Masuki Adaptasi Kebiasaan Baru, Perlu Peran Ulama Tingkatkan Kedisplinan Masyarakat
Jakarta, wapresri.go.id—Masuki adaptasi kebiasaan baru (ABK), jumlah kasus Corona Virus Disease-2019 (Covid-19) di Indonesia masih meningkat. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 17 Juli 2020, 83.130 kasus terkonfirmasi terpapar Covid-19, meningkat sebanyak 1.462 kasus dari hari sebelumnya, 81.668 kasus. Namun, masih banyak masyarakat yang belum mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Untuk itu, peran ulama sangat diperlukan dalam meningkatkan kedisplinan masyarakat tersebut.
“Ini ternyata dari berbagai penelitian sumbernya itu disiplin masyarakat. Sikap sami’na wa ‘atha'na (kami dengar dan kami taat). Saya kira inilah makanya peran ulama, pemuka umat, ini menjadi sangat penting. Untuk kita semua, untuk kebaikan, untuk li maslahatil ‘ammah, untuk kebaikan semua itu. Dalam rangka himayatul ummah, menjaga umat,” tegas Wakil Presiden (Wapres), K. H. Ma’ruf Amin pada acara silaturahim dan dialog bersama dengan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam di Istana Wakil Presiden, Jalan Merdeka Selatan, Nomor 6, Jakarta Pusat, Jumat (17/7/2020).
Dalam acara yang diinisiasi Kementerian Agama bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan BNPB, Wapres mengatakan, tren peningkatan kasus Covid-19 ini sebagai permasalahan yang sangat besar dan siapa pun bisa terpapar. Oleh karena itu, diperlukan penanganan dan kewaspadaan sebagaimana yang ditetapkan pemerintah.
“Kita harus benar-benar menjaga ritme, menjaga langkah, menjaga umat ini dengan sebaik-baiknya,” imbaunya.
Lebih lanjut Wapres meminta para ulama untuk membantu dalam mensosialisasikan protokol kesehatan sampai ke tingkat bawah. Hal ini dilakukan, selain untuk menekan jumlah kasus Covid-19, juga untuk memberikan semangat kepada masyarakat dalam menghadapi situasi pandemi ini.
“Jangan sampai kita mengalami puncak yang terlalu tinggi. Dan kita juga harus bisa meyakinkan umat supaya umat itu tidak putus asa dalam menghadapi situasi kesulitan ekonomi, sudah Covid, sudah kesulitan ekonomi, kemudian umat berputus asa, ini menjadi penting. Dan kita harus meyakinkan bahwa memang badai akan berlalu,” pesannya.
Pada kesempatan tersebut, Wapres juga menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran para ulama. Sebab, silaturrahim merupakan hal yang penting untuk terus membangun komunikasi antara pemerintah (umara) dan para ulama.
“Saya ini sekarang lagi di posisinya umara, oleh karena itu [hubungan] ulama-umara harus terus dibangun dalam menghadapi semua persoalan kebangsaan maupun juga keumatan,” ucapnya.
Mengakhiri sambutannya, Wapres kembali meminta keterlibatan semua ulama dalam melindungi umat dari kerusakan dan bahaya yang ditimbulkan Covid-19, terutama dalam meningkatkan kedisplinan masyarakat melaksanakan protokol kesehatan.
“Saya kira itu yang dapat saya sampaikan, terima kasih atas kehadirannya mudah-mudahan kita bisa terus melakukan ini dan melakukan sosialisasi sampai ke tingkat bawah. Dan supaya masyarakat intinya cuma satu, sami’na wa ’atha’na terhadap protokol kesehatan,” tandasnya.
Sebelumnya Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan, adaptasi kebiasaan baru bertujuan untuk membawa masyarakat ke arah yang produktif dan aman Covid-19. Dalam pelaksanaannya perlu didukung dari berbagai pihak, termasuk ormas Islam, sebagaimana dukungan yang sama diberikan selama masa pandemi ini.
“Selama pandemi Covid-19 kita telah melakukan kegiatan belajar dari rumah, bekerja dari rumah dan juga ibadah dari rumah. Hal ini juga merupakan dukungan organisasi Islam kepada umat sehingga bisa dilaksanakan dengan baik,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Pakar Penanganan Covid-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito juga memaparkan berbagai upaya untuk melindungi umat sehingga dapat melakukan ibadah dan kegiatan yang produktif dan aman Covid-19.
“Bagaimana cara melindungi umat, sebenarnya kedaruratan masyarakat yang ditimbulkan Covid-19 harus kita ubah menjadi peningkatan ketahanan masyarakat dengan mengubah perilaku, menjalankan protokol kesehatan, empat sehat lima sempurna, jaga jarak, pakai masker, cuci tangan, olah raga dan istirahat yang cukup serta makan makanan yang bergizi,” jelasnya.
Dalam acara tersebut Wapres juga melakukan diskusi dengan peserta yang berasal dari 35 perwakilan ormas Islam.
Hadir mendampingi Wapres, Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Deputi Bidang Administrasi Guntur Iman Nevianto, Staf Khusus Wapres Bidang Umum Maskyuri Abdilah, Staf Khusus Wapres Bidang Politik dan Hubungan Antar Lembaga Robikin Emhas, Staf Khusus Wapres Bidang Ekonomi dan Keuangan Lukmanul Hakim, Tim Ahli Wapres Bambang Widianto, Plt. Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Abdul Mu’is dan Asisten Staf Khusus Misbaul Ulum. (SA/AF/SK-KIP, Setwapres).