Siaran Pers Kemenag: Wukuf di Arafah, Jemaah Haji Wujudkan Nilai-Nilai Kemanusian

 
bagikan berita ke :

Kamis, 31 Agustus 2017
Di baca 1142 kali

Menurut Lukman, haji yang mabrur memiliki dua ciri. Yang pertama yakni ith’am ath-tha’am, yang berarti memberi makan. Dia mengatakan, memberi makan merupakan simbol kepedulian sosial. Sebab, agama hadir untuk kepentingan sosial, tidak semata individual.

 

Ciri yang kedua yaitu ifsa’us-salam, yang berarti menebarkan salam. Lukman mengatakan, salam merupakan simbol menebar perdamaian. Dia pun berharap agar jemaah tidak hanya mendapat haji mabrur, namun juga dapat meningkatkan kepedulian sosial dan menjadi duta penebar perdamaian di lingkungan masing-masing sekembalinya di Tanah Air.

 

“Semoga semua lancar wukufnya, karena tidak ada keinginan setiap jemaah selain mendapatkan kemabruran,” ujar Lukman.

 

Sementara itu, dalam rilis Biro Humas Data dan Informasi Kementerian Agama disebutkan bahwa di tengah kepadatan Mina, Pemerintah Arab Saudi telah membuat jadwal larangan melontar jumrah. Hal ini untuk mengatur pergerakan jemaah ke lokasi lontar jumrah, Jamarat. Terkait hal tersebut, Lukman pun menegaskan kepada jemaah untuk wajib mematuhi aturan jadwal tersebut demi keselamatan dan ketertiban.

 

“Jemaah sebelum berangkat ke Jamarat, harus memperhatikan sinyal lampu, merah, atau hijau,” kata Lukman.

 

Pelayanan Terintegrasi dan Tersistem

 

Setelah melaksanakan wukuf di Arafah, jutaan jemaah haji akan bergerak ke Muzdalifah kemudian ke Mina pada malam nanti. Lukman mengatakan, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi siap mengantarkan jemaah haji Indonesia untuk melaksanakan rukun dan wajib haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). PPIH tersebut terdiri dari sejumlah kementerian, lembaga, TNI, Polri, dan instansi terkait lainnya.

 

Selain itu, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Eka Jusup Singka, mengatakan, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah juga siap melayani jemaah di Arafah dan Mina. Semua petugas kesehatan dilaporkan siap menjalankan tugasnya secara terintegrasi dan tersistem dalam satu kesatuan komando Armina.

 

Tidak hanya itu, layanan kesehatan mobile melalui pos-pos pelayanan kesehatan yang ada di Armina juga telah disiapkan. Pelayanan kesehatan ini melibatkan tenaga kesehatan yang terhimpun dalam Tim Promotif-Preventif, Tim Gerak Cepat, dan Tim Kuratif-Rehabilitatif.

 

“Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada jemaah haji dari ketiga KKHI di atas berupa pelayanan kesehatan rawat inap, rawat jalan dan rujukan,” jelas Eka.

 

Hingga Selasa kemarin (29/8/2017), jumlah data jemaah haji yang meninggal dunia sejak dari embarkasi dan Saudi Arabia dilaporkan berjumlah 165 orang. Sementara jemaah yang sakit akan disafari wukufkan. Mereka akan diberangkatkan dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia Daker Makkah menuju Arafah menggunakan ambulans.

 

“Mereka akan berada di Arafah beberapa menit kemudian akan dipulangkan kembali ke KKHI Makkah,” tutur Eka.

 

Hingga saat ini, Indonesia menjadi negara pengirim jemaah haji terbanyak di dunia yaitu 221.000 jemaah. Sementara posisi selanjutnya diduduki oleh Pakistan 179.000 jemaah, India 170.000 jemaah, Bangladesh 128.000 jemaah, dan Nigeria 95.000 jemaah. Meskipun berasal dari negara pengirim jemaah haji terbanyak, jemaah asal Indonesia terkenal tertib, rapi, dan sopan. (Biro Humas Data dan Informasi Kementerian Agama dan Tim Komunikasi Pemerintah Kemkominfo-Humas Kemensetneg)

 

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0