Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 6 Januari 2011

 
bagikan berita ke :

Kamis, 06 Januari 2011
Di baca 873 kali

SAMBUTAN PENGANTAR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA

SIDANG KABINET PARIPURNA MEMBAHAS

TENTANG KEBIJAKAN & TINDAKAN PEMERINTAH UNTUK MENGATASI

KENAIKAN HARGA PANGAN ATAU INFLASI PANGAN,

DI KANTOR PRESIDEN, ISTANA NEGARA, JAKARTA

TANGGAL 06 JANUARI 2011

 

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia, Saudara Ketua dan para anggota Dewan Pertimbangan Presiden, para Menteri, Gubernur Bank Indonesia, Jaksa Agung, Panglima TNI dan Kapolri, para pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, para peserta Sidang Kabinet Paripurna yang saya hormati.

 

Marilah kita awali Sidang kita hari ini dengan terlebih dahulu memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wata'alla, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkenan rahmat dan ridha-Nya, kita semua masih diberi kesempatan untuk melanjutkan bakti, tugas dan pengabdian kita kepada bangsa dan negara tercinta.

 

Pada kesempatan yang baik ini, ini adalah Sidang Kabinet Paripurna Pertama di tahun baru 2011, saya mengucapkan Selamat Tahun Baru kepada Saudara sekalian, semoga di tahun 2011 ini kita dapat membulatkan tekad dan bekerja lebih keras, agar hasil yang kita capai juga bisa lebih baik lagi.

 

Saudara-saudara,  

 

Agenda Sidang Kabinet Paripurna kita hari ini yang utama adalah membahas, sekaligus mendengarkan presentasi dari Menko Perekonomian, tentang Kebijakan dan tindakan pemerintah, untuk mengatasi kenaikan harga pangan, atau inflasi pangan. Setelah itu, di akhir Sidang Kabinet nanti, saya akan memberikan arahan tentang kesiapan dan persiapan kita, untuk melaksanakan Rapat Kerja pemerintah, yang pertama, tahun 2011, Insya Allah pada tanggal 10 Januari mendatang di Jakarta.

 

Saudara-saudara,

 

Saya akan mulai dari agenda yang pertama, yaitu permasalahan pangan, utamanya mencari solusi kenaikan harga pangan, yang sebagian besar dipicu oleh kenaikan harga pangan pada tingkat dunia. Kita memiliki pengalaman menghadapi situasi yang serupa, ketika terjadi krisis harga pangan global pada tahun 2007 dan 2008, waktu itu, kita masih ingat, harga pangan meningkat dengan tajam, dan hampir bersamaan dengan meningkatnya harga minyak juga pada tingkat dunia.

 

Khusus di dalam mengatasi kenaikan harga pangan waktu itu, tahun 2007, tahun 2008, maka kebijakan dan aksi yang kita lakukan tiada lain adalah, stabilisasi harga pangan itu. Dan sejarah mencatat dengan kerja keras, kita kerja marathon kita waktu itu, beberapa bulan kita masih ingat, maka stabilisasi harga yang kita laksanakan pada prinsipnya berhasil, karena harga pangan tidak terus meroket, bisa kita kelola pada tingkat yang wajar. Bahkan tahun berikutnya lagi, Indonesia mendapatkan apresiasi dari FAO, atas kemampuan kita di dalam melakukan stabilisasi harga pangan pada tahun tersebut.

 

Saudara-saudara,

 

Stabilisasi yang kita lakukan waktu itu berhasil, karena pemerintah di satu sisi, baik pemerintah pusat maupun daerah, dan dunia usaha, di sisi yang lain, utamanya para pelaku bisnis pangan dapat bekerja sama untuk mengelola situasi dan mengatasi kenaikan harga pangan itu.  Meskipun pemerintah tidak selalu bisa mengendalikan kenaikan harga, dan lebih ditentukan oleh mekanisme pasar, tetapi pengalaman menunjukkan, termasuk di negeri kita sendiri, dalam menghadapi krisis seperti itu, maka peran pemerintah memang cukup mengemuka, artinya, kita tidak boleh hanya menyerahkan kepada mekanisme pasar yang sering inflasi itu menjadi tidak terkendali.

 

Kita masih ingat, sebagian yang ada di ruangan ini,  3 kali rapat koordinasi antara pemerintah dengan dunia usaha, kita lakukan di Jakarta, dan 1 kali kita lakukan di Yogyakarta. Yang semuanya saya pimpin langsung untuk mengambil keputusan dan menetapkan kebijakan stabilisasi tersebut.

 

Saudara-saudara,

 

Sekarang yang kita hadapi, kalau kita bandingkan dengan situasi tahun 2007, 2008, memang pada tingkatan sekarang, kenaikan harga pangan dunia belum setajam kenaikan pada tahun 2007, 2008. Meskipun kecenderungan untuk tetap naik masih ada, tadi siang saya mengikuti berita televisi di luar negeri, bahwa sudah mulai mendapatkan atensi global tentang pergerakan harga yang terus naik untuk komoditas-komoditas pangan tertentu pada tingkat dunia.

 

Sebab-sebab kenaikan pangan dunia di tahun 2007, 2008, sekarangpun juga itu yang menjadi pemicu, atau faktor kenaikan harga pangan. Pertama, demand, atau permintaan atas pangan yang makin meningkat, tidak sulit dijelaskan, karena penduduk dunia terus meningkat, lima tahun yang lalu, masih pada kisaran 6,8 milyar, sekarang sudah mencapai 6,8 milyar manusia. Kelompok menengah, Middle class, juga meningkat, terutama di emerging economies dan beberapa di negara berkembang, dan semua tahu Middle Class mengkonsumsi pangan yang lebih besar pula, Jadi, pertama, demand, yang kedua, dari sisi supply, kita ketahui ada kegagalan panen di sejumlah negara, karena bencana alam, ataupun faktor yang lebih umum yaitu perubahan iklim itu sendiri, di Tiongkok, di Pakistan, di India, sekarang di Australia, dan di banyak tempat yang lain, bukan hanya banjir tetapi juga yang lain-lain. Ini mengurangi produksi pangan pada tingkat dunia.

 

Dari sisi demand atau permintaan, dan dari sisi supply dalam arti produksi pangan yang seperti itu di negeri sendiri juga kita rasakan, dua faktor itu juga exist, kemudian ditambah lagi sekarang ini, beberapa negara yang biasanya mengekspor komoditas pangan, juga mulai mengubah kebijakannya, lebih mengutamakan untuk konsumsi, atau pemenuhan pemerintahan dalam negeri. Ini tentu menambah komplikasi masalah, karena tentu pada pasar global akan ada kelangkaan-kelangkaan tertentu.

 

Saudara-saudara,

 

Oleh karena itu, apa yang kita lakukan sekarang ini harus mengambil pelajaran, apa yang telah kita lakukan di tahun 2007, dan 2008 dengan tambahan kebijakan dan langkah-langkah yang lain. Cara itulah yang mesti kita lakukan. Oleh karena itu solusi yang dapat kita tempuh adalah, saya menggunakan pendekatan dari hilir baru ke hulu, saya balik, hilir dulu baru hulu.

 

Pertama, bagaimanapun intervensi, kita sering sebut dengan operasi pasar, untuk mengendalikan harga komoditas tertentu, itu terus kita lakukan. Saya tahu, ini juga tengah di lakukan. Yang kedua, kebijakan fiskal khusus untuk perdagangan pangan, baik impor ataupun ekspor. Dapat kita lakukan makala kita ingin mengelola harga pangan tersebut, komoditas tersebut, pada tingkat domestik. Ingat, ada harga pangan yang diproduksi di Indonesia, karena harga di luar tinggi sekali, kecenderungannya diekspor, besar-besaran, sehingga mempengaruhi harga di dalam negeri.

 

