Tampilkan Beragam Kekayaan Budaya Bangsa Indonesia, Kemensetneg Siapkan Cendera Mata G20
Perhelatan KTT G20 di Bali pada tanggal 15-16 November 2022 telah memantik perhatian dunia internasional. Pertemuan G20 atau Group of Twenty yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU) ini membahas tiga isu utama, yakni konektivitas dan pemulihan pascapandemi Covid-19, kemampuan digital dan literasi digital, serta arus data lintas batas negara.
Selain isu-isu penting ini, ada sisi lainnya yang menarik untuk dibahas, yaitu suvenir atau cendera mata unik KTT G20. Pemerintah Indonesia telah menyiapkan cendera mata beraneka ragam bentuk yang merupakan hasil kerajinan tangan dari berbagai daerah di Indonesia. Cendera mata ini terdiri dari Kain Batik Mangrove dan patung serta kerajinan daerah.
Cendera mata yang dibagikan tersebut telah disiapkan oleh Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) yang bertanggung jawab atas infrasturuktur dan logistik perhelatan KTT G20 di Bali. Ragam cendera mata tersebut, di antaranya adalah patung dan kerajinan dari berbagai daerah di Indonesia, yang menunjukkan kekayaan dan keberagaman budaya Bangsa Indonesia.
Salah satu cendera mata yang menarik adalah Patung Resin “Wanita Membatik” karya seniman patung, Johan Abe Tobing yang merupakan salah satu seniman patung kenamaan Indonesia. Patung ini menjadi simbol bahwa kaum wanita berperan penting dalam dalam melestarikan budaya bangsa yaitu membatik, dan juga sebagai penggerak ekonomi rakyat.
Selain Patung “Wanita Membatik”, ada juga patung uang kepeng khas Bali yang diproduksi oleh para difabel. Patung ini dibuat dari bahan dasar limbah logam yang dihasilkan dari kegiatan adat Bali untuk kemudian dilebut (recycle) kembali dengan titik didih hingga 950°C hingga menjadi produk yang bernilai seni dan beraneka ragam bentuknya.
Foto: Cendera mata KTT G20 terdiri dari beraneka ragam hasil kerajinan tangan dari berbagai daerah di Indonesia.
Logam yang dimaksud adalah campuran logam atau sering disebut pancadatu yang terdiri dari (emas, perak, kuningan, besi dan tembaga). Sementara itu, bagian dasar patung dibuat dengan bahan kayu bentawas dengan cat natural berupa perada emas 24 karat. Produk patung UD Kamasan Bali ini berupa Patung Uang Kepeng Penari Bali, Patung Uang Kepeng Lumbung Padi, dan Patung Uang Kepeng Perahu Cadik. Ketiganya merupakan simbol keindahan dan aktivitas perekonomian di Bali.
Keragaman budaya Indonesia lainnya yang disuguhkan kepada delegasi KTT G20, khususnya bagi para ketua delegasi adalah seni kerajinan perak yang khas dari Yogyakarta. Kerajinan perak ini berupa rumah adat Tongkonan dari Toraja, Sulawesi Selatan. Kerajinan ini tidak hanya memperlihatkan bentuk rumah adat Toraja saja, tetapi juga busana adat pria yang disebut Seppa Tallung dan Baju Pokko untuk busana wanita.
Kerajinan perak lainnya adalah kerajinan alat musik Sasando dari Nusa Tenggara Timur dan alat musik Sape dari Kalimantan. Produk kerajinan perak ini terbuat dari perak 925 dengan ukiran khas, yang terdiri atas logam dan kotak kaca bevel yang dibungkus oleh kotak bersampul bludru untuk menunjukan kesan elegan dan berkelas.
Tak hanya itu, kerajinan Gading Kulit Abalone juga menjadi salah satu produk yang terbuat dari perak 925 dengan dengan bahan dasar kulit kerang abalone yang dibudidaya (bukan kerang yang dilindungi). Tentu saja, kerajinan ini juga akan dibungkus dengan kotak bersampul bludru untuk menunjukan kesan elegan dan berkelas.
Dalam upaya mengenalkan budaya Indonesia ke hadapan dunia, pemerintah Indonesia juga memberikan cendera mata berupa Keris Nogosari Ladrang Jogja dari DIY Yogyakarta. Keris ladrang berbahan perak lapis emas dan dibuat di Desa Aeng Tong Tong, Madura, yang memiliki tradisi untuk pembuatan keris. Keris dipilih karena merupakan warisan budaya Indonesia yang pertama diakui oleh UNESCO pada tahun 2008.
Foto: Cendera mata yang disiapkan untuk para pendamping kepala negara yang hadir di KTT G20.
Selain suvenir bagi para ketua delegasi ini, ada juga cendera mata yang disiapkan untuk pendamping para kepala negara yang menghadiri KTT G20 berupa Kipas Cendana, Tas Rotan Kulit, Dompet Duanyam, Hand Sanitizer, produk SOJAMU (Sowe Ora Jamu), dan produk Javara.
