Peran Generasi Z dalam Pemertahanan Budaya Lokal di Tengah Masuknya Budaya Asing

 
bagikan berita ke :

Selasa, 04 Maret 2025
Di baca 89 kali

Foto: presidenri.go.id 


 

Pendahuluan

Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, mulai dari tradisi, adat istiadat, hingga seni dan kuliner khas di setiap daerah. Namun, di era globalisasi, budaya asing masuk dengan cepat melalui teknologi dan media sosial, memengaruhi gaya hidup masyarakat, terutama Generasi Z. Sebagai pengguna aktif internet, Generasi Z memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian budaya lokal agar tidak tergeser oleh arus globalisasi.

Tantangan pemertahanan budaya lokal di tengah masuknya budaya asing bukanlah ancaman jika dapat diterima dengan bijak, tetapi tanpa pemahaman yang kuat terhadap identitas lokal, budaya Indonesia berisiko tergeser. Salah satu tantangan utama adalah gaya hidup modern yang membuat budaya asing tampak lebih menarik. Banyak anak muda lebih mengenal K-pop dan drama Korea dibandingkan kesenian tradisional seperti wayang dan batik. Selain itu, platform digital lebih sering menyajikan konten budaya luar dibandingkan budaya lokal, menjadikannya lebih mudah diterima oleh generasi muda.

Peran Generasi Z dalam Melestarikan Budaya Lokal

Generasi Z memiliki potensi besar dalam mempertahankan budaya lokal melalui berbagai cara:

1. Memanfaatkan Teknologi untuk Mempromosikan Budaya Lokal

Sebagai generasi digital, Generasi Z dapat menggunakan media sosial untuk memperkenalkan budaya lokal ke khalayak yang lebih luas. Membuat konten edukatif di TikTok atau YouTube, berbagi cerita budaya di Instagram, serta mengembangkan aplikasi atau website bertema budaya Indonesia dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap warisan budaya. Sejarawan Dr. Anhar Gonggong menekankan bahwa kreativitas dalam mengemas budaya lokal sangat penting agar tetap menarik dan relevan di era digital.

2. Mengadaptasi Budaya Lokal agar Lebih Relevan

Budaya lokal tidak harus kaku, tetapi dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Misalnya, fashion batik bisa dikemas dengan desain modern agar lebih menarik bagi anak muda, atau alat musik tradisional dikombinasikan dengan genre musik populer untuk menghasilkan karya baru. Selain itu, film, web series, atau animasi yang mengangkat cerita rakyat Indonesia dapat menjadi media efektif untuk mempertahankan budaya. Pakar kebudayaan Dr. Yudi Latif menegaskan bahwa inovasi dan adaptasi adalah kunci agar budaya tetap hidup dan diminati generasi muda.

3. Aktif dalam Kegiatan Budaya dan Komunitas

Generasi Z dapat bergabung dalam sanggar seni, mengikuti festival budaya, dan menginisiasi kegiatan budaya di sekolah atau kampus. Riset dari Badan Bahasa menunjukkan bahwa generasi muda yang aktif dalam komunitas budaya lebih cenderung mempertahankan identitas budayanya.

4. Menggunakan Bahasa Daerah dalam Kehidupan Sehari-hari

Bahasa adalah bagian penting dari budaya, tetapi banyak bahasa daerah terancam punah. Generasi Z dapat melestarikannya dengan menggunakan bahasa daerah dalam percakapan, membuat konten digital dalam bahasa daerah, serta mempopulerkan lagu-lagu daerah. Data UNESCO menunjukkan bahwa setiap tahun ada bahasa daerah yang punah, sehingga peran generasi muda sangat penting untuk mempertahankannya.

5. Menjadikan Budaya Lokal sebagai Identitas dan Kebanggaan

Generasi Z perlu menanamkan rasa bangga terhadap budaya lokal dengan mengenalkannya di tingkat internasional, seperti melalui kompetisi budaya, branding produk lokal secara global, atau menjadi duta budaya dalam pertukaran pelajar. Menurut Prof. Bambang Purwanto, kebanggaan terhadap budaya sendiri adalah kunci utama agar budaya tetap bertahan.

Simpulan

Generasi Z memiliki peran strategis dalam pemertahanan budaya lokal di tengah arus budaya asing. Dengan kreativitas, inovasi, dan pemanfaatan teknologi, mereka dapat menjaga warisan leluhur agar tetap hidup dan relevan. Budaya asing dapat diterima sebagai bentuk interaksi global, tetapi tidak boleh menggantikan identitas budaya Indonesia. Dengan langkah konkret seperti memanfaatkan media sosial, beradaptasi dengan zaman, aktif dalam komunitas budaya, serta menanamkan kebanggaan terhadap budaya sendiri, Generasi Z dapat memastikan bahwa kekayaan budaya Indonesia tetap lestari hingga masa depan.

 

 

Referensi:

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2023). "Pelestarian Bahasa Daerah dalam Era Digital", Laporan Riset.

Gonggong, A. (2022). "Kebudayaan dalam Tantangan Globalisasi", Jurnal Sejarah dan Budaya.

Latif, Y. (2018). Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila, Gramedia.

Purwanto, B. (2021). "Identitas Budaya dan Nasionalisme Generasi Muda", Jurnal Ilmu Budaya.

UNESCO. (2023). "The Atlas of the World’s Languages in Danger".


Nama lengkap        : Irwandi

Profesi                    : Pegawai Negeri Sipil

Email                      : irwandi495@gmail.com

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           21           0           0           0