Oleh karena itu,
Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraannya pada Rabu, 16 Agustus
2017, di Gedung MPR/DPR Jakarta, mengajak seluruh elemen bangsa untuk
bersama-sama dengan pemerintah menjaga persatuan dan kesatuan negara
Indonesia, seperti dilansir dalam rilis Deputi Bidang Protokol, Pers,
dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
"Kita harus membangun fondasi kultural yang kuat. Kita harus bersatu dan berdiri gagah untuk menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks, yang semakin ekstrem, dan berubah dengan sangat cepat," ujar Presiden.
Sebagaimana diketahui, Indonesia sebagai negara besar telah mendapat pengakuan dari dunia internasional. Bukan hanya jumlah penduduknya yang besar yang mencapai 250 juta jiwa, Indonesia juga memiliki sumber daya alam melimpah dan kekayaan lainnya yang tersebar di pelosok Tanah Air. Indonesia juga memiliki keanekaragaman budaya dan bahasa. Meski demikian, Indonesia tetap bersatu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
"Kita harus membuang jauh-jauh mentalitas negatif yang membuat sesama anak bangsa saling mencela, mengejek, dan memfitnah. Karena kita adalah bersaudara, saudara sebangsa dan se-Tanah Air," ucapnya.
Selain itu, Indonesia juga memiliki banyak sumber daya manusia yang berkualitas. Sejumlah prestasi dari berbagai disiplin ilmu, teknologi, dan industri telah berhasil ditorehkan anak bangsa di kancah internasional. Namun, Kepala Negara tak ingin berpuas diri. Dirinya berharap seluruh rakyat Indonesia tetap bekerja keras mewujudkan tujuan bersama.
"Kebanggaan inilah yang harus kita rebut kembali, kebanggaan terhadap kreasi dan karya sendiri, kebanggaan terhadap produk sendiri," tutur Presiden.
Tak lupa, Presiden juga berpesan kepada masyarakat Indonesia untuk memegang teguh ideologi negara dalam menyelesaikan segala permasalahan bangsa. Pancasila harus menjadi pengamalan yang teraplikasi nyata dalam kehidupan bernegara.
"Pancasila adalah pemersatu kita semua, yang harus kita hayati, yang harus kita amalkan, yang harus menjadi ideologi yang bekerja dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ucap Presiden. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?