Presiden Jokowi datang didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara, Pratikno dan Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki untuk menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada keluarga Lenis Kogoya atas meninggalnya almarhum Lenggup Kogoya.
Â
Saat menyampaikan duka cita, Presiden Jokowi teringat ketika berkunjung ke Wamena waktu kampanye Pemilihan Presiden Tahun 2014 silam beliau disambut dan disematkan mahkota adat bertalikan bulu burung cenderawasih dari pegunungan Wamena oleh almarhum Lenggup Kogoya. Saat itu, almarhum Lenggup Kogoya secara langsung mengatakan bahwa Jokowi akan menjadi Presiden.
Â
Kedatangan Presiden Jokowi di Rumah Duka RS. Siloam tidak diduga sama sekali oleh pihak keluarga. Hal ini tentu membuat keluarga besar Kogoya sangat terharu. Saat Presiden Joko Widodo datang ke rumah duka, Lenis Kogoya sedang kembali ke kediaman untuk berganti baju, tetapi Presiden Jokowi tetap sabar menunggu Lenis Kogoya kembali ke RS Siloam sekitar 20 menit kemudian.
Â
“Ini bentuk perhatian dan kepedulian yang tinggi dari seorang pemimpin negara kepada Stafnya dan rakyatnya, khususnya untuk orang Papua. Baru pertama kali seorang Presiden RI melayat secara langsung. Ini perhatian dan penghargaan yang besar untuk orang Papua, kita harus bersyukur,†ujar Paulus Kogoya, perwakilan keluarga besar Kogoya di rumah duka saat memberi sambutan dalam ibadah tutup peti sebelum jenazah diberangkatkan ke Bandara Soekarno-Hatta untuk diterbangkan ke Wamena, Jayawijaya, Papua.
Â
Secara khusus Lenis Kogoya juga menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Presiden Jokowi, Mensesneg Pratikno, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menteri Dalam Negeri Tjahyo Kumolo, serta Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa atas kedatangannya dan memberi dukungan kekuatan kepada keluarga yang sedang berduka.
Â
Lenis juga mengucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan, baik moril maupun spritual. “Atas nama keluarga besar Kogoya, saya juga memohon agar almarhum dimaafkan apabila ada sikap dan perbuatan yang tak menyenagkan selama hidupnya,†tutup Lenis. (DAR-Humas Kemensetneg)