Peringati Milad ke-46, MUI Harus Selalu Fokus Kepada Perbaikan Umat

 
bagikan berita ke :

Senin, 26 Juli 2021
Di baca 502 kali

Jakarta, wapresri.go.id – Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun ini memperingati hari jadi ke-46. Sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin mengajak seluruh anggota MUI untuk merenungkan dan mengevaluasi kembali hal-hal apa saja yang selama ini telah dilakukan.

 

“Saya ingin mengajak kita semua untuk kembali berusaha meluruskan berbagai hal. Yang harus kita luruskan adalah khittah, meluruskan arah perkhidmatan serta meluruskan langkah dan gerakannya,” ajak Wapres saat menghadiri acara Milad MUI Ke-46 secara virtual melalui Kediaman Resmi, Jalan Diponegoro, Jakarta, pada Senin (26/07/21).

 

Menurut Wapres, Majelis Ulama Indonesia sebagai wadah para ulama, zu’ama dan para cendekiawan muslim sudah seharusnya menerapkan Khittah Nabawiyah dalam rangka fokus terhadap perbaikan umat.

 

Khittah Nabawiyah yang mestinya menjadi Khittah-nya para ulama adalah Islahul ummah, melakukan perbaikan ummah. Bukan kita mencari kekuasaan, kemuliaan, bahkan juga bukan mencari kemenangan. Karena semua itu bukan domain kita, itu domain Allah SWT, kemenangan Allah SWT”, terangnya.

 

Wapres menegaskan bahwa khittah harus betul-betul dilakukan dengan sebaik mungkin, harus sesempurna mungkin. Hal ini sangat relevan dengan apa yang disampaikan oleh Sayyidina Ali Ibnu Abi Thalib bahwa sesuatu yang benar tanpa terorganisir dengan baik, tanpa terkelola dengan baik bisa dikalahkan oleh yang batil. Hal ini telah kita alami sendiri tentang bagaimana perkembangan dunia informasi kita. Karena saat ini banyak sekali banjir informasi tidak hanya yang benar melainkan juga yang bohong (hoaks), sehingga antara yang benar dan kebohongan itu menjadi tidak jelas. Maka zaman ini disebut dengan era post-truth, yaitu zaman di mana kebenaran dan kebohongan itu tersamarkan.

 

“Itulah sebabnya kita harus melakukan penataan yang baik di dalam rangka melaksanakan khittah nabawiyah yang menjadi beban kita. Al khattwah wal harakah dan yang seperti kita juga sudah gariskan bahwa khittah, khattwah kita harus terorganisasi, terkoordinasi dengan benar.” tegasnya.

 

Dalam kesempatan tersebut, Wapres juga menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas wafatnya mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Fatwa, Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo.  Menurutnya, kehilangan sosok Ibu Huzaemah merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan umat, khususnya di Majelis Ulama Indonesia. Dikarenakan almarhumah merupakan seorang halimah, salihah, dan  merupakan pribadi yang memiliki ilmu tinggi.

 

Sebelumnya, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Miftahul Achyar mengatakan bahwa sampai saat ini MUI bisa menjalankan perannya dengan baik sebagai mitra pemerintah ataupun sebagai pelayan dan penyambung aspirasi umat, khadimul ummah sekaligus Himayatul Ummah, meski terdapat kendala pandemi Covid-19 yang terjadi selama masa periodenya.

 

“Saat ini sampai seterusnya MUI tetap tegar. Walaupun pada periode saya ini ada penyusutan-penyusutan anggaran yang cukup signifikan, tapi dengan ketegaran nawaitu yang kuat kita memang dibentuk memberikan manfaat dan maslahat untuk umat. Sehingga lahirlah pikiran-pikiran cerdas, pikiran-pikiran tangkas tentang bagaimana MUI bisa tetap menjalankan tugas walaupun dengan anggaran yang sangat minim dan limit itu,  ” ujarnya.

 

Menurut Miftahul, setiap periode kepengurusan pasti mempunyai tantangan yang berbeda. Untuk periode ini, tantangan utama yang harus dihadapi adalah terjadinya pademi Covid-19 dan ekses-eksesnya, bahkan virus-virus pembawa fitnah yang merusak otak, akal, dan kebenaran di tengah-tengah masyarakat.

 

“Maka dari itu di awal masa kepengurusan periode ini, MUI memberikan porsi lebih banyak terkait dengan penanggulangan pandemi Covid-19 dan dampaknya. Berbagai kebijakan telah MUI tetapkan dalam rangka penanggulangan pandemi tersebut seperti memberikan panduan bagi umat islam yang menjalankan ibadah dan aktivitas keagamaan, MUI juga melakukan kemitraan dengan pemerintah dalam sosialisasi, edukasi, dan juga pelaksanaan vaksinasi Covid-19, bahkan MUI juga aktif terlibat dalam program penanggulangan dampak pandemi yang bersifat ekonomi .” imbuhnya.

 

Dalam acara yang juga dihadiri oleh para menteri Kabinet Indonesia Maju, duta besar negara sahabat dan segenap jajaran pengurus MUI seluruh Indonesia tersebut, Wakil Presiden hadir didampingi Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar dan Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi dan Bambang Widianto. (DMA/RJP  BPMI Setwapres)

Kategori :
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0