Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) menggelar ceramah keagamaan Islam bertemakan “Peran PNS dalam Membangun Bangsa”, di Aula Serba Guna Gedung III, pada Selasa (27/09). Kajian yang juga disiarkan daring ini menghadirkan langsung seorang mubalig sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta yaitu KH. Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah).
Merupakan sebuah momentum kebersamaan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT serta menjalin dan mempererat tali silaturahmi pegawai/pejabat di lingkungan Kemensetneg. “Acara ini merupakan acara rutin yang dilakukan di Kemensetneg. Pada kesempatan kali ini kita alhamdulillah mengundang langsung Gus Miftah untuk berbagi ataupun sharing kepada kita terkait dengan tema besar nya, tentang peran PNS terutama yang muslim dalam membangun bangsa. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan petunjuk kepada kita, sekaligus kita bisa berkontribusi untuk membangun bangsa dan negara,” kata Agussalim.
Pada awal ceramah, Gus Miftah mengutip isi Kitab Hikam yang ditulis oleh Ibnu Athaillah bahwa, “Manusia mampu bukan karena dia mampu, tapi dimampukan oleh Allah yang Maha Mampu.” Dalam konteks tersebut, Gus Miftah menjelaskan bahwa sebagai manusia ketika melakukan sesuatu dan merasa dirinya mampu, itu bukan berarti karena dia mampu, tapi karena Allah SWT yang memberikan kemampuan kepada manusia itu.
Gus Miftah juga menerangkan, dalam membangun sebuah bangsa dan negara terutama bagi para PNS, itu dibutuhkan integritas dan loyalitas karena dua hal tersebut merupakan bagian dari ibadah. Ia bercerita tentang zaman Nabi Muhammad SAW ketika musibah banjir yang melanda Masjidil Haram, Hajar Aswad lepas dari tempatnya.
Kemudian, semua pemimpin kabilah atau suku berebut untuk mengembalikan Hajar Aswad ke tempat semula, bahkan hampir terjadi pertumpahan darah. Pada akhirnya, ada sebuah konsensus yang menyebutkan barang siapa yang berani mengembalikan Hajar Aswad di tempatnya maka dia adalah orang yang diperbolehkan masuk Masjidil Haram untuk pertama kalinya.
Nabi Muhammad SAW kala itu melakukan tindakan yang bisa dijadikan contoh untuk umat muslim di mana ia berserta semua pemimpin kabilah memindahkan Hajar Aswad itu secara bersama-sama dengan menggunakan kain panjang dan mengembalikan Hajar Aswad itu ketempatnya kembali.
Pesan yang tersirat disampaikan Gus Miftah tentang cerita tersebut yaitu bahwa sebagai PNS harus bisa bekerja sama demi terwujudnya nilai integritas dan loyalitas. “Al ittihadu asasun najaahi, persatuan itu merupakan asas dari kesuksesan. Untuk itu, mari kita jaga kesatuan dan persatuan demi terwujudnya integritas dan loyalitas,” pungkas Gus Miftah.
Pengajian kali ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dari pejabat/pegawai yang hadir. Gus Miftah juga menerima plakat dan cendera mata sebagai dari Kemensetneg yang diserahkan Sekretaris Kemensetneg, Setya Utama. (ABI/DEW-Humas Kemensetneg)