"Belajar yang baik, karena persaingan ke depan makin ketat. Oleh sebab itu, anak-anak harus mempersiapkan diri, belajar yang baik. Tapi jangan lupa juga ibadah dan olah raga agar tubuh kita sehat," ucap Presiden ketika memberikan sambutan pada Penyerahan Kartu Indonesia Pintar di SMA Negeri 2 Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat 16 Juni 2017.
Â
Sebanyak 3.317 pelajar yang berasal dari Kabupaten Banyumas disambangi langsung oleh Presiden Joko Widodo. Kepada mereka yang terdiri atas pelajar SD, SMP, SMA, SMK, serta yang mengikuti pendidikan kesetaraan A, B, dan C diberikan bantuan kepada akses layanan dan kebutuhan pendidikan melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Â
Berdasrakan rilis Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin dsiebutkan bahwa melalui kebijakan KIP ini, pemerintah berharap agar seluruh anak Indonesia mendapatkan pendidikan yang layak.
Â
"Pemerintah ingin semua anak bisa sekolah dengan kondisi yang baik. Yang putus sekolah bisa melanjutkan lewat Paket (Pendidikan Kesetaraan) A, B, dan C, sementara anak-anak yang lain juga diberikan dana agar dari SD, SMP, hingga SMA atau SMK semua bisa membiayai sekolah dengan Kartu Indonesia Pintar," kata Presiden.
Â
Terdapat tiga skema pembiayaan bagi para pelajar melalui KIP itu. Kepada para pelajar tingkat SD, diberikan dana bantuan sebesar Rp450 ribu per tahun. Untuk pelajar SMP, diberikan Rp750 ribu. Sedangkan untuk tingkat SMA maupun SMK, diberikan dana bantuan sebesar Rp1 juta.
Â
"Dana yang ada di kartu itu hanya diperuntukkan hal-hal yang berkaitan dengan keperluan sekolah," Presiden menambahkan.
Â
Kepala Negara mengingatkan kepada para pelajar yang hadir untuk memanfaatkan dana bantuan yang telah diberikan itu dengan semestinya.
Â
"Untuk beli buku boleh, beli seragam boleh, beli sepatu sekolah boleh. Beli pulsa? Tidak boleh. Janjian ya kita. Kalau nanti ada dana yang di kartu dipakai untuk beli pulsa, nanti dicabut. Semua untuk hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan sekolah," ucapnya.
Â
Lebih lanjut, perhatian Presiden kepada masa depan bangsa yang penuh dengan keragaman ini ditunjukkannya. Presiden menyadari bahwa pendidikan kesantunan dan toleransi antarsesama mesti ditanamkan sejak dini.
Â
"Indonesia ini negara besar, kita memiliki 17 ribu pulau. Negara kita memiliki 516 kabupaten dan kota, 34 provinsi, 714 suku, dan 1.100 lebih bahasa lokal yang berbeda-beda. Artinya apa anak-anak? Kita ini beragam, bermacam-macam, tetapi kita tetap satu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena kita tahu, kita memiliki Pancasila," ujarnya.
Â
Turut mendampingi Presiden, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Humas Kemensetneg)
Â