Sambutan Presiden pada Peresmian Gerakan Nasional #BanggaBuatanIndonesia melalui Telekonferensi
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Bapak/Ibu, dan Saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air,
Kita tahu, seluruh dunia tengah berjuang melawan pandemi Covid-19 dan saat ini banyak negara, ada 213 negara, menghadapi situasi yang sulit. Perekonomian dunia mengalami tekanan yang berat dan setiap negara berjuang untuk menyelamatkan rakyatnya agar tidak terpapar sekaligus menyelamatkan rakyatnya agar ekonominya tidak terkapar.
Dalam kondisi seperti ini, kita harus mampu bertumpu pada kekuatan kita sendiri, berdiri di atas kaki sendiri. Kita harus mampu menyelesaikan masalah dan tantangan kita sendiri, tantangan di bidang kesehatan maupun tantangan di bidang sosial-ekonomi. Kita harus melihat lagi, apa yang menjadi kekuatan kita. Sekali lagi, apa yang menjadi kekuatan kita dan apa yang menjadi kelemahan kita. Yang kurang, yang lemah, tentu saja harus kita segera perbaiki dan yang menjadi kekuatan harus kita manfaatkan. Saya bersyukur, negara dan bangsa kita memiliki banyak kekuatan, banyak karya-karya hebat, banyak produk-produk yang berkualitas yang kita hasilkan yang lahir dari tangan saudara-saudara kita yang memiliki talenta-talenta yang hebat.
Pandemi tidak menghalangi kita untuk berkreasi. Keterbatasan justru mendorong kita untuk tetap berinovasi, mendorong kita bertransformasi, menggali potensi diri, dan menciptakan peluang-peluang. Di bidang kesehatan, untuk mempercepat penanganan Covid-19, kita telah berhasil mengembangkan PCR (polymerase chain reaction) test kit, rapid diagnostic test atau RDT, kemudian ventilator, dan mobile BSL-2 (biosafety level-2), dan kita harapkan ini pada akhir Mei ini, semua inovasi-inovasi tersebut sudah bisa diproduksi secara massal sehingga kita tidak tergantung lagi kepada produk-produk impor dari negara lain.
Selain di bidang kesehatan, banyak lagi karya-karya dan produk-produk Indonesia yang membanggakan. Produk-produk industri kreatif kita bagus-bagus, desain dan kualitasnya tidak kalah dengan produk-produk luar negeri. Banyak produk-produk bermutu/berkualitas yang dihasilkan oleh para industri rumahan kita, para petani kita, para nelayan kita, yang dihasilkan oleh industri dalam negeri kita. Produk-produk ini harus menjadi kebanggaan kita, menumbuhkan kepercayaan diri kita sebagai sebuah bangsa yang besar, bangsa yang bangga terhadap hasil karya bangsanya sendiri. Bangsa yang bangga pada kreativitas dan inovasi. Karya-karya semua anak bangsa ini harus kita apresiasi, harus kita hargai, harus kita dukung, harus kita beri ruang seluas-luasnya, harus kita manfaatkan dan kita gunakan untuk keselamatan dan untuk kemajuan bangsa dan negara kita.
Saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air,
Kita berupaya keras agar pandemi ini cepat berlalu. Kita harus saling menjaga, saling mendukung, saling membantu. Saling menjaga sesama jangan sampai terpapar dan kita juga saling membantu agar ekonomi kita tidak terkapar. Karena itu, selamatkan tetangga, selamatkan kerabat, dan juga saudara-saudara kita yang lain dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan, dengan peduli membantu tetangga yang tengah kesulitan, dengan belanja di usaha kecil, di usaha mikro, belanja di usaha ultramikro dengan membeli karya-karya dan produk-produk Indonesia. Saya yakin dengan kepedulian kita bersama, saya optimis semua segera bisa kita lewati.
Saya rasa itu, hal penting yang dapat saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya resmikan Gerakan Nasional #BanggaBuatanIndonesia.
Terima kasih.
Wassalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Dialog:
Saudari Astri Megatari (Pembawa acara):
Baik, terima kasih Bapak Presiden Republik Indonesia atas sambutannya. Dan tadi sudah kita dengarkan bersama bagaimana Bapak menjelaskan bahwa di tengah masa pandemi seperti ini, justru merupakan kesempatan bagi kita untuk mengembangkan dan menggali potensi anak bangsa, khususnya di bidang ekonomi kreatif.
Nah oleh karena itu, dalam kesempatan pada pagi hari ini, Pak, kami juga telah mengundang para pelaku ekonomi kreatif dan juga UMKM yang telah melahirkan karya-karya kebanggaan dari bangsa untuk berbincang-bincang langsung nih, dengan Bapak. Yang pertama ada Pak Rizki dari Jakarta Timur, kemudian juga ada Bapak Ketut dan ibundanya, Bu Mary dari Bali. Selain itu, ada juga Mbak Dea Valencia dari Semarang, selamat pagi semua.
Bapak I Ketut Gede Arthawa dan Ibu Wayan Mary (Pelaku UMKM produk kerajinan kayu):
Selamat pagi, Bu.
Ibu Dea Valencia (Pendiri “Batik Kultur”):
Pagi.
Saudari Astri Megatari (Pembawa acara):
Iya. Nah Pak Presiden, kita akan berbincang dengan ketiga pelaku ekonomi kreatif dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) ini, satu per satu. Pertama, kita akan mulai dari Pak Rizki dari Jakarta. Silakan Pak Rizki, untuk memperkenalkan diri.
Bapak Rizki Kurnianto (Pelaku UMKM produk sayuran dan bahan mentah):
(Tidak ada suara)
Saudari Astri Megatari (Pembawa acara):
Sepertinya ada gangguan dengan (sambungan internet) Pak Rizki. Kita akan selanjutnya ke Pak Ketut dan Bu Mary dari Bali.
Bapak I Ketut Gede Arthawa:
Iya, terima kasih.
Om Swastiastu.
Ibu Wayan Mary:
Terima kasih.
Om Swastiastu, Pak Presiden.
Bapak I Ketut Gede Arthawa:
Pak Presiden.
Presiden RI:
Om Swastiastu.
Bapak I Ketut Gede Arthawa:
Sehat, Pak?
Presiden RI:
Ya, doanya.
Ibu Wayan Mary:
Sehat, Pak?
Presiden RI:
Ya, terima kasih.
Bapak I Ketut Gede Arthawa:
Ya, saya memperkenalkan diri, Pak. Nama saya I Ketut Gede Arthawa dari Bali. Ini bunda saya, Pak.
Ibu Wayan Mary:
Bu Mary.
Bapak I Ketut Gede Arthawa:
Bu Mary, dari Bali.
Ibu Wayan Mary:
Dari Bali, Pak Presiden.
Bapak I Ketut Gede Arthawa:
Saya ini dari Bali, ya.
Presiden RI:
Pak Ketut, Bu Mary, produknya apa? Produknya apa? Punya produk apa?
Bapak I Ketut Gede Arthawa:
Saya dari Bali, produknya patung Pak. Kerajinan kayu.
Presiden RI:
Oh, nggih. Biasanya apa? Berjualannya di Bali atau ada yang diekspor langsung?
Bapak I Ketut Gede Arthawa:
Ndak ada, Pak. Sementara kita di rumah ada galeri, Pak. Terus kita (di) objek-objek wisata kita ada tempatin, ada kita sewa, belum online Pak, sewa-sewa gitu aja, Pak.
Presiden RI:
Oh, terus dengan kondisi pandemi Covid-19 ini gimana jualannya?
Bapak I Ketut Gede Arthawa:
Aduh, kalau….
Ibu Mary:
Sepi, Pak, sepi.
Bapak I Ketut Gede Arthawa:
(Adanya) Covid-19 ini Pak, pengaruh sekali ini Pak, sampai turun sampai 50 persen. Saya tapi saya dari…ini, saya optimis ini untuk ke depannya kayaknya akan berlewat, berlalu jadinya, Pak Presiden.
