Tingkatkan Kesadaran Terhadap Keamanan Informasi, Kemensetneg Adakan Sosialisasi
Hari ini, Rabu (02/05), Biro Informasi dan Teknologi, Kementerian Sekretariat Negara menyelenggarakan Sosialisasi tentang Keamanan Infromasi di Ruang Rapat Lantai 4, Gedung III Kementerian Sekretariat Negara.
Sosialisasi dibuka oleh Kepala Biro Informasi dan Teknologi, Kementerian Sekretariat Negara. Dalam sambutannya Andrie Syahriza, S.Kom., M.Si. menyampaikan bahwa sosialisasi ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan minimal satu tahun sekali, untuk menyadarkan dan tetap berusaha melakukan konsistensi penggunaan IT yang aman dan nyaman. Kepala Biro Informasi dan Teknologi ini menerangkan bahwa belakangan ini data-data yang hilang, tercuri dan disebarluaskan tidak pada tempatnya justru lebih banyak dilakukan tanpa sadar oleh orang dalam lingkungan kita sendiri, bukan karena dicuri oleh hacker.
“Terkadang kita lupa ketika kita menggunakan perangkat IT, bahwa sebenarnya ada tanggung jawab kita terhadap tindakan kita melalui perangkat tersebut”, kata Andri.
Sebelum menjelaskan mengenai keamanan informasi, narasumber dari PT BSI Group Indonesia, Natalia Evianti selaku manajer ketahanan informasi menerangkan mengenai definisi informasi lebih dalam terlebih dahulu. Informasi adalah semua info/pesan yang penting untuk “bisnis”. Untuk Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) adalah penyampaian informasi atau memberikan pesan pelayanan kepada Presiden dan Wakil Presiden. Sedangkan kemanan informasi adalah suatu informasi yang bersifat rahasia, tidak dapat diakses secara bebas. Info juga harus bersifat integritas yang menjaga keakuratan dan kelengkapan asset. Selain itu, informasi hanya dapat diakses dan digunakan sesuai dengan permintaan oleh entitas informasi yang diautorisasi.
Lebih lanjut Vivi (nama panggilan Natalia Evianti) menjelaskan bahwa keamanan informasi dapat ditentukan berdasarkan resiko apa yang akan terjadi jika informasi yang kita miliki tersebar. Vivi menyarankan agar kita menggunakan password yang tidak berhubungan dengan kehidupan kita, agar sulit ditebak oleh para hacker.
“Dengan awareness terhadap kemananan informasi ini, kita pastikan password kita tidak ada yang bisa menebak”, kata Evianti.
Tahun 2016 ada tiga miliyar data yang bocor dari akun Yahoo, Link in, My space dan Thumblr. Melihat fakta tersebut, ia menegaskan kurangnya awareness kita terhadap pentingnya password sehingga harus menggantinya secara rutin. Selain itu, di tahun lalu hampir seluruh dunia terinfeksi ransomware (nama atau istilah umum untuk semua malware/perangkat lunak yang mencurigakan) terkait windows yang sudah lama, namun tidak diupdate securitynya. Hampir sekitar 200.000 perusahaan yang terinfeksi oleh ransomware.
“Nah ini menunjukkan bahwa orang-orang tidak aware, kalau Kemensetneg sudah punya SOC (Security Operation Centre) yang interaktif memantau semua serangan-serangan dari luar”, katanya.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan agar Kemensetneg dapat melindungi data-data penting, baik itu data pribadi apalagi data-data penting yang dimiliki Kemensetneg. Oleh karenanya kita harus meningkatkan awareness, kepedulian dan kehati-hatian kita terhadap penggunaan data dan teknologi. Sosialisasi diakhiri dengan tanya jawab dari peserta yang terlihat antusias dalam menayakan hal-hal mengenai keamanan informasi. (NAD-Humas Kemensetneg)