengajarkan rambu lalu lintas atau simulasi situasi darurat di mana anak-anak belajar cara yang benar untuk meminta bantuan polisi; dan
- Proyek dan Tugas
Memberikan tugas proyek kepada siswa yang berkaitan dengan polisi, seperti membuat poster tentang peran polisi, dapat membantu memperdalam pemahaman anak-anak. Tugas ini juga dapat melibatkan kreativitas mereka dalam menyampaikan pesan yang positif tentang polisi.
Foto: BPMI Setpres
Terbatasnya pertemuan antara guru dan siswa yang hanya terjadi di sekolah perlu juga didukung oleh orang tua di rumah agar visi-misi sekolah dan keluarga dapat berjalan dengan baik dan maksimal. Hal ini pun tidak terlepas dengan mengenalkan karakter yang hadir dalam diri polisi, agar anak senang dan memahami peran polisi dengan baik, di antaranya:
- Memberikan Contoh yang Baik. Orang tua adalah teladan utama bagi anak-anak. Untuk itu, penting untuk orang tua menunjukkan sikap yang menghormati hukum dan polisi adalah cara efektif untuk mengajarkan anak-anak nilai-nilai yang sama. Orang tua juga harus menghindari memberikan gambaran negatif atau menakut-nakuti anak-anak dengan sosok polisi;
- Dialog Terbuka tentang peran polisi dengan melibatkan anak-anak dapat membantu mereka memahami pentingnya keberadaan polisi dalam masyarakat. Orang tua bisa menjelaskan tugas polisi, seperti menjaga keamanan, membantu dalam situasi darurat, dan melindungi masyarakat dari bahaya;
- Menyertakan Anak dalam Kegiatan Komunitas yang melibatkan polisi, seperti kampanye keselamatan jalan raya atau acara keamanan lingkungan, dapat memberikan pengalaman langsung tentang kerja sama antara polisi dan masyarakat; dan
- Membaca dan Menonton Bersama, Orangtua dapat memilih buku dan acara televisi atau film yang menampilkan polisi dalam peran positif. Aktivitas ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik anak-anak tentang nilai-nilai kepahlawanan, keberanian, dan tanggung jawab yang dimiliki oleh polisi.
Kolaborasi antara guru dan orangtua dapat dilakukan karena peran guru dan orangtua dalam edukasi terkait ramah anak sangatlah krusial. Melalui upaya bersama, pembentukan pandangan positif anak-anak terhadap polisi melalui pengajaran nilai-nilai penting tentang keamanan, ketertiban, dan kepedulian dapat membantu dalam menciptakan generasi yang tidak hanya menghormati hukum tetapi juga merasa aman dan terlindungi oleh keberadaan polisi dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Guru dan orangtua, misalnya dapat melakukan pertemuan rutin untuk mendiskusikan kemajuan anak-anak serta memberikan umpan balik tentang program edukasi yang telah dijalankan, kemudian merancang program atau kegiatan bersama yang melibatkan polisi, guru, orangtua, dan anak-anak. Misalnya, acara Hari Keluarga yang mengundang polisi untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan.
Polri telah merancang berbagai program edukasi yang menarik dan interaktif untuk anak-anak. Beberapa di antaranya adalah:
- Polisi Sahabat Anak, Program ini melibatkan kunjungan polisi ke sekolah-sekolah dan taman kanak-kanak untuk memberikan edukasi tentang tugas dan tanggung jawab polisi. Anak-anak diajak berinteraksi langsung dengan polisi melalui berbagai permainan dan kegiatan yang menyenangkan.
- Kampanye Keselamatan, Polisi memberikan edukasi tentang pentingnya keselamatan di jalan raya, mengenalkan rambu-rambu lalu lintas, dan mengajarkan cara yang benar untuk menyeberang jalan. Kampanye ini bertujuan untuk mengurangi angka kecelakaan yang melibatkan anak-anak.
- Festival Anak Bhayangkara, Sebagai bagian dari perayaan HUT Bhayangkara, Polri menyelenggarakan festival yang diisi dengan berbagai kegiatan edukatif dan hiburan. Festival ini tidak hanya menjadi ajang edukasi tetapi juga mempererat hubungan antara polisi dan masyarakat.
Anak-anak yang telah mengikuti program ini menunjukkan peningkatan pemahaman tentang peran polisi serta rasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan aparat kepolisian. Selain itu, program ini juga membantu dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tertib karena anak-anak turut serta dalam menyebarkan pesan-pesan positif kepada keluarga dan teman-temannya.
Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan, masih terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi salah satunya adalah memastikan keberlanjutan program edukasi ini di tengah berbagai keterbatasan sumber daya. Untuk itu, kolaborasi antara Polri, pemerintah, sekolah, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan semangat HUT ke-78 Bhayangkara, mari kita dukung Polri dalam mewujudkan generasi yang cinta polisi dan ramah anak. Melalui edukasi sejak dini, kita berharap dapat menciptakan masa depan yang lebih baik, di mana anak-anak tumbuh menjadi individu yang menghargai hukum dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Dengan dukungan dari semua pihak, harapan akan terciptanya lingkungan yang aman, tertib, dan penuh kepedulian akan dapat terwujud.
Penulis : Alifah Indalika Mulyadi Razak
Profesi : Dosen
Instansi : STIT ATTAQWA KPAD Bandung