Demikian juga impor, harga pangan yang sudah naik harganya sebelum dibawa masuk ke Indonesia. Oleh karena itu, policy harus tepat disini, dengan tujuan akhir, harga pada konsumen kita, masyarakat kita, sedemikian tepatnya dengan policy itu. Yang ketiga, mari kita pastikan supply di dalam negeri dapat memenuhi demand, secara nasional. Impor untuk komoditas tertentu dalam keadaan krisis, itu tidak ditabukan. Itu bagian dari perdagangan, bagian dari solusi untuk mengatasi krisis. Yang keempat, mari kita pastikan cadangan atau stock yang ada di tangan pemerintah, baca termasuk di Bulog, itu kuat, bukan sekedar ada stock dan tidak cukup dengan jumlahnya cukup, harus kuat, kalau stock kita kuat, cadangan kuat, maka spekulasi bisa kita cegah dan kita tangkal. Selalu ada spekulan yang memainkan harga, kalau tahu cadangan kita tidak kuat. Yang kelima, produksi dan produktivitas pangan dalam negeri, sudah mulai masuk ke hulu, harus terus meningkat. Produktivitas harus terus dijaga dan ditingkatkan, research and development harus betul-betul menuju ke situ. Meningkatkan produktivitas, menghasilkan bibit-bibit unggul, bibit yang cocok dengan perubahan iklim, kemudian langkah-langkah untuk anti hama, ketersediaan lahan yang cukup dan sebagainya.

 

Mari kita pastikan, dan bukan hanya untuk stabilisasi harga ini, tetapi jangka menengah, jangka panjang, produksi dan produktivitas pangan harus terus meningkat. Yang keenam, sebagaimana yang pernah saya sampaikan dalam kesempatan yang lain, mari kita terus lakukan, kita dorong gerakan ketahanan pangan lokal dan keluarga. Saya sering membaca majalah-majalah seperti Trubus, dan majalah-majalah serupa, atau artikel di koran, yang menggambarkan betapa kreativitas rumah tangga-rumah tangga untuk menanam sayur, tomat, cabe, kemudian lele, yang ada dalam apa itu, dalam pot-pot dan segala macam, itu ternyata luar biasa, karena pada tingkat lokal, di kampung, di desa, di RT, di RW, rumah kecilpun itu bisa membangun semacam ketahanan pangan keluarga. Tidak ada salahnya kalau kita lakukan gerakan, agar semua berkreasi untuk berupaya mencukupi keperluan pangannya sendiri. Yang ketujuh, kita juga mesti melakukan pencegahan terhadap penyelundupan, dan penimbunan komoditas pangan, kalau memang itu melawan hukum, hukum harus ditegakkan.

 

Yang kedelapan, ramalan atau kalkulasi, atau prediksi produksi pangan harus akurat, jangan over optimistic, sehingga keliru kalkulasi kita, sehingga bisa mixment antara supply dan demand baik BPS, Kementerian Pertanian, daerah semua, tolong gunakan metodologi yang paling tepat. Tolong turun ke lapangan lebih intens, dengan demikian apa yang kita ramalkan, yang kita perkirakan, akan lebih akurat. Yang kesembilan atau yang terakhir, solusi yang dapat kita pilih, atau opsi apa saja yang dapat kita ambil, memang diperlukan kebijakan dan regulasi baru tentang pengamanan lahan-lahan pertanian. Saya baru menandatangani PP tentang Land Security supaya tidak terjadi pengalihan fungsi lahan yang tidak terkendali. Dan ini harus dipastikan Kabupaten, Propinsi dan semua harus menjalankan Policy untuk pengamanan lahan-lahan pertanian ini, Land Security. Karena itu faktor produksi yang paling asasi,  pertanian tentu jodohnya tanah,  capital-nya tanah.

 

Saudara-saudara.

 

Semua kebijakan dan langkah tindak itu harus lah tetap berorientasi atau haruslah memiliki keperpihakkan kepada : Satu, penghasilan petani yang makin baik; nilai tukar petani harus makin baik; dari sisi petaninya. Yang Kedua, dari segi konsumen, maka harga yang ingin kita capai adalah terjangkau dari segi konsumen, bisa dibeli oleh masyarakat luas, utamanya yang berpenghasilan rendah. Dua itulah yang harus kita lihat, manakala kita menghadapi krisis harga pangan dan manakala kita melakukan langkah-langkah stabilisasi.

Kemudian kepada para pelaku bisnis pangan nanti Menko Perekonomian dan para Menteri bisa terus menjalin komunikasi dengan para pelaku bisnis, utamanya bisnis pangan, apalagi yang tergolong bisnis besar, untuk diajak memikirkan bersama seperti dulu, indah sekali, tahun 2007-2008, karena diharapkan mereka juga memiliki kepedulian sosial dan kesetiakawanan.

