Oleh:
Eddy Cahyono Sugiarto
(Asdep Humas Kemensetneg)
“Prioritas utama kita ke depan adalah pembangunan sumber daya manusia yang terkonsolidasi dengan baik, didukung anggaran yang tepat sasaran sehingga terjadi peningkatan produktivitas tenaga kerja melalui peta jalan yang jelas, terukur, dan hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat”
( Presiden Joko Widodo pada Sidang Kabinet Paripurna mengenai Ketersediaan Anggaran dan Pagu Indikatif Tahun 2020, 23 April 2019, di Ruang Garuda, Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat)
Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) mulai tahun 2019 dan selanjutnya menjadi pengarusutamaan strategi pembangunan bangsa Indonesia ke depan, pilihan strategi tersebut diupayakan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang dibutuhkan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Urgensi pembangunan sumber daya manusia menjadi faktor kunci dalam memenangkan persaingan global, yang membawa konsekuensi semakin ketatnya persaingan ditengah ketidakpastian, langkah strategis ini sudah selayaknya mendapatkan dukung penuh dari seluruh pemangku kepentingan.
Penguatan sumber daya manusia menuju manusia unggul memiliki korelasi yang erat dengan peningkatan produktivitas kerja, dalam memenangkan persaingan ditengah perubahan-perubahan yang berlangsung cepat dalam dunia bisnis, ekonomi politik dan budaya.
Di tengah gejolak ekonomi dunia yang semakin bersaing, Indonesia dituntut untuk tetap konsisten menaikkan angka pertumbuhan ekonomi, guna menjawab masalah peningkatan kesejahteraan rakyat. Hal ini berbarengan dengan derasnya harapan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dengan potensi bonus demografi dan anugerah sumber daya alam.
Harapan ini tidaklah berlebihan bila melihat capaian pembangunan yang telah berhasil diraih oleh bangsa Indonesia dalam waktu akhir-akhir ini, dan juga beberapa prediksi lembaga survei asing, yang memproyeksikan Indonesia akan sejajar dengan Cina dan Amerika Serikat sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030.
Indonesia juga memiliki berbagai aspek potensial yang dapat menjadi ‘senjata ampuh’ bila kita mampu mentransformasikannya menjadi potensi yang berkonstribusi positip terhadap pencapaian Indonesia unggul , utamanya dalam mewujudkan impian besar para pendiri bangsa akan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Pembangunan sumber daya manusia menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia bila mencermati data yang dikeluarkan Bank Dunia, dimana pada tahun 2018 Bank Dunia menyebutkan bahwa kualitas SDM Indonesia berada di peringkat 87 dari 157 negara. Sementara itu, di tahun yang sama, Business World memaparkan bahwa peringkat daya saing SDM Indonesia berada di ranking 45 dari 63 negara. Peringkat ini masih kalah dari dua negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia yang masing-masing berada diperingkat 13 dan 22.
Oleh karena itu pilihan strategi pembangunan dengan fokus utama pembangunan sumber daya manusia sangat tepat untuk menjawab tantangan bagi Indonesia, mengingat Indonesia saat ini berada dalam periode Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang menuntut sumber daya manusia Indonesia yang terampil dan unggul agar memiliki daya saing yang tinggi sehingga memiliki konstribusi dalam pembangunan bangsa.
Harapan itu ada
Kita patut bersyukur dalam rentang waktu pemerintahannya, Presiden Jokowi telah berhasil membangun fondasi yang dipersyaratkan untuk menuju Indonesia unggul, indikatornya tercermin dari masifnya pembangunan infrastruktur, percepatan, dan pemerataan pembangunan dengan konsepsi Indonesia Sentris. Pondasi ini diharapkan dapat menjadi batu lompatan dalam memajukan pembangunan manusia.
Pembangunan manusia menjadi satu keniscayaan bagi suatu bangsa, karena sejatinya pembangunan tidak hanya dilihat dari capaian fisik saja tetapi juga dari sudut manusianya, hal ini sejalan dengan kriteria yang dikembangkan UNDP, dimana pembangunan seharusnya tidak hanya dianalisis dari pertumbuhan ekonomi saja, tapi juga harus dipahami dari sudut manusianya.
Untuk itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) diciptakan untuk menegaskan bahwa manusia dan segenap kemampuannya harus menjadi kriteria utama untuk menilai keberhasilan pembangunan sebuah negara.
Pembangunan Manusia dengan peta jalan yang jelas dan terukur dan dilakukan secara massif, sangat diperlukan guna menjawab tantangan pembangunan dan memastikan konstribusinya terhadap pencapaian Visi Indonesia 2045, utamanya dalam mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera, maju, berdaulat, adil dan makmur, menjadi ekonomi terbesar ke-lima dunia, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) lebih dari 7,3 triliun dollar AS dan pendapatan per kapita di atas 25 ribu dollar AS.
