Menjalankan posisi sentral sebagai instansi pemerintah yang secara langsung mendukung peran Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan roda pemerintahan, menjadikan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) digawangi oleh tokoh-tokoh penting yang berwawasan luas dan tentu saja mumpuni dalam bidangnya masing-masing.
Selain meningkatkan wawasan dan pengetahuan, Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kemensetneg menyelenggarakan Setneg TOP #01 (Talk with Outstanding People) juga untuk memberikan motivasi dan inspirasi kepada pegawai/pegawai di lingkungan Kemensetneg. Melalui Zoom Web Seminar (Webinar) dan YouTube Live Pusdiklat yang diadakan pada Selasa (21/7), Setneg TOP edisi pertama ini menampilkan sosok pemimpin di Kemensetneg sebagai inspiration people dengan tacit knowledge (pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman) yang telah terdokumentasi di Kemensetneg.
Dalam Setneg TOP #01, Pusdiklat Kemensetneg mengemas wawancara santai tentang “Secuplik Kisah Melayani RI 1” dengan pembicara Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres), Heru Budi Hartono. Ia mengawali kariernya di Kantor Walikota Jakarta Utara pada 1993. Kemampuan yang dimiliki Heru, mengantarkannya melanjutkan karier dalam struktur organisasi di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pernah menjabat sebagai Walikota Jakarta Utara, Heru mengikuti seleksi terbuka jabatan Kasetpres dan dilantik pada Juli 2017, tiga tahun lalu.
Bekerja di Kemensetneg, Sekretariat Presiden khususnya, merupakan suatu kebanggaan sekaligus perhatian dan tantangan bagi Heru. Menurutnya, melayani seorang presiden akan menjadi catatan atau sejarah seperti dalam penyiapan pelantikan Presiden. “Setiap langkah yang kita lakukan akan dilihat banyak orang. Maka, ketika menangani tugas dan jadwal Bapak Presiden itu segala sisi harus menjadi telaah dan perhatian. Ketika memimpin rapat persiapan kunjungan presiden, itu saya sampai detail bahkan pada judul yang saya koreksi,” kata Heru.
Dalam bincang santai edisi pertama Setneg TOP ini, Kasetpres juga bercerita terkait pengaturan secara keprotokolan pada kegiatan Presiden Joko Widodo yang sederhana dan ingin dekat dengan masyarakat. Selain itu, ia juga menyampaikan hal-hal yang menjadi perhatian jajaran Sekretariat Presiden yaitu masalah waktu mengenai rencana kegiatan presiden terkadang bersifat segera sehingga tentunya berdampak pada jajaran pelayanan di bawahnya. Kendala kedua adalah masalah cuaca. Heru menjelaskan beberapa rencana alternatif juga harus disiapkan mengingat cuaca sering kali berubah sehingga mempengaruhi jalannya acara presiden.
Berpengalaman dalam birokrasi selama lebih dari 20 tahun, Heru berharap jajaran dalam organisasinya dapat menerapkan tiga hal penting, antara lain mampu menulis atau membuat konsep, mampu membaca apa yang diinginkan pemimpin, dan bersikap jujur. Sosok pemimpin yang tegas dan humoris ini juga mengingatkan untuk mampu menentukan skala prioritas dan tidak menunda pekerjaan.
Dalam memimpin Sekretariat Presiden, Heru menerapkan enam prinsip dasar dalam bekerja. Pertama, Clarity yaitu memahami prioritas dan target dalam pekerjaan. Kedua, Commitment yakni bersedia menuntaskan tugas sasaran. Kemudian Translation, sebagai eksekutor harus tahu berperilaku menyelesaikan tugas. Selanjutnya adalah Enabling, mampu mengupayakan cara-cara untuk memudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan. Kelima, Sinergy yaitu fokus bersinergi dan bekerja sama baik dengan pimpinan atau staf lainnya. Terakhir adalah Accountability, mempunyai rasa tanggung jawab untuk mencapai tujuan yang diarahkan oleh pimpinan.
Di akhir acara, Heru berharap jajaran Sekretariat Presiden dapat berbenah diri dan siap menyesuaikan dinamika kegiatan presiden ke depan. “Kadang kala kita tidak menyadari situasi sudah berubah. Maka, sadarilah dan ikutilah perubahan itu. Untuk jajaran di Sekretariat Presiden, bekerjalah untuk Sekretariat Presiden, bukan di Sekretariat Presiden,” pungkas Heru. Hal tersebut berarti berupaya bekerja untuk instansi dan negara dengan sepenuh hati. (DEW-Humas Kemensetneg)