Dengan Semangat Nuzulul Quran, Wapres Ajak Umat Islam Jaga Keseimbangan Alam

 
bagikan berita ke :

Kamis, 29 April 2021
Di baca 1102 kali

Jakarta, wapresri.go.id – Bagi umat Islam, Al-Qur’an bukan hanya panduan dalam masalah ibadah saja, namun juga panduan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari (manual book for life). Salah satunya adalah bagaimana manusia dapat hidup bahagia di bumi ini dan berinteraksi dengan alam secara baik. Oleh karena itu, dalam peringatan Nuzulul Qur’an (peristiwa turunnya Al-Qur’an) ini, umat Islam perlu merefleksi diri untuk menjaga keseimbangan alam.

 

“Ekosistem dan keseimbangan alam tersebut harus dijaga dengan baik. Sebab pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan dan tidak terkontrol akan mengganggu dan merusak kelestarian  dan keberlanjutannya,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin dalam Peringatan Nuzulul Qur’an Kenegaraan melalui konferensi video dari Kediaman Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta, Kamis malam (29/04/2021).

 

Lebih jauh Wapres mengingatkan, jika pemanfaatan sumber daya alam terjadi secara terus menerus dalam jangka panjang, akan memicu terjadinya perubahan iklim (climate change) yang dampaknya akan merugikan  umat manusia. Sebagaimana peringatan Allah dalam Al-Qur’an, surah Al-A’raf ayat 56, wa laa tufsiduu  fil ardhi ba’da ishlahiha. Yang artinya, “Dan janganlah kamu mengadakan kerusakan di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya”.

 

“Kita tidak boleh abai atau lengah dengan aktivitas eksplorasi ekonomi yang dilakukan segelintir orang yang menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan. Kita harus lebih aktif melakukan berbagai upaya dan ikhtiar agar aktivitas yang menyebabkan kerusakan lingkungan dapat segera dihentikan. Sehingga alam yang kita tempati ini bisa kita rawat dan nikmati secara berkelanjutan, dari satu generasi ke generasi berikutnya,” pesannya.

 

Wapres juga mengungkapkan, sebagian bencana alam terjadi adalah akibat dari perbuatan manusia yang melakukan eksplorasi alam tanpa batas, seperti banjir, tanah longsor akibat penggundulan hutan, penyalahgunaan lahan, dan penebangan liar. Berbagai bencana tersebut telah menimbulkan korban harta benda dan jiwa manusia yang tidak kecil jumlahnya.

 

Oleh karena itu, menurut Wapres, harus ada upaya konkret untuk mencegah setiap tindakan pelanggaran eksplorasi alam dan pengetatan hukum yang jelas.

 

“Kita bersyukur telah ada kesadaran global, untuk memperbaiki kondisi lingkungan yang dituangkan dalam Paris Agreement atau Perjanjian Paris tahun 2019, yang antara lain memuat komitmen setiap negara dalam mengambil langkah-langkah nasional untuk menurunkan emisi karbon,” ungkapnya.

 

Hal ini, lanjut Wapres, sejalan dengan gambaran yang pernah diberikan Nabi Muhammad Sallahu ‘Alaihi Was Salaam dalam Hadis Riwayat  Bukhori, tentang sekelompok orang yang berada di bagian atas kapal. Mereka mencegah sekelompok orang di bagian bawah kapal yang melobangi kapal untuk mempersingkat jalan ketika mengambil air.

 

“Mereka telah menyelamatkan bukan hanya dirinya, tetapi juga orang lain. Namun, apabila mereka membiarkan saja, berarti dia telah membinasakan semua penumpangnya,” tutur Wapres.

 

Dalam konteks momentum penting peringatan Nuzulul Qur’an ini, Wapres mengajak seluruh umat Islam untuk melaksanakan konsep Ekonomi Hijau, atau Green Economy. Yaitu suatu model ekonomi yang dibangun di atas dasar kesadaran akan pentingnya pelestarian ekosistem yang menyeimbangkan aktivitas manusia sebagai pelaku ekonomi dengan ketersediaan sumber daya alam yang terbatas.

 

“Kita sebagai umat Islam sudah seharusnya menjadi bagian penting, dalam upaya mewujudkan Green Economy ini. Saya berharap para ulama dapat menjadi pelopor dan penggerak konsep Ekonomi Hijau,” pungkas Wapres.

 

Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan bahwa Al-Qur’an menjadi unsur penting bagi kelahiran keilmuan modern. Ia berharap, peringatan Nuzulul Qur’an ini dapat menjadi momentum bagi seluruh umat Islam untuk mendekatkan diri dan meneladani spirit Al-Qur’an.

 

“Karena itulah peringatan Nuzulul Qur’an tingkat kenegaraan ini merupakan bagian penting, dalam menjaga tradisi keislaman, khususnya dalam mendekatkan Al-Qur’an dengan kehidupan,” tutur Yaqut.

 

Acara peringatan Nuzulul Quran ini juga diisi dengan Uraian Hikmah Nuzulul Quran, yang disampaikan oleh Dr. K.H.  Ahsin Sakho Muhammad, M.A., pakar Qiratul Quran dan Pengasuh Pondok Pesantren Darul Quran Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

 

Dengan tema “Al-Qur’an dan Spirit Perdamaian”, acara ini diselenggarakan secara luring di Kementerian Agama dan daring melalui siaran TVRI, RRI, akun youtube resmi Kementerian Agama.

 

Turut hadir sebagai undangan, antara lain Habib Zain bin Umar bin Smith, duta besar dan perwakilan beberapa negara sahabat, serta pimpinan dan anggota lembaga negara. Sementara Wapres didampingi oleh Staf Khusus Wapes Masduki Baidlowi dan Salahuddin Al Ayubi. (DMA/SK-BPMI, Setwapres)

Kategori :
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0