 

Ingat! harga di dalam negeri, ingat! yang harus dibeli oleh rakyat kita. Meskipun katakan pada mereka, pemerintah dapat memberikan insentif fiskal khusus, seperti dulu, yang sungguh diperlukan. Baik kepada importir maupun eksportir. Insentif dan Disinsentif merupakan kebiajakn yang bisa kita tempuh, karena membawa kebaikan kedua-duanya, dan kepada Menko Perekonomian, dengan supervisi Wakil Presiden, saya minta terus melakukan langkah-langkah penanganan, melakukan pengkoordinasian. Agar stabilisasi harga pangan ini bisa berjalan baik dan lebih jauh lagi upaya peningkatan produksi, termasuk Menteri Pertanian ada disini, itu juga bisa berhasil dengan baik. Utamanya beras. Sekali lagi, utamanya beras.

 

Saya tahu, bahwa Saudara-saudara, para Menteri, selama ini juga terus mengelola dan melakukan langkah-langkah stabilisasi, tetapi karena sudah ada alarm, satu minggu terakhir setiap hari saya ikuti pergerakan harga pangan di tingkat dunia. Oleh karena itu mari kita all out di dalam menjalankan langkah-langkah stabilisasi ini, kita jemput bolanya sebelum harga  tingkat dunia betul-betul meningkat dengan tajam. Dan setelah pengantar saya nanti, kita ingin mendengar presentasi dari Menko Perekonomian tentang apa yang sudah dilakukan dalam stabilisasi ini, dan langkah-langkah apa yang sedang dan akan dilakukan ke depan.

 

Saudara-saudara,

 

Mengenai persiapan dan kesiapan Raker tanggal 10 Januari 2011, hari Senin mendatang, perlu saya sampaikan bahwa, Raker tersebut bukan forum Musrenbangnas, beda, Musrenbangnas itu berkumpulnya pelaku pembangunan, jajaran pemerintah sampai tingkat Bupati, Walikota, tetapi itu untuk menyusun RKP dan RAPBN tahun berikutnya lagi. Jadi kita berkumpul dengan metode pembahasan dua arah, untuk menyusun RKP 2012 dan RAPBN 2012. Sedangkan yang kita inginkan, yang saya inginkan, 2011 ini betul-betul berakhir kita. Oleh karena itu mulai Januari harus kita perhatikan seluruh jajaran pemerintah itu bisa bekerja dengan sebaik-baiknya.

 

RKP 2010 dan APBNP 2010, sebagaimana telah saya sampaikan pada saat acara dialog dengan pelaku pasar modal, beberapa saat yang lalu, setelah kita evaluasi, pada prinsipnya bisa mencapai sasaran yang ditetapkan. Kita ingin RKP 2011 dan APBN 2011 itu lebih baik lagi, lebih berhasil lagi. Sehingga, melalui Raker nanti tanggal 10, kita harus mengajak semua pelaku pembangunan, agar semua kesalahan, kekurangan, dan kelemahan yang terjadi di tahun 2010 tidak kita ulangi lagi. Dan kita lakukan koreksi-koreksi, perbaikan-perbaikan, agar 2011 ini menjadi lebih baik. Dan sebagaimana yang telah kita bahas dalam ratas beberapa saat yang lalu, diakhir Raker tanggal 10 nanti, akan saya keluarkan directive, yang tajam, yang direct kepada para Gubernur, Bupati, Walikota dan Jajaran pemerintah, apa yang mesti kita lakukan bersama. Satu tahun ini, tahun 2011. Setelah sebelumnya, nanti ada penjelasan tentang prioritas dan agenda, dari masing-masing bidang-bidang, politik, hukum dan keamanan, bidang perekonomian dan bidang kesejahteraan rakyat. Dan Saudara Mendagri saya tugasi, masih ada waktu 3 atau 4 hari ini, mintakan masukan dan umpan balik dari daerah, Gubernur, Bupati dan Walikota, apa saja yang mereka rasakan untuk dilakukan perbaikan pada tahun 2011 ini, pada pembangunan di daerahnya masing-masing, untuk sekaligus kita jadikan sarana evaluasi dan koreksi agar hasilnya tahun ini lebih baik.

 

Saudara-saudara,

 

Itulah pengantar saya, dan setelah ini akan saya berikan kesempatan kepada Menko Perekonomian untuk menyampaikan laporan dan presentasinya berkaitan dengan langkah-langkah stabilisasi harga pangan.  

 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.