Mensesneg Harapkan Ilmuwan Sosial Manfaatkan Perkembangan Teknologi

 
bagikan berita ke :

Selasa, 17 April 2018
Di baca 1090 kali

Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, memberikan pengarahan dalam acara Pelantikan, Simposium Nasional, dan Rapat Kerja Pimpinan Pusat Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial (HIPIIS). Tema yang dibahas dalam acara tersebut adalah mengenai Peran Ilmuwan Sosial dalam Merespons Masalah-masalah Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di Hotel Sahid, Jakarta, (17/4).

Dalam acara tersebut, Mensesneg Pratikno memberikan keynote speech terkait perkembangan Ilmu Sosial di Indonesia. Seraya menceritakan pengalamannya dulu saat menjadi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (FISIP UGM), ia menjelaskan tentang Ilmu Sosial secara keseluruhan yang tidak bebas nilai. Tidak bebas nilai berarti Ilmu sosial mempunyai beban dan tanggung jawab untuk memperjuangkan nilai-nilai tertentu, seperti nilai kemanusiaan dan nilai kemajuan bangsa.

“Ilmu sosial tidak bebas nilai, Ilmu Sosial adalah memperjuangkan nilai-nilai tertentu yang kita pegang teguh”, kata Pratikno.

Pada pengarahan yang diberikan kepada sekitar 200 Ilmuwan Sosial itu, Pratikno sebagai Wakil Ketua Dewan Kehormatan HIPIIS, memberikan contoh perkembangan Ilmu Sosial di Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Tidak seperti negara-negara di Eropa yang disatukan oleh agama atau etnis, kebegaragaman di Indonesia disatukan dalam Bhinneka Tunggal Ika. Perkembangan ini diimajinasikan oleh ilmuwan sosial yang berkontribusi besar untuk fondasi negara Indonesia.

Di dalam Ilmu Sosial, yang benar adalah yang mampu untuk berargumentasi. Jika diilustrasikan Ilmu Sosial akan selalu mengalami dinamika yang up dan down. Melihat fakta tersebut, Pratikno mengatakan hal tersebut merupakan tantangan yang sangat serius bagi para Ilmuwan Sosial. Selain itu, Ilmu Sosial lama-kelamaan akan tergeser oleh suasana yang terbangun karena perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0. Dalam era itu, banyak hal mengalami transisi yang berat menuju automasi.

“Banyak sekali soft skill oleh ilmu sosial yang tidak mungkin diambil alih oleh mesin atau automasi, dan pasti menggunakan imajinasi para Ilmuwan Sosial," ujar Mensesneg.

Di akhir paparannya, Pratikno berpesan bahwa seiring perkembangan teknologi Ilmuwan Sosial harus memanfaatkan big data analystic dan deep thinking. Di samping sesi dialog yang dilakukan antara Mensesneg, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan beberapa Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik PTN di seluruh Indonesia, pada kesempatan ini HIPIIS juga akan menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional. (NAD-Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
3           0           0           0           0