Presiden RI:
Ya, kita berdoa bersama agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir dan ini sekarang saatnya untuk juga Pak Ketut, Bu Mary, bisa ini pindah ke…, dicobalah dipindah untuk ke platform digital untuk mengembangkan usahanya. Sudah dicoba belum?
Bapak I Ketut Gede Arthawa:
Sementara ini kan, ini Pak, belum ini Pak. Saya mau belajar masalahnya ini. Siapa tahu dari kepemerintahan bisa membantu nanti Pak, usaha kita sebagai UKM.
Presiden RI:
Iya, iya. Itu kalau bisa pindah ke platform digital, ada yang dijual offline tapi juga ada yang dijual online. Saya kira akan membantu meningkatkan omzet dari Pak Ketut dan Bu Mary.
Bapak I Ketut Gede Arthawa:
Iya. Nanti kalau Bapak ada acara ke Bali, nanti mampir ke rumah saya, ke ibu, di tempat di Jalan Raya Mas Pak, di Ubud Pak.
Ibu Ketut Mary:
(Ke) Ibu Mary.
Presiden RI:
Oh, di Ubud, nggih. Nanti diingatkan. Terima kasih.
Bapak I Ketut Gede Arthawa:
Iya, iya. Terima kasih, Pak. Terima kasih. Suksma.
Om Shanti Shanti, Pak.
Ibu Mary:
Terima kasih, suksma Pak.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Presiden RI:
Ya, suksma.
Saudari Astri Megatari (Pembawa acara):
Terima kasih, Pak Ketut dan Bu Mary. Semoga setelah ini langsung ya, segera jualannya lewat online. Nanti kalau misalnya sudah jualannya lewat online, saya beli, deh.
Bapak I Ketut Gede Arthawa dan Ibu Mary:
Ya, amin.
Saudari Astri Megatari (Pembawa acara):
Ya, selanjutnya kita akan ke Semarang….
Ibu Mary:
Kalau Pak Presiden (nanti) dikasih saja.
Saudari Astri Megatari (Pembawa acara):
Oke, terima kasih. Oke, selanjutnya kita akan ke Semarang, ada Mbak Dea Valencia di sana. Silakan, Mbak Dea Valencia.
Ibu Dea Valencia:
Selamat siang, Pak Jokowi yang saya hormati. Perkenalkan lagi, nama saya Dea Valencia, pengusaha batik tulis.
Presiden RI:
Ini produknya batik tulis, ya? Semua batik tulis? Enggak ada yang cat?
Ibu Dea Valencia:
Betul Pak, kita dari “Batik Kultur”, produksi kami semuanya handmade, batik tulis saja.
Presiden RI:
Hmm, bisa diceritakan ke yang lain, apa…hmm, bisa sukses melalui platform digital, gimana penjualannya kemudian caranya seperti apa sehingga yang lain bisa mengikuti.
Ibu Dea Valencia:
Jujur Pak, masa pandemi ini merupakan tantangan terbesar yang pernah saya hadapi. Awalnya sempat bingung mengingat di balik “Balik Kultur”, ada lebih dari 100 orang karyawan di mana 50 persen dari mereka adalah warga difabel/disabilitas.
Presiden RI:
Oh….
Ibu Dea Valencia:
Jadi, pada awal Maret Pak, saat mendengar dari suami saya tentang kelangkaan masker medis, kita mulai memproduksi masker kain juga. Sampai hari ini, 100 ribu masker kain telah kami produksi dan dijual melalui situs e-commerce. Dan juga disalurkan secara gratis kepada pekerja-pekerja harian yang juga membutuhkan.
