Sepuluh Negara Peserta KTSST Berbagi Pengalaman Kesehatan Ibu dan Anak

 
bagikan berita ke :

Selasa, 17 November 2020
Di baca 1302 kali

Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri Kembali berkolaborasi dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam menyelenggarakan program pelatihan Kerjasama Teknik Selatan-Selatan dan Triangular (KTSST) di bidang Kesehatan Ibu dan Anak. Tahun ini, program yang bertajuk Knowledge Sharing Program on Maternal and Child Health Handbook: Sharing the Experiences and Lessons Learned on MCH Handbook Implementation in the Era of COVID-19 Pandemic”, dilaksanakan secara virtual pada tanggal 17 sampai dengan 18 November 2020.

Kegiatan ini diikuti oleh 35 peserta dari 10 negara, yaitu Afghanistan, Kamboja, Kenya, Indonesia, Laos, Myanmar, Tajikistan, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam. Turut hadir pula observer dari Jepang dan beberapa organisasi Internasional seperti World Health Organization (WHO) selama kegiatan berlangsung.

Nanik Purwanti, Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri Kementerian Sekretariat Negara dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pemerintah Republik Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk melaksanakan Kerjasama Teknik antar Negara Berkembang melalui berbagi pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan praktik terbaik berdasarkan visi “A Better Partnership for Prosperity”.


“Seperti yang telah kita alami dalam beberapa bulan terakhir, pandemi global COVID-19 berdampak besar pada negara-negara di seluruh dunia, pandemi ini tidak menghentikan kami untuk mewujudkan komitmen kami dalam melaksanakan program Kerjasama Selatan-Selatan dan Segitiga. Di era kemajuan teknologi ini, kami bertekad untuk mengimplementasikan program ini secara virtual agar kami tetap bisa berbagi ilmu dan pengalaman, tanpa mengabaikan protokol pandemi Covid-19 yang membuat kami tetap aman dan sehat,” jelas Nanik.

Nanik melanjutkan melalui program ini, Pemerintah Indonesia mempunyai kesempatan untuk berbagi dan berdiskusi tentang strategi, inisiatif dan tindakan yang diambil oleh Pemerintah Indonesia serta 10 negara yang hadir dalam mengimplementasikan buku pedoman perawatan Kesehatan ibu dan anak selama Pandemi Covid-19. “Kementerian Kesehatan terus menciptakan kisah sukses Kerjasama Selatan-Selatan Indonesia. Kami mencatat bahwa sejak kemitraan kami dengan Kementerian Kesehatan dan JICA pada tahun 2007, Indonesia telah berhasil melaksanakan 11 Program SSTC (South South Triangular Cooperation) tentang Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak dan berpartisipasi di beberapa tempat di Indonesia dengan lebih dari 150 Alumni dari 15 negara. Oleh karena itu, merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk dapat berpartisipasi dalam program ini,” terangnya.


Setali tiga uang dengan Nanik, Maria Renata Hutagalung, Direktur Kerjasama Teknik, Kementerian Luar Negeri menggarisbawahi bahwa Pemerintah Indonesia mengakui skema KTSST sebagai sarana untuk mendukung pencapaian salah satu Sustainable Development Goals/SDGs, yaitu Goal nomor 3 mengenai kehidupan sehat dan sejahtera, utamanya pada Ibu dan Anak. “Bantuan teknis yang diberikan oleh Indonesia melalui kerangka KTSST selalu dipastikan sejalan dengan SDGs dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Indonesia,” kata Maria.

Di sisi lain, terkait akses kesehatan pada masa pandemi COVID-19, Shunsuke, Senior Representative JICA Indonesia menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 memberikan dampak yang berbeda kepada kelompok rentan yang mengalami kesulitan mengakses layanan kesehatan, terutama ibu dan anak. “Setiap negara memiliki kapasitas dan respons yang berbeda terhadap pandemi COVID-19. Oleh karena itu, momen ini adalah waktu yang tepat untuk pelaksanaan program”, ujar Shunsuke.


Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, dr. Kirana Pritasari, Kementerian Kesehatan turut menyampaikan hal terkait pelayanan kesehatan di masa pandemi, bahwa puskesmas di Indonesia diharapkan dapat terus memberikan pelayanan kesehatan dan beradaptasi dengan pandemi COVID-19 untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah kasus COVID-19 khususnya kepada ibu dan anak. “Oleh karena itu, buku KIA (Kesehatan Ibu & Anak) merupakan instrumen yang penting bagi puskesmas dalam memonitor secara berkesinambungan atas kesehatan ibu dan anak,” tambah Kirana.

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi pemaparan dari Kemenkes mengenai kebijakan terkait implementasi KIA selama pandemi COVID-19. Setelah itu, perwakilan dari masing-masing negara mendapatkan kesempatan untuk memaparkan kondisi KIA di negaranya dan berbagi pengalaman dan strategi dalam penerapan buku KIA. (ART-Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0