Presiden Joko Widodo mengingatkan pentingnya peranan sumber daya manusia (SDM) dalam membangun sebuah negara. Oleh karena itu, SDM harus dipersiapkan dengan baik agar memiliki kualitas yang bisa berkompetisi dengan negara lain.
Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo saat meresmikan SMA Negeri Taruna Nala Jawa Timur, pada Sabtu, 3 Juni 2017.
"Saya ingin berpesan kepada para pendidik, agar betul-betul siswa kita dibina, ditempa, dan menjadi putra-putri yang produktif, kebanggaan bangsa kita, bukan hanya diisi otaknya, namun jiwa dan kegigihan semangatnya," ujar Presiden Joko Widodo.
Apalagi Indonesia pada tahun 2030 mendatang akan mendapatkan bonus demografi di mana jumlah usia-usia produktif berada di atas 60 persen.
"Ini sangat bagus sekali bagi Indonesia dibanding negara lain yang tak memiliki keuntungan seperti itu," tuturnya.
Kepala Negara pun mengapresiasi dukungan sejumlah pihak dalam membangun SMA Negeri Taruna Nala Jawa Timur. Mulai dari pemerintah daerah, TNI AL, hingga masyarakat.
"Pada pagi hari ini bisa kita lihat SMA Negeri Taruna Nala, yang kita harapkan bisa mengeluarkan, memproduksi yang mempunyai keunggulan-keunggulan SDM dari negara lain," ucap Presiden.
SMA Negeri Taruna Nala Jawa Timur yang berlokasi di Jalan Raya Tlogowaru No.66, Kelurahan Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, memiliki visi yakni terwujudnya lulusan yang unggul, mandiri, kompetitif dan berkarakter. Presiden pun berharap SMAN Taruna Nala akan mengemban amanah tersebut dengan sebaik-baiknya.
"Saya lihat di SMAN Taruna Nala ini akan muncul siswa-siwa unggul seperti itu. Betul-betul siapkan mereka dari awal untuk dunia nyata, dunia kompetisi,dan persaingan," kata Presiden.
Tak lupa, Presiden mengharapkan SMAN Taruna Nala juga akan menghasilkan siswa-siswi yang bertanggung jawab membangun Tanah Air di masa mendatang.
"Siapkan mereka dari awal agar memiliki cita-cita untuk membangun negeri ini saat mereka dewasa," ujar Presiden.
Dalam proses mewujudkan calon pemimpin masa depan yang religius, berkompeten, bermoral Pancasila, berwawasan global dan mampu bersaing secara nasional maupun internasional, SMA Negeri Taruna Nala Jawa Timur mengembangkan beberapa program unggulan yakni Learning To Live, One Man One Leader, dan sebagainya.
Diharapkan peserta didik SMA Negeri Taruna Nala Jawa Timur menjadi lulusan yang cerdas, bijaksana dan berperilaku unggul sesuai dengan motto sekolah, yakni 'Cerdas Berfikir, Santun Berkata, Cermat Bertindak'.
Dilansir oleh Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, dalam kesempatan tersebut, Presiden turut menyampaikan pesan agar perubahan-perubahan cepat yang terjadi di bidang teknologi harus dapat dikejar, diperbaiki dimana kita mengalami ketertinggalan. Jangan justru terjebak kepada persoalan-persoalan yang sekarang ini banyak terjadi di media sosial, seperti saling menjelekkan, saling menghujat, saling menyalahkan, memfitnah, membuat berita-berita hoaks di media sosial.Â
"Ini adalah hal-hal yang tidak produkttif, hal-hal yang tak memiliki kontribusi pada negara ini. Kita ingin semua energi bangsa ini kepada optimisme, energi positif, hal-hal positif, pikiran-pikiran positif, bukan pada hal-hal yang justru memecah kita," ujar Presiden.
Kondisi saling menyalahkan di media sosial ini, tanpa disadari melupakan kita untuk menyiapkan SDM yang handal untuk berkompetisi.Â
Presiden menceritakan pengalamannya ketika berkunjung ke Korea Selatan. Saat itu dirinya berkunjung ke sebuah industri pembuat kapal laut.Â
"Di kita ada namanya PT PAL. Semua tahu (PT PAL) dibangun 1972, di Korea juga ada sepeti PT PAL dibangun 1973," kata Presiden.
Namun industri di Korea Selatan tersebut saat ini telah dapat memproduksi kapal selam, sementara PT PAL Indonesia belum dapat memproduksinya. "Sama-sama dimulai, tetapi di sana sudah membuat kapal selam, kita belum. Kita beli dan pesan disana," ucap Presiden.
Belajar dari kemajuan industri kapal di Korea Selatan ini, Presiden mengingatkan bahwa harus ada yang diperbaiki dalam mempersiapkan SDM.Â
Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara ini, di antaranya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dan Wali Kota Malang Mochamad Anton. (Humas Kemensetneg)
       Â
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?