Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) berkomitmen untuk terus bertransformasi diri melalui pelembagaan inovasi dan kolaborasi dalam setiap derap langkah organisasi, agar dapat menghasilkan kinerja optimal dalam mendukung kerja-kerja Presiden, Wakil Presiden, dan Menteri Sekretaris Negara serta meningkatkan pelayanan publik bagi para pemangku kepentingan, utamanya dengan mengembangkan inovasi yang berbasis digitalisasi, deregulasi dan debirokratisasi.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Humas) Kemensetneg, Eddy Cahyono Sugiarto, mengatakan hal tersebut saat menyampaikan paparan sebagai narasumber dengan tema “Profil dan Program Inovatif dari Kementerian Sekretariat Negara RI", pada Rabu (27/10) dalam salah satu sesi webinar dengan tema “Peningkatan Kinerja dan Layanan Publik dalam Mendorong Pemerintah yang Inovatif”, yang digelar oleh Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Tidar (UNTIDAR).
Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Dekan Fisipol UNTIDAR, Prof. Dr. Sri Suwitri, M.Si. juga dihadiri oleh Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan dan Pemanfaatan Data, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Magelang, Muhammad Ali Faiq, S. IP., M. Si sebagai salah satu narasumber.
Eddy memulai paparan dengan menyampaikan bahwa kunjungan mahasiswa biasanya dapat dilakukan secara langsung di lingkungan Kemensetneg melalui program Setneg Mantul (Mantap Betul), namun pada masa pandemi Covid-19 dilaksanakan secara virtual, Eddy lebih lanjut menerangkan terkait bagaimana Kemensetneg sebagai badan publik terus berinovasi dan menciptakan ekosistem inovasi di era disrupsi saat ini.
“Digitalisasi tidak hanya sekedar memanfaatkan information technology (IT), namun yang lebih penting adalah bagaimana membangun mindset, culture kerja melalui transformasi kerja, menjadikan kerja lebih bermakna, efesien, akuntabel, dan transparan dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk digitalisasi, deregulasi, dan debirokratisasi. Dengan adanya deregulasi, membuat pengaturan-pengaturan kerja semakin mudah, debirokratisasi dengan memotong mata rantai birokrasi dan bisnis proses menjadi lebih sederhana dan terintegrasi,” jelas Eddy.
Lebih lanjut Eddy menekankan bahwa dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah sangat merubah lanskap komunikasi menjadi multi-step communication, sehingga engagement publik semakin meningkat akibat fenomena citizen journalism, semua orang dapat menjadi penyampai pesan dengan memanfaatkan media sosial.
“Kalau kita lihat sekarang, ada beberapa kasus yang bisa menjadi pelajaran kita. Kalau dulu mungkin kasus-kasus tersebut tidak terlalu terekspos, tetapi sekarang dengan konsep citizen journalism, semua orang bisa menjadi penyampai pesan. Perubahan lanskap komunikasi inilah yang perlu diantisipasi sehingga kita dapat cepat beradaptasi dan memberikan pelayanan terbaik kepada publik," lanjut Eddy.
Dalam pemaparannya, Eddy menjelaskan bahwa saat ini, terutama dalam hal keterbukaan informasi publik, kita tengah memasuki fase new public service, pemerintah harus mampu melayani hak masyarakat, hak untuk tahu, serta hak untuk berpartisipasi dalam menyusun kebijakan.
“Pandemi kemarin merupakan momentum yang perlu kita bajak dalam mengakselerasi transformasi digital, paradigma baru komunikasi publik Kemensetneg kini dapat kita amati dengan mengoptimalkan kemasan secara digital dalam pelayanan, kehumasan, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga kecepatan, keakuratan, dan efisiensi dapat membuat kerja semakin bermakna, publik dapat dilayani secara cepat.
Dalam penutup paparan, Eddy menjelaskan bahwa Kemensetneg membuka kesempatan bagi mahasiswa UNTIDAR untuk ikut berpartisipasi dan berkolaborasi dengan Kemensetneg melalui program magang sebagai komitmen Kemensetneg dalam mendukung Merdeka Belajar.
Sesi akhir pemaparan ditutup dengan pemutaran video singkat terkait transformasi kehumasan Kemensetneg dan penjelasan beragam inovasi yang telah dikembangkan Kemensetneg. Eddy menjelaskan juga bahwa Kemensetneg merupakan instansi yang telah memanfaatkan artificial intelligence, serta big data analytic dalam bidang perundang-undangan.
Lebih lanjut Eddy menjelaskan bahwa inovasi lainnya yang telah dilakukan Kemensetneg khususnya di bidang akademik adalah pengembangan aplikasi Sistem Informasi Perjalanan Dinas Luar Negeri (SIMPEL), yang memudahkan bagi akademisi jika ingin melakukan perjalanan luar negeri yang bisa diajukan secara online. Eddy pun memaparkan kolaborasi yang telah dilakukan Kemensetneg adalah dibukanya kanal aspirasi bagi masyarakat, untuk meningkatkan keterlibatan dalam perumusan kebijakan publik.
Kegiatan yang diikuti lebih 100 peserta ini, dan terlihat antusiasme yang tinggi dari para peserta ditandai dengan beragamanya pertanyaan yang diajukan. (SAL/KHA/ECS – Humas Kemensetneg)