Setibanya di rumah makan yang terletak di Jl. Ir. H. Djuanda Kota Cirebon, Presiden menyapa warga yang berada di sekitar lokasi menanti kehadirannya.
Namun, siapa sangka, mantan Gubernur DKI Jakarta ini turut mengajak warga yang ditemuinya itu untuk menyantap hidangan bersama dengan dirinya. Momen itu terjadi saat Presiden dan rombongan makan siang bersama pada sore hari, sekitar pukul 15.30 WIB.
Dalam rilis Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin disebutkan bahwa sekitar 6 orang warga beserta 8 anak-anak diboyongnya masuk ke dalam rumah makan. Semuanya berkesempatan untuk bertatap muka dan berbincang bersama dengan Presiden.
"Tadi Pak Presiden mendoakan supaya kita tetap semangat menjalani hidup. Alhamdulillah kita tadi bisa menyampaikan keluhan kepada Bapak Presiden. Kita bersyukur kepada Allah," kata Vivi Artifah, salah seorang yang turut berbincang bersama Presiden.
Para dewasa duduk semeja bersebelahan dengan Presiden Joko Widodo, sementara anak-anak tampak duduk bersama dengan Ibu Negara Iriana Joko Widodo.
"Tadi salaman lalu saya ajak, ayo makan dengan saya. Ngajak makan sambil tadi bicara," Presiden menjelaskan kepada para jurnalis.
Melalui pembicaraannya dengan warga itu, kemudian diketahui profesi yang dilakoni mereka semua. Ini memang merupakan salah satu cara Joko Widodo untuk berkomunikasi dengan rakyat kecil. Kita mungkin masih ingat, kebiasaannya itu sudah dilakukan sejak dirinya masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.
"Ini sopir freelance, ini juga sopir freelance. Ada lagi yang jualan gorengan molen dan yang dagang keliling kolak. Kita jadi tahu produk-produk dasar di (masyarakat) bawah itu apa," ujarnya sambil sejenak mengenalkan tamu santap siangnya itu.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga sempat memberikan bantuan modal usaha kepada mereka. Masing-masing diberikan bantuan modal sebesar Rp500 ribu. Adapun untuk anak-anak yang turut serta, Presiden juga menghadiahi mereka dengan sejumlah buku tulis.
"Sebetulnya masyarakat ini, contoh ibu-ibu tadi, dengan modal Rp200 ribu bisa menghasilkan Rp50 ribu perhari. Inilah saya kira program seperti KUR harus kita urus. Ada hal kecil yang bisa kita lakukan, tetapi memberikam dukungan ekonomi di bawah yang sangat besar," tuturnya. (Humas Kemensetneg)Â
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?