"Saya minta seluruh
menteri dan lembaga terkait serta para gubernur untuk betul-betul
melihat kondisi yang ada di lapangan dan segera melakukan
langkah-langkah penanggulangan bencana kekeringan ini," ujarnya.
Selain itu, Presiden juga meminta agar bantuan air bersih bagi masyarakat yang terkena kekeringan terus disalurkan. Pemanfaatan sejumlah embung, waduk, dan bendungan yang telah dibangun selama dua tahun terakhir guna mengantisipasi bencana tersebut juga dimaksimalkan, terutama untuk irigasi lahan pertanian.
"Saya juga minta dicek untuk supply air untuk irigasi pertanian sangat dibutuhkan terutama untuk mengairi lahan-lahan pertanian di daerah-daerah yang terdampak," katanya.
Selain air bersih, Presiden juga memerintahkan untuk menjaga ketersediaan stok bahan pangan di sejumlah daerah guna menghindari kelangkaan yang mengakibatkan kenaikan harga.
Presiden mengungkapkan, kekeringan yang terjadi disebabkan karena musim kemarau panjang. Berdasarkan laporan yang diterimanya, BMKG menyatakan bahwa musim hujan di beberapa daerah diperkirakan baru terjadi akhir November atau akhir Oktober 2017 mendatang.
"Beberapa daerah sudah tidak mengalami hujan berturut-turut lebih dari 60 hari, lebih dari dua bulan, bahkan sebagian di Pulau Jawa saat ini sedang mengalami puncak musim kemarau," ungkapnya.
Presiden pun menekankan agar seluruh elemen masyarakat bekerja sama dengan pemerintah mencegah terjadinya bencana yang diakibatkan oleh musim kemarau panjang di Tanah Air ini, baik itu bencana kekeringan maupun kebakaran hutan.
"Saya titip pesan agar kita tidak lengah untuk mencegah dan mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan khususnya di lahan-lahan gambut seperti pada tahun 2015 lalu," ucapnya. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?