Indonesia unggul akan dapat dicapai bila kita mempersiapkan secara sungguh-sungguh dan bersinergi dalam pembangunan sumber daya manusia, agar dapat bergerak cepat memenangkan persaingan dan diperhitungkan oleh negara-negara maju dunia.
Dukungan dari berbagai pemangku kepentingan terhadap kerja-kerja pemerintah perlu terus dioptimalkan agar dapat mempercepat terwujudnya visi Indonesia 2045, yang membutuhkan tahapan-tahapan dalam capaiannya, berbagai kemajuan pembangunan sebagai pondasi dan modal dasar seyogyanya dapat dijadikan pengungkit keberhasilannya.
Kita telah memiliki modal dasar menuju Indonesia unggul, modal dasar itu dapat dicermati dicermati dari berbagai indikator capaian keberhasilan pembangunan, dimana sejak 2015 pertumbuhan ekonomi stabil di kisaran 5 %, ketimpangan menurun ditandai turunnya koefisien gini dari 0,41 ke 0,38. Inflasi terkendali sekitar 3 persen dan pengangguran mencapai angka terendah sejak reformasi di angka 5,34 persen.
Dari sisi pembangunan infrastruktur, diantaranya dapat dicermati dari total panjang ruas jalan tol yang meningkat menjadi 1.254 km. Sejak era kemerdekaan, total panjang ruas jalan tol hanya 794 km. 4 tahun terakhir Indonesia membangun hampir 500 km dan akhir tahun 2019 akan selesaikan berkisar 1.900 km.
Pembangunan dan pengembangan infrastruktur yang masif, ini mendapatkan pengakuan dari dunia, salah satu indikator adalah laporan Ease of Doing Business oleh Bank Dunia. Peringkat infrastruktur Indonesia meningkat dari urutan 120 (2014) menjadi urutan 73 (2019).
Komitmen Pemerintahan Jokowi untuk penguatan SDM melalui politik anggaran tercermin dari terus meningkatnya alokasi anggaran pembangunan kualitas manusia yang terus bergerak naik ditengah keterbatasan keuangan Negara, dapat dilihat dalam hal pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial. Pada APBN 2018, anggaran untuk pendidikan sebesar Rp147,56 triliun, kesehatan Rp65,01 triliun, dan perlindungan sosial Rp162,56 triliun.
Kita tentunya berharap dengan potensi dan komitmen yang tinggi dari pemerintahan Jokowi terhadap pengembangan sumber daya manusia dapat diterjemahkan secara konkrit oleh kementerian dan lembaga pemerintah melalui program dan kebijakan yang sejalan dengan visi besar pengembangan sumber daya manusia.
Perbaikan sistem pendidikan, utamanya revitalisasi sistem pendidikan vokasi yang disesuaikan dengan kebutuhan industri dan perkembangan teknologi seyogyanya terus menjadi pengarusutamaan, penataan kompetensi melalui pelatihan dan sertifikasi tenaga pengajar agar terus ditingkatkan.
Dalam tataran teknis komite vokasi sebagai wadah kolaborasi antara pemerintah dan industri agar didorong untuk terus meningkatkan sinergitasnya, mulai dari perancangan program dan disain kurikulum, standar pelatihan hingga penyelenggaran pelatihan kerja, sehingga kebijakan link and match dapat benar-benar berjalan.
Dan yang tak kalah pentingya adalah pengembangan ekosistem talenta nasional dan global perlu terus ditumbuhkembangkan pada berbagai tatanan, diantaranya dengan menata kelembagaan yang ada (perlunya integrasi kelembagaan) berdasarkan kebutuhan kongkrit, yang dapat bergerak cepat dan didukung oleh kepemimpinan berintegritas, guna memastikan berkembangnya talenta unggul dengan inovasi dan kreatifitasnya, program dan kegiatan dan penganggaran yang dikembangkan dipastikan tidak lagi business as usual.
Dengan pembangunan manusia yang didukung oleh segenap pemangku kepentingan yang ada sejatinya bangsa Indonesia sedang melangkah menuju Indonesia Unggul, sebagaimana pidato Presiden Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR-RI, 16 Agustus 2018. “Membangun manusia Indonesia adalah investasi kita untuk menghadapi masa depan dan melapangkan jalan menuju Indonesia maju. Kita siapkan manusia Indonesia menjadi manusia unggul sejak dalam kandungan sampai tumbuh mandiri, juga meningkatkan kesejahteraan diri dan keluarganya”. Semoga (Humas Kemensetneg)