Dalam rapat terbatas kali ini, Kepala Negara menginstruksikan jajarannya untuk betul-betul mengembangkan sektor unggulan di Provinsi Kepulauan Riau. Saat ini, perekonomian provinsi tersebut utamanya ditopang oleh industri pengolahan dan diikuti oleh sektor pertambangan.
"Dari data yang saya terima, pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada 2016 mencapai 5,03 persen dan lebih banyak digerakkan oleh sektor industri pengolahan, diikuti oleh sektor pertambangan, sektor konstruksi, dan sektor perdagangan. Ini artinya perekonomian Kepulauan Riau telah mengalami transformasi ke industri pengolahan," kata Presiden.
Industri pengolahan sendiri merupakan salah satu sektor yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Fluktuasi yang terjadi pada sektor tersebut tentunya dapat mempengaruhi tingkat pengangguran di sana. Sementara itu, tingkat pengangguran di provinsi tersebut terbilang masih cukup tinggi, yakni sebesar 7,69 persen. Oleh karenanya, pengembangan potensi ekonomi di Kepulauan Riau mutlak diperlukan.
"Saya yakin dengan kerja lebih fokus maka perekonomian di Kepulauan Riau akan bergerak lebih cepat lagi serta membuka lapangan kerja lebih banyak lagi. Kita harus konsentrasi untuk mengembangkan setiap gugus pulau besar di Kepri, seperti Anambas, Natuna, Lingga, Karimun, Bintan, Batam, dan Tanjung Pinang sebagai sentra-sentra industri baru dan juga pariwisata sesuai dengan potensi wilayahnya," ucapnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini kemudian mencontohkan beberapa potensi yang ada di Kepulauan Riau. Misalnya Kepulauan Natuna yang dapat dijadikan sentra industri kelautan dan perikanan serta migas.
"Demikian pula pulau besar yang lain seperti Karimun yang bisa dikembangkan menjadi sentra industri manufaktur," ia menambahkan.
Presiden melalui rilis Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden mengatakan bahwa pengembangan kawasan-kawasan industri tersebut tentunya harus terintegrasi satu sama lainnya mulai dari hulu hingga hilir. Tak lupa, Batam yang sebelumnya telah berkembang menjadi suatu kawasan industri juga disebutnya perlu ditata kembali agar dapat semakin bersaing dengan kawasan lainnya.
"Saya kira perlu dikelola lebih profesional lagi sehingga Batam menjadi sebuah kawasan ekonomi yang benar-benar bisa kita kembangkan, terutama untuk sentra industri. Pada saat terakhir saya ke Batam saya melihat sendiri potensinya yang sangat besar, tapi mungkin di sisi kecepatan pelayanan yang paling banyak memang keluhan di bidang urusan pertanahan. Pada sore hari ini, saya harapkan problem-problem yang ada disampaikan saja secara terbuka oleh gubernur, walikota, maupun kepala BP Batam sehingga solusinya dapat segera kita putuskan," Presiden mengakhiri. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?