“Masalah di Indonesia adalah disparitas, wilayah yang besar, lalu perbedaan kelas sosial, sehingga Presiden dan Pemerintah berusaha fokus pada pembangunan Indonesia dari wilayah terdepan bukan dari Jakarta lagi”. Hal tersebut diungkap Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, saat menerima kunjungan 25 mahasiswa dan pengajar dari delegasi Universitas Flinders, Australia. Menurut Pratikno selama tiga tahun ke belakang Pemerintah tengah gencar membangun infrastruktur di seluruh Indonesia terutama Papua. “Di satu sisi di Jakarta telah cukup berkembang, terdidik, serta memikirkan bagaimana memenangkan kompetisi global. Tapi di sisi lain, di daerah terdepan Indonesia, kebutuhan dasar seperti makanan, kesehatan, dan listrik masih harus dipenuhi. Masalah yang kompleks yang harus kami pecahkan,” tambahnya.
Pria yang juga mendapatkan gelar Doktor di Universitas Flinders ini mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang berhasil mengembangkan persatuan dalam keberagaman seperti yang tertuang dalam Bhinneka Tunggal Ika. Karena nilai persatuan dan toleransi itu pula, beberapa pemimpin negara-negara Islam di timur tengah ingin mengirimkan generasi mudanya untuk mempelajari Islam yang moderat di Indonesia. “Untuk mempromosikan Islam Moderat yang dimiliki Indonesia kepada negara Islam di dunia, kami akan mempromosikan Universitas Islam Internasional Indonesia yang mengutamakan toleransi,” ujar Pratikno.
Terkait dengan hubungan dengan Indonesia, Pratikno melihat Australia tidak hanya sebagai negara yang dekat secara geografis tetapi juga telah bersahabat sejak lama. Penguatan kerjasama bukan saja dilakukan pada hubungan government to government tetapi juga people to people. “Terimakasih kepada Flinders karena sudah menjadi jembatan antara Indonesia dengan Australia. Kunjungan Anda di sini adalah bentuk diplomasi halus yang akan menguatkan kolaborasi kita."
Berbagi pengalaman
Rupanya Pratikno tak selesai hanya bercerita mengenai Indonesia. Dirinya bernostalgia dengan menceritakan pengalaman selama mengambil gelar doktor di Flinders pada tahun 1992 hingga tahun 1996. “Anak kedua saya lahir di Flinders Medical Center di Bedford Park. Setiap pagi saya membawa putri saya ke FMC Child Care, lalu menuju kampus, pulang pukul lima sore dan menjemput putri saya,” kenangnya.
Menariknya, Pratikno ternyata juga menceritakan mengenai pengalamannya menikmati potongan harga saat membeli makanan. “Saya tinggal di Kampong Melayu South Road dekat dengan kedutaan Amerika. Saya ingat setiap jam empat sore, harga cheeseburger didiskon hingga 50%. Makanya saya menyukai wilayah sekitar kedutaan Amerika itu,” katanya. Para delegasi pun tertawa mendengar cerita Pratikno. (RHS - Humas Kemensetneg)