Tingkatkan Keefektifan dan Kualitas Kearsipan, Kemensetneg Gelar International Webinar on Archive Management
Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) bekerja sama dengan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) mengadakan Webinar International pada Kamis (9/9). Webinar tersebut mengangkat tema Records and Archive Management: Documenting History of Nation sebagai bentuk konsistensi pemerintah dalam berkontribusi dan berkomitmen pada pembangunan internasional melalui skema Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS).
Saat membuka webinar, Imam Gunarto selaku Kepala ANRI, menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi kearsipan tahunan yang diselenggarakan oleh Kemensetneg. Bekerja sama dengan beberapa negara dan institusi, Kemensetneg hadir untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas kearsipan dokumen negara serta mendukung penuh tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs).
Dalam sambutannya, Sekretaris Kemensetneg, Setya Utama mengatakan, “Kegiatan webinar ini merupakan bagian dari program KSS. Program KSS ini menjadi salah satu prioritas dan strategi Indonesia dalam mencapai pembangunan global 2030 yang dilandasi dengan solidaritas, kemitraan, dan kerja sama. Oleh karena itu, Kementerian Sekretariat Negara berkomitmen untuk mengedepankan kerja sama ini secara aktif dengan merancang berbagai program unggulan Indonesia, salah satunya program pengelolaan arsip”.
Berkaitan dengan pengelolaan arsip, pokok pertama yang diangkat pada webinar tersebut adalah kebijakan kearsipan selama pandemi Covid-19. Sejalan dengan hal tersebut, Kemensetneg sebagai Lembaga Kepresidenan telah menghasilkan arsip bernilai strategis dan kebangsaan yang dapat disebut sebagai Arsip Kepresidenan. Semua kegiatan Presiden, Wakil Presiden, dan Ibu Negara dalam kegiatan kenegaraan dan pemerintahan tersimpan dengan baik di Kemensetneg.
“Kementerian Sekretariat Negara memiliki peran krusial untuk mendukung teknik protokol, administrasi, dan analitik kebijakan publik. Sistem kearsipan Kemensetneg telah melakukan digital transformasi yang dinamakan Aplikasi Sistem Persuratan dan Disposisi Elektronik (SPDE) Open,” ungkap Kepala Biro Tata Usaha dan Arsip Kepresidenan Kemensetneg, Sinta Puspitasari, yang turut hadir sebagai narasumber pada webinar tersebut.
Webinar juga diisi beberapa pemaparan para narasumber. Direktur Preservasi Arsip Nasional Republik Indonesia, Kandar MAP menjelaskan bahwa ANRI telah mempersiapkan regulasi untuk penanganan dokumen arsip dari kehilangan dan kerusakan akibat bencana sesuai dengan Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Selain itu, ada Yoshimi Nishi, Profesor Kyoto University Jepang. Ia menjelaskan peran arsip bencana dalam membentuk masyarakat yang memiliki pengetahuan terkait hal tersebut.
Deputi Bidang Pembinaan Kearsipan ANRI, Sumrahyadi juga menegaskan pentingnya sikap terbuka serta transparansi akan validitas data Covid-19 sebagai akuntabilitas pemerintah di mata masyarakat. Kemudian ada Koordinator Kearsipan dan Korespondensi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, dr. Ann Natalia Umar yang memaparkan bagaimana Kemenkes memerangi disinformasi di tengah pandemi dan mendokumentasikan kegiatan dalam menangani Covid-19 untuk generasi mendatang.
Webinar dihadiri lebih dari empat ratus peserta yang berasal dari Indonesia dan juga beberapa negara lain, di antaranya Amerika Serikat, Filipina, Timor Leste, Singapura, Malaysia dan Republik Korea. Dengan adanya webinar internasional kearsipan ini, pemerintah diharapkan turut aktif dalam pengelolaan arsip karena Indonesia memiliki sejarah panjang dalam pengarsipan sehingga penting untuk memiliki prasarana dan pelayanan kearsipan di lingkungan pemerintahan sebagai bukti nyata bagi pemerintah sebagai pusat informasi masyarakat. (Humas Kemensetneg)