Program MRLs In Family Planning 2018 Resmi Ditutup

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 28 April 2018
Di baca 1173 kali

Kementerian Sekretaraiat Negara bersama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerja sama dengan United Nations Fund for Population Activities (UNFPA) melaksanakan program "Traning on Strategic Partnership With Muslim Religius Leaders (MRLs) In Family Planning". Program tahun ini terasa berbeda, dengan menghadirkan 25 peserta yang merupakan tokoh-tokoh Islam dari sembilan negara yang ada di Asia dan Afrika, program ini berlangsung dari tanggal 23-28 April 2018 di Jakarta dan Purwokerto.

Pelatihan Kemitraan Strategis dengan Pemimpin Agama Muslim dalam Perencanaan keluarga tahun 2018 ini merupakan bagian dari komitmen yang dilaksanakan di bawah skema Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular. Pelatihan ini dikoordinasikan oleh Kementerian Sekretariat Negara yang didukung oleh UNFPA dan dilaksanakan oleh Pusat Kerjasama dan Pelatihan Internasional BKKBN yang diikuti oleh peserta dari negara-negara berkembang.

Pada tanggal (23/4), dilaksankan acara pembukaan di Jakarta,  acara tersebut di hadiri langsung oleh Staf Ahli Mensesneg, Gogor Oko Nurhayoko, Nofrijal selaku Narasumber dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Annette Sachs Robertson, Perwakilan dari United Nations Population Fund (UNFPA) Indonesia.

Staf ahli Mensesneg, Gogor Oko Nurhayoko berkesan dengan acara ini karena pelatihan ini adalah bagian dari upaya dalam mempromosikan dan memperkuat kegiatan Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular dalam bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. “Oleh karena itu, penghargaan setinggi-tingginya ditujukan kepada UNPFA untuk dukungan dan kontribusinya terutama untuk pelatihan ini,” ujar Gogor. Program pelatihan ini juga diakui sebagai bagian dari Strategi Negara UNFPA di Indonesia dengan nama “Country Program Action Plan 2016 to 2020 between the Government of Indonesia and UNFPA signed by both parties on 29 March 2016”

Sebagai negara yang memiliki banyak pengalaman dalam melibatkan pemimpin muslimah dalam program keluarga berencana, Keberhasilan Indonesia telah diakui dalam skala global. Oleh karena itu dalam pelatihan ini peserta akan belajar bagaimana Indonesia mengelola masalah tersebut hingga menuai hasil yang memuaskan. Pelatihan ini juga ingin menunjukkan keunikan islam di Indonesia yang moderat dengan mengajak peserta mengunjungi kelompok pengembangan masyarakat islam di Purwokerto.

Masyarakat Islam di Purwokerto memiliki peran penting untuk mendukung program keluarga nasional. “Kami berharap para peserta akan belajar sesuatu dari kunjungan studi untuk memperluas pengetahuan mereka dan memiliki pemahaman yang komprehensif tentang hubungan nilai-nilai inti keislaman,"

Para peserta pelatihan ini pun berasal dari beraneka ragam latar belakangnya. Ada yang berasal dari pemimpin sosial, bidang kesehatan, agama, sukarelawan dan lain-lain. “Kami juga memiliki peserta yang merupakan pemimpin sosial, sukarelawan, guru, serta mereka yang bekerja untuk berbagai organisasi Muslim. Bahkan kami memiliki peserta dari Kantor Negara UNFPA seperti Nepal dan Guinea,” kata Gogor.

Walaupun peserta pelatihan memiliki latar belakang yang berbeda-beda, diskusi ini bagus untuk peserta karena ini merupakan sebuah proses pembelajaran.  Diskusi ini bertujuan untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik yang dilakukan dengan cara dinamis.

Di akhir kata, Gogor menyampaikan harapan kepada peserta agar dapat meliat negara Indonesia dan orang-orangnya lebih baik dan dapat memainkan peran yang sangat signifikan dalam memperkuat dan mempromosikan hubungan dan kerjasama yang ebih erat antara Indonesia dan Negara peserta. “Sekali lagi saya ingin mengucapkan selamat kepada para peserta yang terpilih dalam pelatihan ini. Kami berharap program pelatihan ini bermanfaat bagi anda,” kata Gogor.

Selain sambutan dari Kemensetneg, sambutan juga disampaikan oleh perwakilan dari United Nations Population Fund (UNFPA) Indonesia, Annette Sachs Robertson. Annette mengatakan bahwa peserta harus mencari pengalaman di Indonesia dan terus mempererat hubungan kerjasama antar negara lewat pelatihan ini. Acara pembukaan lalu di resmikan oleh Nofrijal selaku narasumber dari BKKBN.

Sambutan Hangat dari Pemerintah Kabupaten Banyumas

25 peserta dari program "Traning on Stategic Partnership With Muslim Religius Leaders (MRLs) In Family Planning" yang merupakan tokoh-tokoh Islam dari sembilan negara saat melakukan kunjungan lapangan di Kabupaten Banyumas disambut hangat oleh pemerintah Kabupaten Banyumas, Rabu (25/4). Peserta melakukan kunjungan lapangan untuk mempelajari program keluarga berencana yang sudah diterapkan pemerintah Indonesia di Kabupaten Banyumas.

