Rilis Kemendes PDTT: Teknologi Tepat Guna, Wujudkan Kemandirian dan Kesejahteraan Masyarakat Desa

 
bagikan berita ke :

Rabu, 27 September 2017
Di baca 757 kali

“TTG merupakan salah satu cara atau pendekatan yang ampuh dalam upaya mendorong percepatan mewujudkan kemandirian masyarakat desa. Kita berharap sentuhan TTG mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi di pedesaan,” ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo, dalam sambutannya pada Pembukaan Gelar TTG Nasional XIX, di Kayu Bura, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
 
Menteri Eko menambahkan, TTG tidaklah selalu harus alat atau mesin, melainkan juga dapat berupa teknologi proses atau produk yang dapat menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan. Dirinya juga mengatakan bahwa Dana Desa dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis teknologi tepat guna untuk kemajuan ekonomi.

“Desa dapat melakukan pelatihan kewirausahaan yang mendukung pengolahan produk pascapanen sesuai kebutuhan masyarakat. Dengan semakin meningkatnya kualitas dan kuantitas, maka produk tersebut dapat menjadi produk unggulan kawasan perdesaan (Prukades) dan memberi nilai tambah,” lanjutnya. 

Dalam rilis Biro Humas dan Kerjasama Kemendes PDTT disebutkan bahwa para kepala desa diharapkan dapat memanfaatkan kegiatan TTG tersebut untuk membantu menyosialisasikan atau memfasilitasi masyarakat akan pentingnya penerapan teknologi tepat guna dalam pengelolaan potensi sumberdaya alam yang cukup melimpah di desa. Begitu juga dengan Pemerintah Daerah khususnya kabupaten/ kota. Dukungan tersebut dapat dilakukan dengan mengoptimalkan keberadaan kelembagaan masyarakat yang telah terbentuk di daerah, yaitu Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek). Fungsi Posyantek itu sendiri tidak hanya sebagai sumber informasi dan promosi yang terkait dengan teknologi tepat guna, melainkan juga diarahkan untuk mampu menjembatani masyarakat pengguna teknologi dengan sumber TTG (inventor/ inovator TTG).

Di samping itu, Gelar TTG juga membuka peluang bagi para pengusaha untuk berinvestasi dalam mengembangkan TTG di daerah. Dukungan kalangan dunia usaha sangat   dibutuhkan dalam  memproduksi  alat TTG dengan tingkat harga yang terjangkau masyarakat. Dunia pendidikan juga dapat berperan dalam menciptakan teknologi tepat guna berbasis kearifan lokal.

Bantuan TTG Unggulan untuk 10 Kabupaten

Dalam Gelar TTG Nasional XIX ini, Kemendes PDTT memberikan bantuan TTG kepada 10 kabupaten. Masing-masing mendapatkan bantuan sesuai dengan karakteristik produk unggulan dan kebutuhan. Kesepuluh kabupaten tersebut yakni Parigi Moutong, Sulawesi Tengah berupa peralatan teknologi pengolahan kelapa; Garut, Jawa Barat berupa peralatan teknologi pengolahan kopi; Pesawaran, Lampung berupa peralatan teknologi pengolahan kakao; Bantaeng, Sulawesi Selatan berupa budidaya rumput laut; Belu, Nusa Tenggara Timur berupa pembangunan penyediaan air bersih; Pohuwato, Gorontalo berupa peralatan teknologi pembuatan pakan ikan/ pelet; Fak-fak, Papua berupa peralatan pembuatan sirup rumput laut; Sigi, Sulawesi Tengah berupa bantuan permodalan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes); Bantul, D.I. Yogyakarta berupa pengembangan Agrowisata; dan Bulukumba, Sulawesi Selatan berupa bantuan pembangunan embung.

Dari 34 provinsi yang menjadi peserta, Gelar TTG Nasional telah menetapkan 20 produk TTG Unggulan yang masuk dalam penjurian lomba. Produk TTG Unggulan tersebut terbagi dalam dua kategori, yakni  sepuluh produk Inovasi Desa dan sepuluh produk Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek). Dari masing-masing kategori, enam diantaranya akan masuk dalam babak final dan terpilih sebagai juara. Beberapa diantara jenis TTG yang masuk dalam kategori unggulan yaitu mesin pemisah biji kapok, teknologi burung usir burung, alat penyaring air “Jotasubawi 01”, alat pemberi makan ikan otomatis, dan instalasi budidaya kepiting cangkang lunak (Soka) portable.

Gelar TTG Nasional XIX bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah. Kegiatan yang berlangsung pada 25-30 September 2017 ini digelar di dua lokasi. Pameran pada tanggal 25-27 September berlangsung di Lapangan Kayu Bura, Parigi Moutong. Sementara 26-30 September berlangsung di Sirkuit Panggona, Kota Palu. Selain pameran TTG, kegiatan juga diisi dengan lokakarya, Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, dan Widyawisata Teknologi ke Desa Bora, Kabupaten Sigi. (Biro Humas dan Kerjasama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Bersama Tim Komunikasi Pemerintah Kemkominfo - Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0