Kipas Cendana adalah hasil kerajinan tangan dari pengrajin Bali. Kipas ini terbuat dari kayu Cendana yang terkenal dengan aromanya yang tahan lama dan kayu eboni serta dihiasi dengan logo G20 berlapis emas dan perak 925 sehingga akan menunjukan kesan elegan dan berkelasnya Indonesia. Pohon Cendana sendiri adalah pohon yang langka dan hanya tumbuh di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Foto: Cendera mata berupa Kipas Cendana yang disiapkan untuk para pendamping kepala negara yang hadir di KTT G20.
Tas Rotan Kulit terbuat dari bahan baku rotan yang diproduksi di Cirebon dan kulit yang diproduksi di Magetan. Kedua material tersebut dikirim ke Bali lalu dijadikan tas oleh pengrajin lokal. Tas ini merupakan desain dari Ini - Itu Canggu, brand lokal yang dimiliki oleh warga negara Indonesia dan mempekerjakan warga di Bali dan hingga kini produknya telah dikirim ke banyak negara.
Dompet Duanyam adalah dompet model flip praktis yang sarat nilai kearifan lokal. Dompet inj mengkombinasikan tenun, anyaman lontar Flores, dan kulit sintetis yang customizable. Produk topi rotan juga menggunakan material yang sama yaitu dari daun pohon palem yang kerap disebut daun lontar yang dikeringkan. Proses pembuatannya melibatkan pengrajin lokal yang beresidensi di Karangasem, Bali.
SOJAMU (Suwe Ora Jamu) adalah sebuah brand lokal minuman jamu. Minuman jamu adalah minuman buatan tangan secara alami dengan teknik kearifan lokal tradisional. SOJAMU dibuat dengan dasar cinta dari keanekaragaman bahan-bahan jamu alami Indonesia, dari 8 bagian tanaman yang berbeda, yaitu akar, rimpang, kulit kayu, daun, bunga, buah-buahan, biji-bijian dan kulitnya di Jamu Kitchen kami di Jakarta, Pulau Jawa, Indonesia. Bahan-bahan jamu ditanam di seluruh pulau eksotis Indonesia, dipilih sendiri-dikurasi dan diproduksi dengan hati-hati oleh talenta lokal untuk memastikan kualitas yang konsisten.
Javara adalah salah satu produk lokal Indonesia yang fokus dalam peningkatan dan pelestarian produk pangan lokal asli Indonesia. Perusahaan ini terlibat dalam seluruh mata rantai pasokan makanan untuk menghidupkan kembali warisan nusantara, yakni keanekaragaman hayati pangan yang telah terlupakan. Bekerja sama dengan para petani, penjelajah, nelayan, dan pengrajin di seluruh Indonesia, Javara berupaya menghadirkan kearifan lokal budaya Indonesia hingga dapat dibawa ke pasar nasional dan internasional. Beberapa produk Javara yang menjadi suvenir KTT G20, yaitu Kacang Mete Flores dan beragam varietas produk kopi Indonesia.
Foto: COnference Kit para delegasi yang terdiri dari produk-produk lokal Indonesia.
Selain diperkaya dengan ragam produk kerajinan Indonesia, suvenir kit juga terdiri dari produk-produk lokal kebanggaan Indonesia, seperti tas dan organizer berbahan kulit dengan ukiran batik asal Surabaya, Tablet Advan (Produk indonesia TKDN 32,05%), Pen Silver (pulpen perak dengan kadar perak 925), dan Hygiene Kit pouch dari daeran Sikka, Maumere untuk para tamu VVIP. Sementara itu, bagi delegasi, set suvenir berupa tas berbahan kulit dan canvas dari produsen premium leatherbag di Surabaya dan hygiene kit pouch yang terdiri dari tumblr dari kayu jati buatan tangan UMKM di Jepara dan pouch kanvas bermotif batik karya pengrajin Semarang.
Kehadiran produk-produk kerajinan khas dan produk lokal buatan Indonesia di perhelatan KTT G20 tidak hanya akan memeriahkan tetapi juga akan meninggalkan kesan yang mendalam akan keindahan, keunikan, kekayaan, dan keberagaman budaya pada para seluruh delegasi yang mengikuti rangkaian pertemuan tingkat tinggi ini. Melalui promosi ini, kerajinan dan produk lokal Indonesia diharapkan dapat mendunia.
Pemilihan produk-produk budaya bangsa tersebut sekaligus menjadi komitmen Kemensetneg dalam menumbuhkembangkan produk dalam negeri, khususnya produk UMKM dengan mengangkat dan menyediakan panggung bagi karya unggulan kebanggaan Bangsa Indonesia. Seluruh kain dan suvenir yang sudah diproduksi ini nantinya dapat dibeli oleh para wisatawan domestik dan asing di daerah-daerah penghasil barang-barang tersebut maupun melalui berbagai platform digital yang ada. (COR-WKA/FFA_Humas Kemensetneg)