Mataram, wapresri.go.id----Selain sebagai tempat belajar, kampus juga menjadi tempat pembinaan karakter yang diperlukan untuk membangun bangsa. Pembinaan karakter ini nantinya memiliki peran penting dalam penangkalan radikalisme.
“Saya berkeyakinan upaya penanggulangan radikal terorisme dari hulu ke hilir harus dimulai dari pendidikan. Karena itu peran lembaga pendidikan termasuk kampus sangat penting.
Saya harapkan kampus ini dapat menyampaikan lebih banyak narasi tentang toleransi atau kerukunan, sikap cinta kepada sesama, nasionalisme, patriotisme, dan bela negara,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin saat memberikan Kuliah Umum yang bertajuk “Penangkalan Paham Radikalisme di Kalangan Mahasiswa” di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (19/02/2020).
Lebih lanjut Wapres memaparkan 5 framework penangkalan dan radikalisme yang telah disiapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Adapun kelima framework tersebut, terang Wapres terbagi dalam 5 kelompok yaitu (1) kelompok indifference, (2) kelompok latent, (3) kelompok expressive, (4) involvement grup, dan (5) action grup.
“Tujuan saya menyampaikan framework ini adalah agar kita memahami tahapan perubahan seseorang yang tadinya tidak memiliki pikiran radikal, perlahan-lahan dicuci otaknya melalui proses radikalisasi sehingga dapat menjadi pelaku terorisme. Dengan memahami framework ini kalangan kampus diharapkan dapat membantu dalam melakukan penangkalan radikalisme dan terorisme ini,” pinta Wapres.
Pada kesempatan ini Wapres juga mengingatkan bahwa salah satu pemicu terjadinya radikalisasi adalah adanya intoleransi. Ia menekankan, bahwa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk rentan dengan terjadinya intoleransi. Untuk itu, pendiri bangsa ini telah sepakat untuk membangun Indonesia sebagai negara yang menjamin kemajemukan.
“Oleh karena itu, kita harus menjaga dan mengembangkan teologi kerukunan dalam berbangsa dan bernegara,” imbau Wapres.
Menutup kuliah umumnya, Wapres menyampaikan apresiasi kepada seluruh civitas akademika Universitas Mataram atas kontribusinya dalam membahas salah satu tantangan bangsa, yaitu penanganan radikal terorisme dan mendorong agar lembaga pendidikan lainnya dapat turut berkontribusi dalam memberantas radikalisme melalui sisi pendidikan dan karakter.
“Saya mengharapkan agar seluruh civitas akademika Universitas Mataram dapat dengan fasih menyampaikan seluruh pesan-pesan di atas tadi. Saya juga mengharapkan agar kampus-kampus lain dapat mengikuti jejak Universitas Mataram untuk secara serius memerangi faham radikal terorisme,” tutup Wapres.
Sebelumnya, Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah, melaporkan mengenai program Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dinjalankan saat ini di bawah kepemimpinannya, yaitu pengiriman 1.000 mahasiswa untuk belajar ke luar negeri.
“Kami mengirimkan mahasiswa putra putri terbaik Nusa Tenggara Barat bukan karena kualitas pendidikan di dalam negeri itu kurang dibandingkan universitas di luar negeri. Tapi pesan yang paling jelas dan tegas yang ingin kami sampaikan, bahwa kami ingin mengirimkan putra putri Nusa Tenggara Barat ke luar negeri untuk merubah cara pandang dalam menyikapi hidup ini,” lapor Zulkieflimansyah.
Menutup sambutannya, Ia meyampaikan terima kasih atas kesediaan Wapres memberikan kuliah umum pada hari ini dan berharap agar materi yang dipaparkan dapat menjadi dasar bagi lembaga pendidikan, khususnya kampus, dalam memerangi radikalisme.
“Kami ingin mendengar pandangan dan nasihat Bapak Wakil Presiden. Mudah-mudahan derap langkah kami di Nusa Tenggara Barat terutama mahasiswa menjadi lebih kokoh, lebih kuat dalam memperbaiki pemahaman kita semua dalam hidup berbangsa dan bernegara ini,” tuturnya.
Tampak Hadir dalam kuliah umum siang ini, Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo, Walikota Mataram Ahyar Abduh, Anggota DPR RI Helmi Faishal Zain, dan Pangdam IX Udayana Benny Susianto.
Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Plt. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintahan Muhammad Iqbal, Staf Khusus Wapres Bidang Ekonomi dan Keuangan Lukmanul Hakim, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Muhammad Imam Azis, Tim Ahli Wapres Mochamad Iriawan dan Nurdin Tampubolon serta Bambang Widianto. (NN/RN, KIP-Setwapres-Humas Kemensetneg)