Presiden Sebut SMK dan Pondok Pesantren Dukung Kemandirian Industri

 
bagikan berita ke :

Jumat, 28 Juli 2017
Di baca 782 kali

Program pendidikan vokasi industri merupakan instruksi langsung Presiden yang kemudian dituangkan secara resmi dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia. Dengan Inpres tersebut, sekolah-sekolah kejuruan diharapkan dapat bekerja sama dan diberikan akses yang lebih luas kepada dunia industri. Bahkan, dalam penerapannya, pondok-pondok pesantren juga turut dilibatkan dalam mewujudkan kemandirian industri nasional.

"Saya lihat tadi kerja sama antara Pondok Pesantren Nurul Iman. Saya ingin agar BUMN-BUMN kita, swasta-swasta kita, mau bekerja sama dengan pondok pesantren dan SMK. Saya kira memang harus seperti ini kalau negara ini ingin kuat ekonominya," ujar Presiden dalam sambutannya pada Jumat, 28 Juli 2017.

Dilansir oleh Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, saat ini, pemerintah memang sedang gencar-gencarnya berkonsentrasi membangun infrastruktur seperti pelabuhan, bandara, jalan tol, jalur kereta api, dan pembangkit listrik. Hal ini dimaksudkan untuk menjadikan Indonesia lebih memiliki daya saing untuk berkompetisi dalam persaingan global. 

"Tetapi setelah infrastruktur ini tahapan besar kedua yang harus kita lakukan adalah pembangunan SDM dan ini sudah kita mulai pada hari ini dengan training-training, kerja sama, antara industri dan SMK, juga industri dan pondok pesantren," ia menambahkan.

Selain itu, Kepala Negara sekali lagi mewanti-wanti kepada jajarannya, khususnya kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang turut hadir mendampingi, agar kurikulum pendidikan nasional lebih fleksibel dalam merespons perkembangan teknologi dan zaman.

"Pak Menteri, mestinya SMK-SMK kita ini dari Sabang sampai Merauke, yang jumlahnya ribuan, jangan sampai kita ini hanya terjebak pada kurikulum lama. Kurikulum kita mestinya fleksibel, kemudian jurusannya juga jangan itu-itu saja," kata Presiden.

Presiden juga meyakini, visi Indonesia Emas 2045 akan dapat terwujud bila pemerintah sejak dini memberikan perhatian penuh kepada pengembangan sumber daya manusia. Meski Indonesia dianugerahi dengan kekayaan sumber daya alam yang luar biasa, Presiden tetap memandang sumber daya manusia yang unggul sebagai modal yang paling utama.

"Kita harus sepakat bahwa sumber daya manusia itu lebih penting karena terkadang sumber daya alam itu bisa memanjakan. Saya juga membandingkan anak-anak muda kita dengan negara lainnya itu tidak kalah. Kita harus meyakini itu dan kita harus percaya diri," tuturnya.

Turut mendampingi Presiden, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. (Humas Kemensetneg)


Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0