Pers sering disebut sebagai pilar keempat demokrasi setelah eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Walaupun berada di luar sistem politik formal, keberadaan pers memiliki posisi strategis dalam penyampaian informasi, pendidikan, sekaligus menjadi alat kontrol sosial oleh publik.
Insan pers menghasilkan produk yang dinamakan berita, di dalam berita inilah disajikan berbagai macam informasi mengenai perkembangan politik, ekonomi, sosial, budaya, serta informasi lainnya.
Informasi yang tersaji di dalam berita tentu memiliki maksud dan tujuan tertentu. Disamping memberikan informasi kepada publik, di dalam sebuah berita tentu terdapat agenda setting atau yang sering kita sebut sebagai isu. Isu-isu inilah yang akan menggiring opini publik untuk melihat sebuah peristiwa yang diberitakan oleh media massa. Untuk itu, sebuah isu tentu harus dicermati, dipantau perkembanggannya, serta dikelola dengan baik, agar isu tidak berkembang tanpa tujuan dan menghasilkan persepsi yang salah dalam proses penyampaian sebuah informasi.
Workshop Monitoring Media
Untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan dalam pengelolaan isu media, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan workshop monitoring media dengan tema “Revitalisasi Peningkatan Monitoring dan Analisis Media” yang diselenggarakan di The Mirah Hotel, Bogor, Selasa (27/2). Acara ini juga sebagai bentuk sharing knowledge dengan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) dan juga Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Asisten Deputi Hubungan Masyarakat Kemensetneg Masrokhan, yang menjadi pembicara dalam acara tersebut mengungkapkan bahwa monitoring media yang dilakukan Kemensetneg sangat komprehensif. Setidaknya terdapat 4 laporan yang dihasilkan Kemensetneg guna mendukung proses monitoring media yang digunakan untuk memonitor perkembangan isu media terutama yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah.
Keempat laporan tersebut yaitu: current issues, merupakan resmune 4 - 5 isu utama yang menjadi pembahasan di media massa; media brief, yakni analisis sentimen influencer (tokoh) dan rekomendasi sisi kebijakan maupun pengelolaan isu publik; thematic report, yakni isu-isu khusus yang menjadi perhatian media dan memerlukan perhatian khusus, di dalam thematic report terdapat analisis yang lebih detail seperti intensitas pemberitaan, sentiment media, media share, influencer dan juga rekomendasi; dan terakhir potential issue, yakni penelusuran isu-isu yang berkembang di daerah ataupun terhadap beberapa isu tertentu.
“Keberadaan tim monitoring dan analisis isu media cukup vital dalam memberikan akses informasi dan rekomendasi kepada pemerintah. Tim inilah yang memantau perkembangan isu dan memberikan rekomendasi dari sisi komunikasi publik untuk menginformasikan kepada media,” jelas Masrokhan.
Acara workshop juga menghadirkan narasumber Kasubid Monitoring dan Analisis Media Biro Humas Kemendag, Guntur, yang menyampaikan materi seputar pelaksanaan kegiatan monitoring dan analisis media di Kemendag.
Workshop juga bertujuan sebagai studi komparasi (benchmarking) terkait monitoring dan analisis isu media. Melalui benchmarking ketiga instansi dapat saling sharing knowledge untuk mendapatkan masukan dan pengetahuan baru guna meningkatkan kualitas monitoring dan analisis media di masing-masing instansi. (DAR/TAC – Humas Kemensetneg)