PENGANTAR
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
SIDANG KABINET PARIPURNA
DI KANTOR PRESIDEN, JAKARTA
TANGGAL 24 APRIL 2012
Â
Â
Â
Assalaamu'alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Â
Saudara Wakil Presiden dan Peserta Sidang Kabinet Paripurna yang saya hormati,
Alhamdulillaah
,
agenda sidang kita hari ini adalah membahas perkembangan ekonomi kita terkini,
yang nantinya akan kita tuangkan dalam kebijakan dan tindakan-tindakan yang
akan kita ambil sejak bulan mei ke depan, dan di akhir sidang kita ini seperti
biasanya akan saya sampaikan arahan dan instruksi saya untuk menyusun kebijakan
itu dan kemudian bersama-sama menjalankannya.
Â
Namun, sebelum kita masuk kepada agenda utama dari sidang kita hari ini, saya ingin mengajak saudara semua untuk mengenang salah satu keluarga besar Kabinet Indonesia Bersatu II, sahabat kita semua, yaitu Prof. Dr. Widjajono Partowidagdo yang beberapa saat yang lalu, kembali ke pangkuan Allah SWT. Pada saat yang sama kita juga ikut berduka sebenarnya, karena ibunda Kepala UKP4, Pak Kuntoro, Ibu Widoyo Mangkusubroto juga dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam kaitan ini saya ingin bersama-sama saudara dengan khusyuk ingin melakukan sebuah renungan, kenangan atas dipanggilnya oleh Yang Maha Kuasa, sahabat kita almarhum Widjajono. Kita sama-sama mengenal beliau sebagai tokoh yang memiliki idealisme yang tinggi, pikiran yang jernih, tanggung jawab yang mendalam, dan satu hal yang kita kenang, beliau berani tampil untuk menjelaskan dan sekaligus mempertahankan kebijakan pemerintah yang kita ambil, utamanya kebijakan di bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.
Â
Kita juga menyimak berbagai komentar dari masyarakat luas, baik itu yang diliput atau diberitakan oleh media massa maupun yang tidak, kalangan masyarakat juga merasa kehilangan atas wafatnya beliau. Tidak berlebihan kiranya kalau saya juga ingin menyampaikan, ketika kemarin pada saat kontroversi amat tinggi atas rancangan undang-undang APBN Perubahan Tahun 2012, termasuk permasalahan subsidi BBM, permasalahan apakah harga BBM perlu atau tidak perlu dinaikkan, sebutlah semacam ada perang politik dan protes-protes sosial waktu itu, sosok almarhum telah menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menjalin komunikasinya dengan rakyat. Almarhum tampil dalam bahasa saya tanpa pamrih, tanpa ambisi untuk kekuasaan tertentu, menjelaskan kebijakan kita, dan kita saksikan kadang-kadang menghadapi tiga, empat, lima pembicara yang lain yang tentunya berbeda pandangan dengan pemerintah, almarhum tetap tenang dan dengan argumentasi yang baik, dijelaskanlah apa, mengapa, bagaimana rancangan undang-undang itu dibuat termasuk kebijakan menyangkut subsidi energi diambil.
Â
Saya melihat bahwa mengapa beliau bisa tampil seperti itu, karena semua disampaikan dengan hati dan logika, bebas dari muatan-muatan politik. Dengan demikian sering kita saksikan setelah debat ataupun talkshow yang terjadi pemberitaan, paling tidak masyarakat melihatnya atau melihat segala sesuatunya itu lebih berimbang, lebih fair, dan lebih balance. Saya hanya ingin mengajak pada suasana seperti ini untuk marilah kita teladani apa yang telah dilakukan oleh almarhum, khususnya berkaitan dengan apa yang saya sampaikan tadi. Dan setelah ini saya mengajak hadirin sekalian untuk berdoa ditempatnya masing-masing, mendoakan kepada almarhum, sahabat kita Prof. Dr. Widjajono Partowidagdo dan sekaligus Ibu Widoyo Mangkusubroto, agar kedua beliau diterima oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, sesuai dengan amal bakti beliau selama hidup di dunia. bagi yang beragama Islam marilah kita bacakan sama-sama surat Al-Fatihah ....... Terima kasih.
Â
Saya ingin kembali kepada penjelasan tentang agenda sidang kita pada hari ini. Sebagaimana saudara ketahui tiga minggu ini, tepatnya sejak 1 April hingga sekarang, kita terus bekerja untuk menyiapkan kebijakan dan langkah tindakan guna menjaga perekonomian kita, dalam hal ini menjaga pertumbuhan ekonomi kita, termasuk keamanan dari APBN Perubahan Tahun 2012. Dengan APBN Perubahan, termasuk berbagai pembatasan yang diberikan oleh DPR RI, yang itu juga menjadi bagian dari APBNP kita, memang benar-benar harus ada upaya yang sangat serius dari pemerintah, dan juga sebetulnya dari kita semua rakyat Indonesia untuk dua hal. Pertumbuhan ekonomi tahun 2012 ini tetap terjaga, insya Allah bisa kita capai tingkat pertumbuhan 6,5 % dan dengan pertumbuhan itu bisa kita tingkatkan kesejahteraan rakyat, karena kita bisa ciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak, kita bisa lebih mengurangi kemiskinan dan lain-lain yang dampaknya langsung yang akan dirasakan oleh rakyat. Yang kedua juga APBN Perubahan tahun 2012, termasuk fiscal kita ini aman tanpa harus melakukan perubahan APBN yang sudah kita ubah beberapa saat yang lalu.
Â
Dengan harga BBM yang tidak naik dewasa ini, bagaimanapun harus ada opsi dan solusi lain. Kalau tidak ada tindakan-tindakan lain yang kita lakukan dengan penuh tanggung jawab, tentu perekonomian kita menuju ke arah yang tidak sehat, dan itu sama-sama tidak kita kehendaki. Oleh karena itulah, ya kita harus melakukan sesuatu untuk menjaga pertumbuhan sekaligus mengamankan APBN kita. Dan sidang hari ini kita design untuk membahas semuanya itu yang sudah dipersiapkan secara maraton oleh para menteri terkait, saya juga hadir di situ dan kemudian setelah kita tetapkan menjadi kebijakan termasuk action plan, mari kita jalankan. Dengan demikian insya Allah, ekonomi kita tetap terjaga, tetap tumbuh dan masalah-masalah yang mengganggu perekonomian kita bisa kita atasi.
Â
Itulah saudara-saudara, yang menjadi tujuan dari sidang kabinet kita sore hari ini, dan setelah ini, setelah break ini saya berikan kesempatan pertama kepada Menko Perekonomian dan nanti dilanjutkan dengan penjelasan menteri terkait untuk kita bisa ketahui apa yang sudah atau sedang kita persiapkan. Dan saya minta kesabaran dari saudara semuanya, kalau barangkali setelah maghrib nanti kita lanjutkan lagi sampai tuntas, sampai selesai persidangan kita hari ini.
Â
Terima kasih. Â
Â
Â
Â
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI