Selasa (25/10), Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno menghadiri kunjungan mahasiswa Program Studi S1 Departemen Politik dan Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Gadjah Mada (UGM), dalam Setneg Mantul (Mantap Betul) yang digelar Biro Hubungan Masyarakat (Humas) di Ruang Sidang Kabinet, Gedung Utama, Kemensetneg.
Dalam sambutannya, Mensesneg menjelaskan bahwa Kemensetneg bersama Sekretariat Kabinet dan Kantor Staf Presiden (KSP) merupakan lembaga yang secara langsung mendukung tugas Presiden dan Wakil Presiden.
Menjadi koordinator paling besar, Kemensetneg bukan tidak punya tanggung jawab sektoral secara spesifik tapi diibaratkan seperti ATC (Air Traffic Control) yang memegang fungsi koordinasi dan mengatur segala sesuatu terkait kinerja Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan.
"Kita memang pengatur lalu lintas, kita tidak menangani satu sektor, satu tanggung jawab tapi kita menyinkronkan aturan/regulasi secara horizontal dan vertical. Jadi, kira-kira itu peran Setneg. Mulai dari urusan yang sangat substantif yaitu regulasi di level undang-undang sampai seperti mengurus hotel, taman di Istana sampai urusan keamanan," kata Pratikno.
Kepada para mahasiswa yang hadir, Mensesneg juga menerangkan bahwa dunia berubah dengan cepat sehingga dalam dunia kerja terdapat tiga hal yang akan terjadi, yaitu jobs lost (profesi hilang), job gained (profesi baru), dan jobs changed (profesi berubah). Begitupun dengan title pekerjaan yang bisa saja sama tapi tuntutan skill yang berubah.
“Title pekerjaan bisa sama tetapi tuntutan skill pasti berubah. Maka, penting memanfaatkan dan memaksimalkan setiap media belajar yang tersedia,” ucap Pratikno.
Lebih lanjut, Menseneg menyampaikan mengenai tren hybrid jobs yang mengubah pasar kerja dan persepsi lembaga atau perusahaan terhadap para pencari kerja. Kehadiran teknologi dan digitalisasi telah membawa perubahan dalam karakter profesi di mana pekerja perlu menggabungkan keahlian teknikal dan praktikal agar bisa tetap relevan.
"Karier Anda, masa depan Anda, jauh lebih luas daripada nama di ijazah Anda. Jangan kungkung masa depanmu dengan label ijazahmu. Kamu bisa lebih merdeka untuk memperjuangkan masa depanmu. Sehebat-hebatnya student adalah mereka yang mempelajari bukan yang diajari,” pungkas Mensesneg Pratikno. (NIS/Humas Kemensetneg)