"Memperkuat dunia pendidikan, memperkuat pondok-pondok pesantren, pendidikan keagamaan yang masih menjadi kunci agar perubahan itu tidak mengubah kita," kata Presiden sebagaimana disampaikan dalam siaran pers Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
Â
Menurut Presiden, ada yang disebut dengan Generasi Y (Gen Y) yang saat ini berusia sekitar 15-25 tahun, nantinya generasi itulah yang akan mendorong perubahan dan menguasai pasar.
Â
"Inilah tugas kita mengantisipasi bagaimana membangun karakter-karakter anak kita, memberikan isi kepada anak-anak kita, karakter-karakter yang Islami bisa menjaga karakter bangsa ini dari arus-arus perubahan global yang sangat cepatnya," kata Presiden.
Â
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa selain perubahan, ekonomi ke depan juga akan menghadapi berbagai tantangan. Untuk itu, ia mengakui saat ini Indonesia juga tengah mencari peluang investasi dari berbagai negara termasuk Timur Tengah.
Â
"Kenapa saya sekarang ini banyak mendekat ke Timur Tengah? Pertemuan-pertemuan itu penting sekali untuk menjaga keseimbangan agar warna kita tidak terlalu berada pada sisi (tertentu). Tidak terlalu kebarat-baratan, tidak terlalu ke-Tiongkok-Tiongkok-an dan tidak terlalu ke-Jepang-Jepang-an. Sehingga keseimbangan itulah yang terus ingin kita lakukan," ucap Presiden.
Â
Presiden mengungkapkan, agar ekonomi lebih terjamin, memang seharusnya Indonesia tidak tergantung kepada hanya sejumlah negara saja. "Perubahan ini arahnya kemana, semua kepala negara sulit menebak. Kalau punya keseimbangan, insya Allah keamanan ekonomi kita lebih terjamin," ujar Presiden.
Â
Mengakhiri sambutannya, Presiden Jokowi mengingatkan kembali bahwa tantangan ke depan tidak semakin mudah. Oleh sebab itu ia mengajak kita semua untuk bersatu memperkuat Ukhuwah Islamiyah Wathoniyah Basyariyah kita agar negara ini bisa maju dan bersaing dengan negara lain di dunia.
Â
Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi antara lain, Menteri Sekretariat Negara Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, KH Maimun Zubair dan Ketua Umum PPP Romahurmuziy. (Humas Kemensetneg)