Mengenal Lebih Dalam AI, Kemensetneg Adakan Webinar

 
bagikan berita ke :

Senin, 23 September 2024
Di baca 280 kali

Biro Data dan Informasi, Sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) bekerja sama dengan Biro lnformasi, Data, dan Teknologi, Sekretariat Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg)  menyelenggarakan web seminar (webinar) dengan tema "Penguatan Ekosistem Digital di Era Kecerdasan Artifisial", Senin (23/9).

Dilaksanakan secara daring, webinar ini bertujuan meningkatkan wawasan pejabat/pegawai di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara mengenai tantangan dan perkembangan kecerdasan artifisial di era digital.

Membuka acara Kepala Biro lnformasi, Data, dan Teknologi, Sekretariat Kementerian Sekretariat Negara, Irma Dwi Santi menyampaikan bahwa webinar ini merupakan webinar terakhir dari rangkaian webinar series security digital ekosistem yang terselenggara dari kolaborasi antara Biro Informasi, Data dan Teknologi Sekretariat Kemensetneg dengan Biro Informasi, Data dan Teknologi Sekretariat Wantimpres.

“Harapannya dengan mengikuti webinar ini mendapatkan pencerahan terkait dengan tantangan keamanan dan perkembangan teknologi terkini pada ekosistem di era digital pada sektor pemerintahan khususnya terkait dengan era kecerdasan artifisial, karena dalam memilih kecerdasan artifisial yang tepat memiliki tantangan tersendiri bagi kita agar tepat sesuai kebutuhan dari organisasi itu sendiri serta kecerdasan artifisial harus semakin ditingkatkan agar kecerdasan organisasi dapat menemukan solusi yang tepat dan juga handal,” ujar Irma dalam sambutannya.

Narasumber pertama Direktur AI Innovation Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA), Andreas Tjendra mengatakan  bahwa untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, KORIKA memiliki 4 area fokus dan 5 bidang prioritas, untuk 4 area fokusnya antara lain etika dan kebijakan, infrastuktur dan data, pengembangan talenta dan terakhir riset serta inovasi industry, sedangkan 5 bidang prioritas nya ialah reformasi birokrasi, layanan kesehatan, Pendidikan dan riset, ketahanan pangan, terakhir mobilitas dan kota cerdas.

Selanjutnya paparan Narasumber kedua dari Government Account Lead Amazon Web Services (AWS) Indonesia, Muhammad Yopan mengatakan Cloud berperan penting dalam penguatan ekosistem digital dengan menyediakan infrastruktur dan platform yang mendukung pengembangan, pelatihan, dan penyebaran aplikasi kecerdasan artifisial (AI). “AWS, misalnya, menawarkan lebih dari 240 layanan termasuk IaaS, PaaS, dan SaaS, serta marketplace untuk solusi AI siap pakai. Selain itu, cloud juga mendukung kolaborasi antara pemerintah, industri, dan lembaga riset untuk menciptakan regulasi dan kebijakan yang mendukung inovasi,” ujar Yopan.

Yopan menjelaskan pertimbangan keamanan dalam penggunaan Generative AI meliputi identifikasi dan mitigasi potensi ancaman, pengelolaan data sensitif, serta penerapan kontrol keamanan yang sesuai untuk melindungi informasi. Selain itu, penting untuk menerapkan proses validasi output, enkripsi data dalam transit, dan pengujian strategi untuk memastikan keamanan aplikasi. Penggunaan human-in-the-loop dan evaluasi respons model juga diperlukan untuk mengurangi risiko konten berbahaya dan pelanggaran privasi.

Materi terakhir disampaikan oleh Manager for OpenText Indonesia, M. Idham Maulana yang menjelaskan tentang penerapan Generative AI dalam pemerintahan untuk memperkuat ekosistem digital. Fokusnya adalah pada peningkatan efisiensi, produktivitas, dan pengalaman pengguna melalui teknologi modern. Selain itu, ditekankan pentingnya manajemen informasi yang aman dan terintegrasi untuk mendukung komunikasi yang dipersonalisasi.

“Dengan memanfaatkan teknologi AI, pemerintah dapat memenuhi janji untuk memberikan layanan yang lebih baik dan lebih efisien kepada warganya. Penerapan Generative AI, menyoroti potensi AI dalam meningkatkan efisiensi operasional dan produktivitas di sektor pemerintahan, serta memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik, menekankan pentingnya solusi manajemen informasi yang aman dan terintegrasi, termasuk penggunaan platform seperti OpenText untuk mendukung kolaborasi dan pengambilan keputusan berbasis data, serta menggambarkan bagaimana pemanfaatan data dan analitik dapat menghasilkan komunikasi yang lebih relevan dan dipersonalisasi, serta meningkatkan responsivitas terhadap kebutuhan masyarakat,” terang Idham. (ART/YLI- Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0