Perayaan upacara Hari Ulang Tahun Ke-75 Republik Indonesia tahun ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini masyarakat tidak dapat menyaksikan secara langsung upacara peringatan HUT Ke-75 RI ini di Istana Merdeka, masyarakat dapat menyaksikan upacara secara virtual.
Pemandangan berbeda juga dirasakan oleh pejabat dan pegawai di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara khususnya Sekretariat Presiden. Bertempat di Aula Serbaguna Gedung III Kementerian Sekretariat Negara yang dialihfungsikan menjadi Ruang Undangan Virtual, Asisten Deputi Hubungan Masyarakat Kemensetneg menjumpai Vinandhika Parameswari dan Andrea Novtarina untuk berbincang-bincang tentang tugas yang dijalankan oleh keduanya.
Vinandhika Parameswari atau yang biasa dipanggil Viki, berperan sebagai host dalam upacara virtual ini. Sebagai host, tugas yang diembannya adalah mengatur traffic atau regulasi dari aplikasi Zoom. “Jadi setiap peserta yang telah meregistrasikan dirinya untuk mengikuti upacara secara virtual akan mendapatkan satu room pada zoom tersebut, tugas host disini adalah mengatur traffic, regulasi, kemudian mengatur supaya kondisi dari setiap room pada zoom tersebut kondusif selama acara berlangsung,” ujarnya.
Upacara virtual yang diikuti oleh pimpinan lembaga negara, duta besar negara sahabat serta masyarakat ini melakukan upacara dengan menggunakan aplikasi Zoom, terdapat kurang lebih 15 room yang diperuntukkan bagi undangan yang mengikuti upacara. “Kurang lebih ada 15 room pada Zoom tersebut, dengan masing-masing peruntukkannya berbeda beda, jadi ada satu room yang khusus untuk mantan Presiden dan Wakil Presiden RI, ada satu room yang khusus untuk pejabat dan kemudian masyarakat umum, ekspektasinya ada sekitar 17.845 dari masyarakat umum yang mendapatkan undangan sendiri baik pagi atau sore serta kurang lebih ada 3.900 dari undangan yang diberikan kepada pejabat untuk mendapatkan link undangan pagi dan sore,” kata Viki.
Berbeda dengan Viki, Andrea Novtarina atau yang akrab disapa dengan Andrea ini bertugas sebagai Master of Ceremony (MC) saat upacara virtual berlangsung.”Jadi tugas sebagai MC adalah memandu pra acara sampai dengan pra upacara,” ujar Andrea.
Menurut Andrea ada tantangan sendiri bagi dirinya saat menjalani tugas sebagai MC dalam upacara virtual yang baru pertama kali dilakukan. “Tantangannya itu ialah kita harus cepat berfikir, karena kita punya bahan tapi ada durasinya, karena tidak selamanya bahan yang sudah ada sesuai dengan durasi yang ada, jadi kalau durasinya tidak cukup kita harus cepat improve untuk mengalihkan topik supaya tidak kosong karena di room 2 itu kita kurang lebih memandu kurang lebih 450 orang yang berasal duta besar baik itu Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI), lembaga negara seperti Otoritas Jasa Keuangan dan Komisi Pemberantasan Korupsi serta para Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Penerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia dan para Kepala Staf,” jelas Andrea.
Andrea mengatakan peserta yang mengikuti upacara virtual tetap memiliki antusiasme yang tinggi ketika upacara berlangsung. “Peserta terlihat antusias ya, terlihat dari ada beberapa peserta yang menghias ruangannya yang disiapkan dari dua hari yang lalu, karena kita mengadakan gladi bersih kan ya,” jelas Andrea.
Tidak hanya itu, Viki mengatakan terdapat hadiah menarik yang disiapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bagi peserta yang bisa menampilkan kostum terbaik. “Jadi ada beberapa peserta yang sangat berpenampilan menarik, benar-benar merepresentasikan, yang kita harapkan mereka bisa menampilkan pakaian adat atau nasional, dan peserta yang memakai kostum terbaik akan mendapatkan hadiah dari Kemenparekraf,” kata Viki.
Terlihat Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono memantau Ruang Undangan Virtual sebelum upacara dimulai sekaligus melakukan tegur sapa kepada seluruh undangan yang mengikuti upacara virtual. (ART, Humas Kemensetneg)