Baru minggu lalu Pak, kami meluncurkan seri baru yang telah disempurnakan dengan merek “Kultur Mask” dan Puji Tuhan, stok kami terjual dalam waktu kurang dari 24 jam melalui situs e-commerce. Nah, dari sini Pak, saya mempelajari bahwa sebetulnya daya beli customer itu masih ada, tapi kebutuhan dan cara belinya yang berubah. Maka menurut saya, kita sebagai pengusaha harus dapat beradaptasi, berinovasi, dan berkenalan dengan dunia digital, dan bisa bersahabat dengan new normal ini.
Presiden RI:
Hmm… Jadi dari batik tulis kemudian bergeser ke masker? Tadi…atau gimana?
Ibu Dea Valencia:
Hmm, iya Pak. Betul, Pak. Jadi, terus terang sebab adanya WFH (work from home) dan PSBB (pembatasan sosial berskala besar), otomatis permintaan terhadap baju atau pun fesyen gitu, pasti sangat berkurang.
Presiden RI:
Berkurang.
Ibu Dea Valencia:
Jadi, mau enggak mau, untuk tetap bisa mempekerjakan seluruh karyawan kami, kami switch ke produksi masker untuk sekarang. Cuma sebetulnya, saya juga masih ada PR (pekerjaan rumah) nih Pak, untuk pengrajin-pengrajin batik tulis saya di Pekalongan, Sragen, Cirebon, dan pengrajin tenun di Jepara yang sebetulnya sekarang mereka belum kebagian rezeki.
Presiden RI:
Iya, iya. Ya, kemarin ini saya beli maskernya.
Ibu Dea Valencia:
Oh, wah, terima kasih ya, Pak. Nanti saya…nanti saya kirimin, ini kita bikin untuk besok 17-an, masih rada lama. Ini versi (masker) yang bendera merah-putih, merahnya di atas, putihnya di bawah.
Presiden RI:
Hmm, ya, saya masih banyak, kok. Tapi yang (masker) merah-putih tadi bagus.
Ibu Dea Valencia:
Terima kasih, Pak.
Presiden RI:
Saya kira ini, Mbak Dea ini bisa ditiru oleh yang lain (tentang) bagaimana menggunakan platform digital untuk menjual produk-produknya dan juga menggeser dari produk yang sebelumnya, meskipun ini (batik tulis) masih tapi digeser juga ke produksi masker yang memang sekarang ini permintaannya saya kira meningkat sangat tajam.
Terima kasih Mbak Dea, terima kasih. Sukses.
Ibu Dea Valencia:
Terima kasih, Pak.
Saudari Astri Megatari (Pembawa acara):
Baik, terima kasih Mbak Dea dari Semarang. Semoga tadi ceritanya bisa menginspirasi pelaku industri produk-produk kreatif Indonesia dan juga pelaku UMKM Indonesia. Saya akan coba kembali ke Pak Rizki, masih tersambung bersama kami? Pak Rizki?
Bapak Rizki Kurnianto:
(Tidak ada suara)
Saudari Astri Megatari (Pembawa acara):
Wah, sayang sekali. Tidak terdengar suaranya. Baik, mohon maaf Pak Rizki karena suaranya tidak terdengar, sayang sekali tidak bisa bergabung dan berbincang dengan Pak Presiden pada pagi hari ini, tapi kami mengucapkan terima kasih sudah bergabung bersama kami. Iya.
Dan pemirsa, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada seluruhnya yang sudah bergabung. Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak H. Joko Widodo, terima kasih Pak, suatu kehormatan Bapak bisa bergabung bersama kami dan meresmikan Gerakan #BanggaBuatanIndonesia. Terima kasih juga, saya ucapkan kepada seluruh pelaku UMKM dan produk kreatif Indonesia, Pak Rizki, Pak Ketut, Bu Mary, Mbak Dea, serta seluruh pelaku industri ekonomi kreatif dan UMKM di Indonesia. Terima kasih juga kepada seluruh pemirsa yang sudah menyaksikan dan bergabung bersama kami.
Dan, jarak mungkin sedang membatasi ruang gerak kita secara fisik tapi jangan sampai membatasi kreativitas kita. Mari terus berkarya menghasilkan produk-produk kreatif dan #BanggaBuatanIndonesia.