Berdayakan Teknologi dan Digitalisasi untuk Berikan Manfaat Luas Bagi Masyarakat
Jakarta, wapresri.go.id – Perkembangan teknologi dan digitalisasi berdampak banyak bagi perubahan dalam gaya hidup masyarakat, termasuk aspek muamalah (hubungan manusia dalam berinteraksi). Lahirnya aplikasi digital dan pertumbuhan start-up (perusahaan rintisan) yang terus meningkat, memberikan peluang besar dalam merealisasikan potensi ekonomi syariah secara nasional maupun global sehingga perlu untuk dimanfaatkan secara optimal.
“Oleh karena itu, kedua hal itu harus kita daya gunakan agar ekonomi dan keuangan syariah memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat,” ungkap Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan pada webinar internasional Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) melalui konferensi video dari kediaman resmi Wapres, Jl. Diponegoro No. 2, Jakarta, Selasa (15/12/2020).
Dalam webinar bertajuk “Digitalization Leading the Islamic Economy in the New Normal”, Wapres mencontohkan inovasi dari perkembangan digital pada sektor keuangan syariah berupa sukuk retail dan green sukuk (sukuk hijau) yang dapat diperdagangkan dengan mudah secara daring. Selain itu, saham syariah juga dapat dibeli melalui Shariah Online Trading System (SOTS).
“Hal ini sangat menarik bagi para generasi muda untuk turut berinvestasi dalam instrumen keuangan syariah,” ucap Wapres.
Wapres menilai masyarakat Indonesia sudah mulai terbiasa bertransaksi secara digital. Namun demikian, secara kuantitas penggunaan transaksi digital baru mencakup hal yang berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari sehingga cakupannya perlu untuk diperluas.
“Oleh karena itu, kehadiran fintech (teknologi finansial) dan layanan elektronik lainnya perlu diperluas lagi agar dapat mendorong inklusi keuangan syariah di Indonesia,” ujar Wapres.
Lebih lanjut Wapres mengatakan, melalui pembentukan KNEKS, Indonesia terus berkomitmen untuk mendukung ekosistem ekonomi syariah secara luas. Di antaranya dengan melakukan terobosan yang berfokus pada keberadaan kawasan industri halal, penggabungan tiga bank syariah yang dimiliki oleh HIMBARA, serta penguatan dan perluasan dana sosial syariah yang mencakup zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF).
Berbagai kemajuan besar ini, tambah Wapres, telah menempatkan Indonesia sebagai negara ranking ke-2 dunia dalam pencapaian perkembangan industri keuangan Islam pada laporan lslamic Finance Development Indicator (IFDI) edisi ke-8 tahun 2020. Selain itu, Indonesia juga telah meraih peringkat ke-4 dalam laporan State of the Global Islamic Economy Indicator 2020/2021 yang diterbitkan oleh Dinar Standard, serta secara khusus KNEKS juga mendapat GIFA Advocacy Award.
“Semua prestasi internasional tersebut telah memotivasi Indonesia untuk berbuat lebih banyak dalam mendorong dan merealisasikan peranan ekonomi dan keuangan syariah, baik di tingkat nasional maupun global,” terang Wapres.
Wapres pun menekankan bahwa berbagai prestasi tersebut tidak mungkin tercapai tanpa upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di daerah. Untuk itu, Manajemen Eksekutif KNEKS telah menyusun “Laporan Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah Daerah” guna memetakan berbagai potensi di daerah.
“Pemetaan ini akan digunakan dalam menyusun langkah bersama demi perkembangan ekonomi dan keuangan syariah yang lebih maju lagi,” jelasnya.
Mengakhiri sambutannya, Wapres menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada iPortal Live dan Revinitiv yang telah turut serta memprakarsai penyelenggaraan acara webinar internasional ini bersama dengan KNEKS.
“Saya juga mengucapkan selamat kepada hadirin sekalian yang mengikuti webinar ini dan berharap webinar ini menghasilkan berbagai rekomendasi yang dapat berkontribusi dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang bertujuan memberikan kebermanfaatan terhadap masyarakat Indonesia maupun global,” pungkas Wapres. (DMA/AF-KIP, Setwapres)
Kategori : |