Jakarta, wapresri. go.id - Negara-negara di wilayah regional ASEAN dengan keragaman bangsa dan etnis, agama, budaya, dan bahasa, sangat berkepentingan dalam menjaga stabilitas politik, sosial, dan ekonomi sebagai faktor penting mendukung stabilitas keamanan dan kesejahteraan kawasan. Oleh karena itu, toleransi dan solidaritas harus dicerminkan dalam upaya dakwah penyebaran agama apapun, termasuk agama Islam.
Hal ini disampaikan Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat bersilaturahmi dengan peserta konferensi Dai ASEAN di Istana Wakil Presiden, Jakarta, pada Jumat (26/07/2024). Menurut beliau, salah satu permasalahan umat yang perlu diprioritaskan dalam berdakwah adalah bagaimana menjaga umat agar tidak terpinggirkan.
“Agar umat Islam ini jangan menjadi umat yang lemah, yang terpinggirkan. Jangan sampai kita meninggalkan umat kita dalam keadaan lemah. Ini menjadi tugas kita dalam berdakwah,” ungkap Wapres kepada para dai.
Menurutnya, fokus dakwah untuk memperkuat umat akan mampu menghindarkan umat dari keadaan lemah atau dhuafa. Salah satu cara untuk memperkuat umat adalah dengan menghindarkan umat dari bertindak dan berfikir di luar ajaran Allah SWT.
“Bagaimana menyelamatkan masyarakat Islam yang masih makan minuman yang tidak halal, dan bermuamalah yang tidak sesuai syariah. Bagaimana menyelematkan mereka,” pesan Wapres.
Selain itu, Wapres juga mengimbau para dai untuk berdakwah tentang menyelamatkan umat dari perpecahan.
“Yang tidak kurang pentingnya yaitu menyatukan umat. Kita ini bisa saja terpecah belah oleh karena pengaruh dari luar. Ada yang melakukan pemisahan, juga membuat kegamangan, keraguan terhadap ajaran agama, atau penyesatan-penyesatan. Dan ini memang harus kita kejar,” tegasnya.
Sebagai contoh untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya, Wapres mengatakan bahwa prioritas dakwah di Indonesia adalah santrinisasi. Beliau berupaya mengarahkan umat Islam di Indonesia yang berjumlah besar ini, memiliki pemahaman agama yang lebih kuat, tetapi moderat dan toleran.
“Mensantrikan umat, supaya mereka bisa seperti santri. Sebab masih banyak yang jauh dari itu,” pungkas Wapres.
Dalam kesempatan tersebut, Wapres juga mengapresiasi pelaksanaan seminar dai ASEAN serta terbentuknya forum Dai ASEAN. Ia berharap, forum ini dapat memperluas pemahaman Islam wasathiyah di seluruh negara kawasan.
“Saya ucapkan selamat bekerja. Saya berharap seminar dakwah yang diikuti oleh dai-dai ASEAN dan terbentuknya organisasi mutadda duali li du'a ASEAN ini menjadi wadah sosialisasi penguatan komitmen kawasan dalam mempertajam prinsip-prinsip dakwah wasathiyah di seluruh negara ASEAN,” ungkap Wapres.
Sebelumnya, Ketua Panitia Konferensi Dai ASEAN Cholil Nafis menyampaikan deklarasi pembentukan Forum Internasional Dai Se-Asia Tenggara. Bertindak sebagai penandatangan dalam deklarasi tersebut, pimpinan dewan ulama di tiap negara, yaitu Datuk Hasanudin bin Muhammad Yunus (Malaysia), Mohammed Swaleh (Myanmar), Arif Abdullah Sagran (Timor Leste), Muhammad Ilyas Yahprung (Thailand), Tn Somboune Khan (Laos), Pengiran Ahmad Faris Ramadhani (Brunei Darussalam), Muhammad Nuzhan Bin Abdul Halim (Singapura), Abdul Sa Lam (Vietnam), Tn Abdel Jabbar Malado Macarimbor (Philipina), dan Abdul Hafiz Bin Mat Tuah (Malaysia).
Kepada Wapres, Ketua Panita Konferensi yang juga merupakan Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis mengatakan bahwa pertemuan para dai se-Asia Tenggara ini telah berlangsung sejak kemarin, Kamis (25/07/2024). Dihadiri oleh sekitar 27 dai se-Asia Tenggara, rangkaian acara akan diakhiri dengan para peserta mengikuti puncak peringatan milad MUI malam nanti (26/07/2024).
Cholil menuturkan, pertemuan dai se-Asia Tenggara ini selain untuk berbagi gagasan serta pengalaman dalam berdakwah juga untuk meningkatkan keharmonisan para dai.
“Bisa menjadi wadah untuk mengharmoniskan rekan-rekan [dai] se-Asia Tenggara,” ungkap Cholil.
Selain Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis, turut hadir pada acara ini, Ketua Umum MUI K.H. Anwar Iskandar.
Sementara itu, hadir mendampingi Wapres dalam acara ini, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Administrasi Sapto Harjono W.S., Staf Khusus Wapres Lukmanul Hakim, Robikin Emhas, dan Masduki Baidlowi. (DMA/RJP, BPMI Setwapres)