“Program ini merupakan hasil kerjasama Kementerian Sekretariat Negara bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan United Nations Fund for Population Activities (UNFPA)” jelas Kepala Biro KTLN Nanik Purwanti pada saat mengunjungi Pemerintah Kabupaten Banyumas.

Selain itu, Nanik juga mengharapkan program ini dapat meningkatkan pengetahuan tentang kemitraan strategis antara pemerintah dan tokoh agama Islam dalam keluarga berencana serta menerapkan pembelajaran dalam merancang rencana aksi untuk negara masing-masing.

Minat dunia internasional untuk belajar Keluarga Berencana di Indonesia cukup tinggi, terbukti dari 25 peserta "Traning on Stategic Partnership With Muslim Religius Leaders (MRLs) In Family Planning" merupakan hasil seleksi dari 125 orang yang diseleksi oleh UNFPA.

“Banyumas dipilih karena kesuksesan dalam program keluarga berencana, antara lain pencapaian KB di Banyumas 2,3 sedangkan nasional 2,4, pendekatan KB oleh tokoh agama cukup baik, juga melibatkan kelompok lain seperti PIK dan Pramuka," kata Kepala Pusat Pelatihan dan Kerja Sama Internasional Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hermansyah.

Rumah Sakit Islam Purwokerto merupakan tempat kunjungan pertama dari 25 peserta program "Traning on Stategic Partnership With Muslim Religius Leaders (MRLs) In Family Planning", disini peserta mendapatkan penjelasan mengenai penerapan Keluarga Berencana serta bisa melihat langsung alat-alat apa saja yang digunakan dalam program keluarga berencana. Rumah Sakit Islam Purwokerto merupakan salah satu rumah sakit yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mensukseskan Program Keluarga Berencana. Selain itu, peserta juga berkesempatan langsung bertanya kepada pasien pada saat pasien program KB melakukan konseling mengenai jenis alat yang yang akan ia gunakan.

Tidak kalah ramai dengan Rumah Sakit Islam Purwokerto, sambutan yang meriah dari murid-murid Pondok Pesantren Modern Zam-Zam ketika mendapatkan kunjungan dari peserta "Traning on Strategic Partnership With Muslim Religius Leaders (MRLs) In Family Planning" murid-murid yang berbaris rapih menyambut peserta dengan mengibarkan bendera, tidak sedikit yang meminta untuk foto bersama dengan peserta MRLs In Family Planning. Terlihat wajah ceria dari peserta yang disambut meriah dan kesenangan murid-murid Pondok Pesantren Modern Zam-Zam ketika mendapatkan kunjungan dari peserta. Di Pondok Pesantren Modern Zam-Zam, peserta bisa melihat langsung bagaimana peran Pondok Pesantren untuk mensukseskan Program Keluarga Berencana dengan cara memberikan pendidikan dasar kepada murid-murid Pondok Pesantren Modern Zam-Zam.

Tidak hanya itu, di hari berikutnya peserta berkesempatan mengunjungi KAU Kecamatan Baturaden, di KAU mereka mendapatkan pengalaman yang tidak akan terlupakan, yaitu menyaksikan langsung prosesi akad nikah dari 3 pasang calon pengantin yang kebetulan bertepatan dengan kedatangan peserta dari MRLs In Family Planning . Di KAU Kecamatan Baturaden, peserta juga bisa melihat dan bertanya langsung peran KAU dalam mensukseskan Program Keluarga Berencana.

 Beranjak siang hari, peserta berkesempatan melakukan Ibadah Sholat Dzuhur di  Masjid Agung Nur Sulaiman serta mendapatkan penjelasan mengenai masjid tersebut. Masjid Agung Nur Sulaiman merupakan salah satu masjid yang tertua di wilayah Kabupaten Banyumas. Lokasi masjid ini berada di sisi sebelah barat dari Alun-alun Banyumas yang menghadap ke arah Timur. Masjid Nur Sulaiman Banyumas dibangun tahun 1755 pada masa pemerintahan Adipati Banyumas Yoedanegara II dan diarsiteki oleh Bapak Nur Daiman Demang Gumelenm I seklaigus sebagai Penghulu Masjid yang pertama. Sebagaimana konsep tata letak bangunan pada masa pemerintahan kerajaan di Jawa, posisi masjid selalu berada di sebelah barat alun-alun sebagai simbol kebaikan, berseberangan dengan letak penjara sebagai symbol kejahatan di sebelah timur alun-alun. Selain itu, peserta juga mendapatkan penjelasan mengenai kegiatan-kegiatan masjid untuk mendorong peran aktif dalam mensukseskan program Keluarga Berencana.

Waktupun sudah semakin sore, peserta dari "Traning on Strategic Partnership With Muslim Religius Leaders (MRLs) In Family Planning" diarahkan menuju Majelis Taklim Muslimat NU di Kabupaten Banyumas. Di tempat ini peserta bisa merasakan langsung sambutan yang meriah dari Ibu-Ibu Majelis Taklim NU, serta medapatkan pengalaman dari Ibu-Ibu mengenai penerapan Program Keluarga Berencana di lingkungan Majelis Taklim Muslimat NU Kabupaten Banyumas.

Pada hari akhir kunjungan di Banyumas, peserta MRLs In Family Planning juga berkesempatan mengunjungi SMA Diponegoro 1 Purwokerto dan IAIN Purwokerto. (HAN-YUA-Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
1           0           0           0           0